Jake sedang memainkan ponselnya sambil menunggu seseorang datang.
Ttring
Jake menoleh ke arah pintu mengira sahabatnya itu yang datang, namun yang Jake dapatkan bukan sahabatnya.
Melainkan Sunoo, Jake memperhatikan Sunoo yang sedang berjalan menuju meja yang lumayan jauh darinya.
"Nunggu lama?" itu yang Sunoo ucapkan kepada orang berkemeja biru langit.
Kafe ini memang lagi sepi, jadi Jake bisa mendengarkan apa yang mereka ucapkan walaupun ujungnya semakin terasa samar.
"Jungwon"
Jake menautkan kedua alisnya saat Sunoo lagi lagi mengatakan dengan suara khasnya.
Jungwon, satu kata yang terlintas dipikiran Jake saat ini. Dia memikirkan orang yang Sunoo katakan barusan.
Tunggu, Jungwon kan.....?
Sunghoon saat ini sudah pulang ke rumah nya dengan sesuatu ditangan nya.
Kriett
Membuka pintu, Sunghoon merasakan kesunyian dirumahnya. Iya lah sunyi.
"Jungwon?" panggil Sunghoon yang sama sekali tidak disauti.
Sunghoon mengecek setiap ruangan. Mencari keberadaan sang adik yang ingin dia beritahu sesuatu.
Cklek
Sampai di kamar ruangan Jungwon, Sunghoon memperhatikan setiap sudut ruangan itu. Sampai akhinya dia menemukan sebuah note diatas meja belajar milik Jungwon.
_________________________________________
Aku pergi ke rumah temanku untuk mengerjakan tugas kelompok. Rumah sudah Jungwon bersihkan.To : Kak Sunghoon
------------------Ok, Sunghoon bisa bicarakan hal itu nanti saat Jungwon sudah pulang dari rumah temannya.
"Ni-Ki pulang!" triak Ni-Ki
Kriett
Berjalan masuk, Ni-Ki melihat Heeseung sedang duduk di sofa dengan tugas kantor yang adi didepan nya.
'Maaf' batin Ni-Ki. Dia ingin mengatakan itu kepada Heeseung. Namun kenyataanya, Ni-Ki harus memendam kata itu untuk menutupi sesuatu yang dia sembunyikan selama ini.
Ni-Ki bergegas meninggalkan ruang tv, sebelum akhirnya suara Heeseung membuatnya berhenti berjalan, terdiam.
"Nishimura Riki's diary" itu yang Heeseung ucapkan.
Ni-Ki masih terdiam ditempat, enggan bergerak, ataupun menoleh kesamping kiri dimana Heeseung berada.
"24 Augustus" Heeseung mengatakan sesuatu lagi.
Tidak usah ditanya, Ni-Ki sudah keringat dingin ditempatnya. Kak Heeseung sudah tau? Itu yang ada dipikirannya saat ini.
"Bentar kakak lupa" Heeseung merogoh saku celananya mengeluarkan sebuah buku diary yang diketahui pemiliknya adalah Ni-Ki.
"Penghianatan, kerja sama, dendam, saling membenci, menyembunyikan sesuatu, saling mencurigai, tidak percaya, menuduh, kasus, pembunuhan" ujar Heeseung lantang, lagi dan lagi Ni-Ki terdiam kaku di tempat.
"Maksud semua ini apa Nishimura Riki?" tanya Heeseung sambil menekan nama lengkap Ni-Ki.
"I-itu"
Drrttt... Drrttt...
Heeseung berdecak, hampir saja dia mengumpat karena seseorang tiba-tiba menelpon nya.
"Hee-"
"Tidak menerima panggilan" potong Heeseung sinis.
"Ck, belum ngomong apa-apa"
Ni-Ki perlahan menoleh kearah Heeseung, Heeseung sibuk telponan sambil sesekali fokus menulis. Bahkan orang diseberang telponnya juga kena marah.
Merasa aman, Ni-Ki segera berjalan kearah kamar. Meninggalkan Heeseung di ruang tv itu.
"Selamat"
Jungwon dan Sunoo masih asik berbicara, tanpa menyadari seseorang menatap mereka sambil sesekali mendengarkan orang didepannya.
"Jungwon" panggil Sunoo nada nya mulai berubah menjadi serius.
"Iya kak?" disaut Jungwon sambil nyeruput minumannya.
"Kakak mau ngomong"
"Terus?" Jungwon memang agak ngeselin, tapi Sunoo sabar.
"Kakak tidak kena tuduhan, begitu juga dengan kamu"
Jungwon seketika mendongak menatap sang kakak.
"Kamu ikut kak Sunghoon. Kakak ikut kak Heeseung sama Ni-Ki"
"Ter-"
"Denger dulu, jangan motong ucapan kakak sampai kakak ngizinin kamu bicara"
"Iya" jawab Jungwon
"Kasus kematian, saling berpecah, menuduh satu sama lain, tidak ada kerukunan"
"Hufttt" Sunoo menghela nafas sampai akhirnya dia mengatakan hal yang membuat Jungwon melotot sempurna.
"Mau kerja sama?"
"Jika tidak keberatan dan kenyataan nya seperti itu . . .
Ok, mulai hari ini kita kerjasama"
KAMU SEDANG MEMBACA
Treason | ENHYPEN
Action[END] Pembunuhan orang tua yang tanpa diketahui apa alasan di balik semua itu, seorang laki-laki berusaha untuk menyembunyikan sebuah fakta dengan menggunakan topeng andalannya. Penghianatan yang berawal dari kebencian dan berujung menjadi dendam.