Flashback
"Jake?"
Jake yang setia memejamkan matanya langsung membuka mata dan mendongak menatap Jay dengan malas.
"Numpang tidur" Jake segera berjalan menuju sofa dan merebahkan dirinya di atas sofa itu.
Namun siapa sangka, Jay malah mengajak Jake berbicara membuat Jake mengurungkan niat tidurnya.
"Ada apa?" tanya Jake sambil mengubah posisi menjadi duduk.
"Mau bicara sebentar" Jay menutup laptopnya dan duduk di sofa depan Jake membuat posisi berhadapan.
"Hm"
"Dua hari yang lalu, aku bermimpi"
Jake yang mulai tertarik langsung membuka mata menatap Jay serius
"Di mimpi itu, ada 4 orang sedang berkumpul dan anak yang bertubuh kecil ingin 3 kakak nya mengikuti dia untuk melarikan diri"
"Melarikan diri?"
"Ya. Lalu, karena tidak dituruti. Anak yang bertubuh kecil tadi mengancam 3 kakaknya dengan mengatakan 'kita akan saling berpecah dan berkhianat satu sama lain. Tunggu saja hari itu' kau tahu siapa anak itu?" tanya Jay, dia benar benar ingin mengetahui siapa anak kecil itu.
"Aku tidak tahu, yang pasti dia salah satu dari keluarga kita"
"Aku juga berpikir seperti itu"
"Bagaimana kau bisa bermimpi seperti itu?"
"Mungkin itu sedikit memori, saat kita masih kecil"
Sedikit cerita, setelah 1 bulan anak yang bertubuh kecil itu mengancam. Jay di ajak kedua orang tua itu ke suatu tempat.
Namun diperjalan dia mengalami kecelakaan yang membuat dirinya amnesia ringan, dan apa yang terjadi dengan kedua orang tua itu?
Mereka hanya mendapatkan luka ringan. Aneh bukan?
"Memorimu?" Jake menautkan kedua alisnya.
"Kurasa begitu"
"Kau tau seperti apa wajah anak bertubuh kecil yang kamu ceritakan?"
"Wajahnya terlalu buram"
Flashback End
Jay menatap bingkai foto di tangan nya, terdapat 2 orang berbeda jenis kelamin yang diketahui salah satunya adalah Han Minseong, dan satunya Yeon Haera.
Setau dia, kecelakaan saat itu.
Sudah dua orang itu rencanakan.
Heeseung mengusap wajahnya kasar, sedangkan Sunoo sejak tadi masih diam mengatur nafas nya. Heeseung memasang wajah seriusnya kembali.
"Ada apa dengan mu Sunoo?"
Sunoo tetap diam, tidak peduli dengan Heeseung. Bahkan Sunoo tidak menggubris pertanyaan Heeseung yang sudah dilontarkan 5x
Merasa lelah, Heeseung akhirnya memilih untuk diam. Membiarkan Sunoo berbicara dengan sendirinya.
"Orang itu" ujar Sunoo akhirnya, Heeseung langsung menatap Sunoo serius.
"Yang dikatakan kak Heeseung 2 hari yang lalu, ternyata benar"
Heeseung memilih diam, dia tidak ingin memotong perkataan Sunoo.
"Aku tidak peduli dengannya sekarang"
"Seharusnya aku mengikuti apa yang kakak ucapkan"
"Ternyata dia hanya memanfaatkan ku saja"
"Sebenarnya . . . "
"Sebenarnya?" tanya Heeseung bingung saat Sunoo tiba-tiba terdiam.
"Aku sudah sadar 2 minggu ini"
Heeseung menatap Sunoo tidak percaya. Jadi yang tidak tahu itu Sunoo atau dirinya?
"Kenapa tidak selesaikan saja"
"Aku hanya ingin tau, seberapa bisa dia berdiri sendiri" Sunoo menampilkan senyum miring, Heeseung yang berada di sampingnya langsung bergidik ngeri.
Ni-Ki masuk kedalam rumah nya mencari Sunghoon di setiap ruangan sampai suara pintu utama terdengar, Ni-Ki langsung berjalan keluar dari kamar Sunghoon.
"Ada yang ingin kutanyakan"
"Hm" Sunghoon menatap Ni-Ki bingung
"4 surat itu"
"Aku sudah bilang itu ada di le-"
"Sudah kucari, dan semua lemari besi itu kosong tidak meninggalkan sisa"
Sunghoon menautkan kedua alisnya, gak mungkin surat itu hilang sedangkan ruangan gudang itu tersembunyi.
"Kamu tidak bercanda?" Sunghoon menatap datar sang adik
"Mengatakan berkas itu tidak penting, tapi sendirinya yang kelabakan" cibir Ni-Ki.
Sunghoon yang sudah biasa dengan sifat ajaib Ni-Ki hanya menghembuskan nafas lelah.
"Memang tidak penting, tapi aku tidak tau kalau 4 berkas itu akan hilang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Treason | ENHYPEN
Acción[END] Pembunuhan orang tua yang tanpa diketahui apa alasan di balik semua itu, seorang laki-laki berusaha untuk menyembunyikan sebuah fakta dengan menggunakan topeng andalannya. Penghianatan yang berawal dari kebencian dan berujung menjadi dendam.