Bab 1

51 15 9
                                    

Mantan mungkin meninggalkan bekas luka, ya begitulah kenapa ada seorang mantan. Mustahil sekali, itu tidak terjadi apapun alasannya walau ada yang bilang demi kebaikan, demi sesuatu yang terkadang disebut berkorban atau apalah, yang jelas kandasnya suatu hubungan pasti akan meninggalkan bekas luka di hati masing-masing.

Satu luka bisa saja menghapus semua kenangan indah saat bersama, hingga terlupa begitu saja, lalu kata pisah yang terucap dan ajaibnya luka itu belum juga tertutup saat waktu telah berlalu dan mempertemukan kembali sejoli yang telah berpisah beberapa tahun silam.

Alesha seorang yang selalu menganggap dirinya takut menjalani suatu hubungan karena beberapa kegagalan yang ia alami dimasa lalunya. Dua orang pria bermusuhan hingga sekarang, itu karena menyukainya. Bukan salahnya sebenarnya, tapi hal itu sudah melekat terdoktrin di dirinya. Itulah sebabnya, hingga kini ia enggan menerima cinta dari pria manapun.

"Kasihan Lesha, dia sudah menyatakan perasaannya berulang kali. Apa benar-benar tak ada harapan untuk Ridho?" ucap teman kantornya sekaligus teman sejak SMAnya bernama Putri yang selalu memprotes setiap keputusan sahabatnya yang dipikirnya selalu salah mengambil keputusan.

Alesha hanya tersenyum tak menghiraukan ucapan temannya, toh jawabannya juga tak akan memuaskan hati sahabatnya. Dia memilih sibuk dengan benda pipih kotak ditangannya, menaik turunkan layar beranda sosial medianya.

"Hei, apa kau tak dengar aku?" Putri mencubit lengan Alesha.

"Aw, sakit tau. Memang kamu ngomong apa?" Alesha pura-pura tak mendengar. Dia malas sekali membahas soal begituan.

Hidupnya sudah cukup tenteram tanpa kehadiran seorang laki-laki yang selalu membuatnya pusing, kacau, sedih, bahkan menangis. Pikirnya, laki-laki yang pernah mampir dihidupnya selalu saja tak pernah beres, ada saja hal yang membuatnya kecewa.

"Heh, sok gak dengar lagi," sindirnya.

"Jangan bahas hal itu, aku males."

"Pulang nanti, temenin aku belanja, yuk. Habis itu aku traktir deh di tempat biasa."

"Boleh, kebetulan kulkasku juga sudah mulai kosong." Alesha ingat, tadi pagi ia tak sarapan, karena isi kulkas yang hampir tak ada apapun.

Semenjak lulus SMA, ia merantau ke kota besar, untuk bekerja. Satu tahun kemudian, dirasa tabungannya sudah lumayan, dia memutuskan melanjutkan studinya masih di kota besar ini. Sendirian membuatnya terpaksa menjadi wanita mandiri, dengan kebiasaan manja sejak dulu yang kadang membuatnya sangat merasa kerepotan menghadapi sulitnya hidup sendiri di kos.

Alesha adalah anak terakhir dari empat bersaudara, wajar saja jika ia kesayangan ayah ibunya dan kebencian dari kakak-kakaknya yang iri dengannya. Kebencian di sini bukan berarti kakak-kakaknya jahat atau tidak sayang padanya, tapi cenderung suka mengoloknya, "Dasar anak manja."

Pulang bekerja, Alesha dan Putri ke mal dekat kantor mereka. Sama-sama mendorong keranjang troli, mereka berdua memilih kebutuhan mereka masing-masing.

"Aku udah selesai, aku ke kasir dulu, ya." Alesha menuju kasir dengan mendorong troli belanjanya.

Tidak lama, Putri juga menyusul Alesha dan mengantre di belakangnya. Selesai dihitung kasir dan diakhiri pembayaran, mereka berdua lanjut ke kafe tempat mereka biasa nongkrong.
Mereka memesan makanan beserta minum, tak lupa kentang goreng untuk camilan. Sedang asyik menikmati sajian yang ada di meja, tanpa sepengetahuan Alesha, Putri ternyata memanggil kekasihnya Adit untuk bergabung dengannya sekarang.

Terlihat raut wajah Putri memelas, memohon ampun pada Alesha. "Maafkan aku." Seperti itu wajahnya yang tergambar.

"Sudah lama? Maaf aku tadi baru selesai sooting untuk konten terbaru, jadi terlambat," ucap Adit setelah duduk.

Alesha tertunduk lesu, bagaimana Putri melanggar janjinya. Dia dulu pernah berjanji ke Alesha, tidak akan mempertemukannya dengan Adit lagi sampai mereka berdua resmi menikah. Kenapa begitu? Karena Adit adalah mantan Alesha saat SMA, walau bukan mantan sesungguhnya, tapi publik mengetahuinya begitu. Aslinya itu adalah cinta sepihak Adit, dengan keadaan terpaksa Alesha menyetujui ide gila Adit.

Adit adalah ketua OSIS saat itu kelas dua belas, Alesha kelas sebelas, karena demi memutuskan pacarnya yang bernama Rizky, Alesha terpaksa pura-pura menerima cinta Adit yang berujung mereka pura-pura pacaran.
"Maaf aku balik dulu, ada urusan mendadak." Alesha memilih pergi. Dia tak ingin lama-lama duduk bersama mantan palsunya itu.

Adit sekarang bertransformasi menjadi seorang youtuber terkenal, pengikutnya setara hampir setara dengan bang Atta Halilintar. Terbayang enggak berapa tuh jumlahnya? Ngeri deh, Alesha tak mau lagi terjerat dengannya. Waktu dulu saat dia jadi ketua OSIS saja, dia sudah cukup repot dan pusing bersamanya. Apalagi sekarang yang hampir semua orang mengenalnya. Bisa kena hajar netizen, kalau sesuatu hal terjadi di antara mereka. Alesha yakin, yang disalahkan pasti dia bukan idolanya.

Seperti saat dulu, Adit berantem dengan teman Alesha yang bernama Rangga. Orang-orang beranggapan, bahwa Alesha yang salah, dia tak mampu menjaga kepercayaan Adit. Bagaimana jika terjadi sekarang, seluruh wanita di negeri ini akan mengutuknya. Mengerikan sekali, jaman sekarang tak saling mengenal saja saling menghujat walau lewat ketikan jari. Padahal apa yang tampak di sosial media belum tentu benar adanya di dunia nyata.

Pernah terjadi, kala itu karena ulang tahun Putri, ia terpaksa mengalah hadir demi dia, walau Adit ada di sana. Saat itu bukannya Putri yang jadi perhatian Adit, eh matanya selalu tertuju pada Alesha yang menghindarinya. Pada kesempatan itu, Putri mengajak Alesha berfoto, Adit dengan tidak tahu malunya malah nimbrung di tengah antara kedua gadis itu. Mengunggahnya ke IG, banjir tuh komentar pedas, panas, kaya seblak dan ayam geprek level setan. Beberapa orang yang dulunya satu SMA dengan mereka, membeberkan masa lalu ketiganya dengan versi mereka sendiri yang semuanya disangkut pautkan sesuka mereka. Bahkan kebanyakan dari mereka, menyuruh Putri untuk berhati-hati dengan temannya. Katanya sekarang, jamannya teman makan teman dan lain sebagainya yang menjadikan banyak komentar buruk untuk Alesha, dan banyak komentar nasihat untuk Putri.

Sejak saat itu, orang-orang nyata di kehidupan Alesha dan di sekelilingnya mempertanyakan kebenaran padanya, sampai membuat budek gendang telinga yang mendengar. Apa yang harus dijelaskannya, jawab jujur terdengar konyol, jawab apa adanya terlihat mengada-ada. Serba salah, ia memilih bungkam dan menghindari mereka. Bukan hanya dunia nyata, dunia mayanya juga diberondong oleh banyak orang yang tak dikenal dengan membawa hujatan tanda perang, yang berakhir Alesha memprivat akunnya dan juga menonaktifkan kolom komentar. Untung saja dia cukup kuat, tak terkena gangguan mental, walau saat sendiri di kamar dia menjawab semua komentar buruk orang dengan membeberkan fakta sebenarnya, sambil menangis, kemudian tertawa sendiri seperti orang kurang waras. Namun, itu adalah bentuk melegakan hatinya, mengeluarkan unek-unek yang tersimpan sejak dulu.

"Hei, kalian tahu. Aku dulu tidak pacaran dengan Adit idola kalian, dia memaksaku menerima cintanya. Dia juga mengekangku, aku tak boleh berteman dengan cowok manapun. Dia juga membuatku harus mematuhinya, dan satu lagi kenapa Putri harus berhati-hati, yang membuat mereka pacaran itu aku, akulah yang menjodohkan mereka. Iya aku." Alesha terisak, tangannya seperti sedang menuding seseorang. "Saat aku mulai menyukai dia, aku juga harus terpaksa menahannya untuk idola kalian. Apa kalian tidak kasihan padaku? Hingga aku lulus sekolah, aku bahkan tak sempat membalas cintanya atau sekedar mengutarakan isi hatiku sejak dulu. Kalian tahu, ini sangat menyiksa, karena dia sekarang sudah pergi jauh bahkan mungkin sudah lupa denganku." Alesha lalu cekikikan, dengan air mata yang masih deras mengalir. "Iya, dia pasti sudah melupakanku." Dia kembali terisak lagi.

Seperti itulah Alesha, memendam perasaannya, menganggap segalanya yang sudah terjadi ya sudahlah biarkan terjadi. Itu moto hidup yang membuatnya, mengalami banyak kesulitan, tetapi hingga saat ini terus berlanjut dan tidak disadari kalau moto itulah yang menyulitkannya.

Ex (Tak Terbatas Waktu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang