Lima tahun sebelumnya.
Alesha masuk kamar dan mengunci pintunya. Dia menangis tengkurap di kasurnya. Dia merasa kalah bertaruh dengan Fira. Dia sudah tahu akan begini tapi dia tetap bertaruh.
Malam hari jam 8 malam, Rizky benar-benar kembali ke rumah Alesha setelah mengantar Fira pulang.
Alesha masih di kamar belum keluar dari siang. Rizky bertemu mama Alesha dan meminta izin untuk bertemu Alesha.“Alesha belum keluar dari siang, biasa dia kalau tidur sore itu suka bangunnya malam. Nanti malam-malam pasti kebangun karena kelaparan.” Mamanya tidak mengetahui kejadian sebenarnya pada putrinya. Yang dia tahu itu memang kebiasaan Alesha yang suka tidur di sore hari.
“Boleh enggak Mah, aku bangunkan dia?”
“Boleh.”
Rizky mengetuk pintu kamar Alesha. “Lesh. Kamu masih tidur?”
Tidak ada jawaban apa pun dari Alesha. Alesha sengaja diam biar Rizky pergi. Hatinya terlanjur kesal dan marah.
Mama berjalan ke arah Rizky dan menggedor pintu kamar putri bungsunya. “Begini cara bangunin ini bocah, harus gedor yang keras!” mama memberitahu Rizky.
“Lesh, Alesha ini ada Rizky!” teriak mama. “Kalau tidak keras suaranya, dia enggak bakal bangun Ki.” Mama menatap Rizky yang sedang bengong melihat tingkahnya.
"Iya mah, mama saja yang bangunkan Alesha. Rizky akan membangunkan lewat telefon mah.” Rizky kembali ke ruang tamu.
Mama terus dengan keras membangunkan putrinya. Namun Alesha yang tetap diam dan pura-pura tidur.
Berisik banget mama! Batin Alesha kesal.
“Dasar! Udah dibilangin jangan tidur sore, masih saja. Harus ngomong apalagi mama ke kamu!” Mama kesal dan ngomel-ngomel karena dia pikir putrinya tidak bangun-bangun.
Ya ampun mah, udah sanah enggak usah teriak-teriak! Suruh Rizky pergi saja! Batin Alesha. Dia sudah merasa terlalu berisik suara mamanya yang nyaring kaya kaleng rombeng.
Mama lelah dengan putrinya masih belum memberikan jawaban. Dia pun menyerah untuk membangunkannya dan menemui Rizky.“Maaf ki, Alesha enggak bangun. Dia memang gitu, kalau tidur sore susah bangunnya.”
“Ya Mah enggak apa, nomornya juga enggak aktif dari tadi. Ya sudah Rizky pamit pulang saja Mah, nanti kalau sudah bangun sampaikan kalau Rizky datang gitu Mah.” Rizky beranjak dari tempat duduknya sekarang.
“Iya nanti pasti disampaikan. Hati-hati di jalan Ki!” mama Alesha mengantar sampai pintu rumah.
“Bilang juga Mah, besok Rizky jemput pulang sekolah!” Rizky berkata sambil menaiki motor dan pergi.
“Oh iya-iya.” Mama masuk ke rumah dan menutup pintu serta menguncinya.
Alesha melihat dari jendela kamarnya dan mendengar suara motor Rizky yang telah pergi bangun dari tidurannya dan berlari ke kamar mandi. Dari tadi dia menahan buang air kecilnya. Tapi karena memang dia tidak ingin menemui Rizky. Dia tetap bertahan.Mama melihat kamar Alesha sudah terbuka, dia menuju kamar Alesha namun kosong. “Ke mana Alesha?”
Mama menuju ke dapur mengecek keberadaan Alesha. Dia hafal, kalau bangun malam tujuan Alesha adalah dapur. Saat mengecek ke dapur ternyata tidak ada, “Lho, ke mana dia? Kok enggak ada juga.”Alesha keluar kamar mandi dengan muka lusuh, rambut awut-awutan, dan mata yang sembab. Dari belakang menghampiri mamanya yang sedang di dapur. “Mah!” Alesha memegang bahu mamanya.
Mama Alesha menengok dan kaget dengan Alesha yang awut-awutan. “Aaaaa!” jerit mama menutupi wajah dan matanya.
“Mah, ini Alesha.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex (Tak Terbatas Waktu)
Teen FictionAlesha gadis sederhana, yang terlanjur menutup hatinya setelah gagal di masa lalunya. Dia tak mengizinkan laki-laki masuk ke hatinya, apalagi menerima cinta seorang laki-laki. Ini berawal saat SMA dulu, ia terpaksa menerima cinta Adit demi memutuska...