Bab 6

16 11 0
                                        

Beredar video cinta segitiga kejadian kemarin, hanya saja video itu tak utuh dari awal. Video itu hanya berisi adegan terakhir saat Alesha menyuruh Adit putus dengan Putri, dan berakhir dengan tamparan Putri dan Alesha pergi.

Semua hujatan tertimpa pada Alesha, tidak hanya di dunia maya, dunia nyata pun tak luput darinya. Teman satu kantor sangat simpatik pada Putri dan sangat membenci Alesha.

“Yang sabar ya, Put,” ucap semua orang pada Putri.

Sedangkan Alesha, hanya tatapan tajam penuh kebencian yang ia terima. Sekarang kantor terasa neraka baginya, tempat kerja yang biasanya terasa sangat nyaman baginya, kini membuatnya merasa sangat ingin meninggalkannya.

“Pantas saja, dia menolakku. Oh jadi itu sebabnya karena Adit,” sindir salah satu karyawan pria yang pernah ditolak cintanya oleh Alesha.

“Makanya sadar diri dong kamu, sainganmu berat, seorang youtuber terkenal. Haha,” jawab teman pria itu dengan sindiran juga.

Alesha menahan air matanya yang akan jatuh, dan berlari ke toilet. Ditumpahkan semuanya di situ, ini bukan kali pertama terjadi padanya, namun kenapa kali ini terasa sangat menyakitkan. Mungkin karena Putri yang tak percaya lagi padanya, atau karena video yang tersebar tak utuh.

Kenapa tega sekali. Siapa yang menyebar video itu?batin Alesha.

****

Rizky menjemput Alesha dari kantor tanpa mengabari lebih dulu, dia melihat video yang tersebar, dia berniat menghibur Alesha mengajaknya jalan-jalan.

“Aku tak apa-apa, ngapain jemput segal sih,” ucap Alesha tertawa kecil.

“Kita bicara nanti saja. Ayo naik!” Rizky memberikan helm.

“Motor ini masih sama kayak dulu,” ucapnya dengan memakai helm lalu membonceng.

“Iya dong, biar kamu ingat juga kenangan kita, hehe,” canda Rizky kemudian melajukan motornya kencang.

Nyatanya, Alesha benar-benar teringat kenangan saat naik motor ini. Motor ini, adalah motor yang dinaikinya untuk kencan pertama dihidupnya bersama seorang cowok.

Tujuh tahun lalu, saat ulang tahunnya, Rizky mengajaknya menonton film. Menaiki motor yang sama, Alesha pertama kali membonceng, memeluknya dari belakang dan merasakan kenyamanan berada di belakangnya bersandar pada punggungnya. Bersama Rizky, segalanya serba pertama untuk Alesha. Cinta pertama, pacar pertama, dan kissing.

“Bagaimana apa kau sudah mengingat semua?” tanya Rizky.

“Mmm, entahlah.” Alesha memilih bungkam, padahal jelas-jelas dia mengingat semuanya.

Mereka berhenti di suatu puncak, setelah sekitar satu setengah jam perjalanan ditempuh. Udara yang segar, sejuk dan suasana yang hampir gelap membuat mereka duduk santai di dekat mamang-mamang penjual jagung bakar.

“Mang dua ya.” Rizky menunjukkan dua jari tengah seperti tanda peace ke mamang penjual jagung bakar.

“Siap kang kasep,” jawab mamang jagung dengan masih mengipas.

“Kenapa ke sini?” tanya Alesha.

“Nyari yang sejuk, ademin pikiran, biar gak panas.”

“Emang pikiran sedang panas?”

“Sangat. Tapi liat kamu, sekarang udah enggak, wajahmu adem bikin hati tentrem dan pikiran ayem.” Rizky tersenyum dengan gombalannya. Sekarang, dia harus melakukannya untuk pengalihan perasaan Alesha sekarang. “Makanya, kamu lihat wajahmu saja, biar kamu juga adem kayak aku.”

Ex (Tak Terbatas Waktu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang