Minggu yang cerah membuat Alesha ingin merefresh otak supaya lebih bisa berpikir cerah. Dengan semangat, dia mempersiapkan diri, menyiapkan barang-barang yang akan dibawa olehnya ke pantai. Menurut obrolan antara dia dan Putri semalam, mereka memutuskan hanya akan pergi berdua saja tanpa gangguan siapapun lagi.
“Ingat loh Put, kali ini rahasiakan darinya. Bilang aja kamu kemana, yang penting jangan bilang sama aku.” Alesha tak mau liburannya, diganggu dengan kehadiran seorang youtuber.
“Sip, aku janji kali ini hanya tentang kita berdua.”
Langit cerah berawan biru, matahari juga tak kalah cerah, malah sangat cerah, hingga membuat mata silau jika memandangnya. Kedua gadis ini, bersenang-senang di bibir pantai, memainkan pasir, membuat istana pasir seperti bocah cilik.
“Jadi keinget masa kecil, pingin balik deh jadi anak kecil lagi, yang taunya hanya main, hidup tanpa beban apapun.” Alesha tersenyum mengingat masa kecilnya, dengan tangan yang masih menyempurnakan bentuk istana pasirnya.
“Betul banget, waktu kecil aku ingin cepat dewasa supaya bisa melakukan banyak hal menyenangkan. Aku menyesal sekarang, ternyata lebih menyenangkan masa itu, aku sangat merindukan masa kecilku.”
Mereka yang masih sibuk dengan obrolan kenangan masa kecil, tertawa lepas, seperti sedang kembali ke masa yang sedang mereka rindukan. Sampai seorang pria tiba-tiba sedang main kejar-kejaran tersandung, lalu jatuh ke istana pasir yang hampir sempurna, dan menghentikan tawa mereka. Alesha dan Putri tercengang, melongo. Istana yang dibuat dengan kenangan hampir satu jam lebih, hancur di depan mereka.
“Heh dasar keterlaluan, kalian harus tanggung jawab. Kayak anak kecil aja sih, kejar-kejaran!” omel Alesha pada pria yang masih tengkurap kesakitan memakai kaos tanpa lengan.
“Alesha, kamu Alesha, kan?” tanya seorang pria yang mengejar pria yang jatuh tadi.
Alesha menengok ke arah pria yang bertanya, wajahnya tampak tak asing, sejenak dia berusaha mengingat, siapa pria di hadapannya. “Ow, Reno teman Rizky, ya?”
“Syukurlah kau masih ingat.” Reno terlihat sangat senang. “Heh, bangun Ki, kamu enggak apa-apa?” Reno menolong temannya untuk berdiri.
Alangkah terkejutnya Alesha melihat orang yang jatuh ke istananya adalah lelaki masa lalunya, Rizky mantan pacarnya dulu sekaligus cinta pertamanya.
“Kau mengenal mereka?” tanya Putri.
Alesha menganggukkan kepala. Masih tak percaya dengan apa yang terjadi, dia mengucek-ucek matanya, kali saja ini hanya mimpi.
“Bukan hanya kenal, dia mantan Alesha.” Reno menunjuk ke Rizky.
“Oh jadi kamu yang namanya Rizky?” Ganteng juga mantan Alesha, batin Putri.
“Hay, apa kabar?” sapa Rizky ke Alesha.
“Baik, kamu sendiri?” tanya balik Alesha sedikit gugup.
“Baik juga.”
Obrolan terhenti, kecanggungan diantara keduanya sangat tergambar jelas membuat Reno menggoda mereka untuk mencairkan suasana. “Cie, tanda-tanda CLBK nih.”
“Diam kamu!” Rizky melotot ke Reno. “Kita permisi dulu.” Rizky menarik Reno mengajak pergi.
“Mantan kamu ganteng juga ya? Kenapa enggak balikan aja?” goda Putri setelah mereka jauh dari pandangan.
“Ngaco deh, udah deh ayo kita buat lagi istananya.”
“Ah males ah, mereka harus tanggung jawab atas kerusakan yang terjadi.” Putri berlari mengejar Rizky dan Reno.
Para pria yang berjalan pelan, memudahkan Putri cepat sampai ke mereka.
“Heh, kalian lari dari tanggung jawab, setelah merusak istana kami, kalian pergi begitu saja. Laki-laki macam apa kalian,” ucap Putri pada keduanya. Ini hanya taktiknya saja, supaya mantan kekasih bisa komunikasi lebih lama. Siapa tahu kan, ini takdir mereka.
Reno juga menangkap sinyal Putri, dan melancarkan taktiknya. “Baik-baik kita akan tanggung jawab, ayo Ki tunjukan pada wanita ini, kita laki-laki yang sangat bertanggung jawab.
Mereka berempat bersama membuat ulang istana pasir di bawah matahari yang semakin tinggi dan terasa panas. Orang-orang sekitar yang lewat, memandang aneh keempat orang dewasa yang seperti anak-anak.
Alesha yang sudah tidak tahan kulitnya seperti terbakar, sebenarnya lebih tak tahan lagi dengan mantannya, memutuskan menyudahi istana pasirnya. “Aku rasa cukup, kalian juga tak perlu membuatnya lagi.” Alesha beranjak pergi meninggalkan kedua pria, disusul juga Putri yang mengejarnya yang sudah pergi duluan.
Alesha dan Putri ke sebuah cafe dekat pantai, menikmati segarnya kelapa hijau dan nikmatnya ayam goreng. Ternyata mereka dipertemukan lagi di cafe itu.
“Hei, kita ketemu lagi ya Les,” kata Reno yang baru datang langsung ikut gabung satu meja dengan Alesha dan Putri, membuat Rizky terpaksa ikut duduk di sebelahnya.
“Iya, kebetulan sekali.” Alesha masih belum siap dengan keadaan ini, bertemu dengan Rizky di tempat ini, suatu hal yang tak terduga. Padahal kan setahu Alesha, terakhir kali dia masih di Jogja.
Setelah kedua pria memesan menu sama, mereka juga terlihat menikmati segarnya air kelapa hijau.
“Kamu sekarang tinggal di mana Les?” tanya Reno.
“Aku tinggal di daerah utara,” jawab Alesha.
“Kamu enggak tanya, kami sekarang tinggal di mana. Kalau kamu tahu pasti kaget.”
“Memang di mana?” Alesha mengernyitkan dahi, jangan-jangan mereka tinggal di daerah yang sama dengannya.
“Kami tinggal di daerah selatan, kami baru pindah kemarin. Aku malas sebenarnya, pindah ke sana tapi demi sahabat baikku yang baru saja gagal nikah, aku ikhlas lah, gak papa.”
Ternyata Rizky, baru saja gagal menikah karena tunangannya kabur dengan pria lain yang dicintainya. Karena sejatinya keduanya hanya korban perjodohan ayah si gadis. Saat hari H pernikahan mereka, si gadis pergi tanpa pamit dan sekarang entah dimana keberadaanya.
Rizky menginjak kaki Reno yang hanya menggunakan sendal jepit, menyesalkan kenapa harus menceritakan aibnya itu, apalagi pada mantannya.
“Ya ampun, aku turut prihatin, kenapa bisa gagal?” Alesha merasa sedikit iba pada Rizky.
Itulah kenapa Rizky marah, dia tidak suka dengan rasa iba yang ditunjukkan padanya, yang semakin membuatnya terlihat menyedihkan dan merasa tak nyaman. “Karena, em karena bukan jodoh aja mungkin.”
“Yang sabar ya, aku yakin kamu akan menemukan yang lebih baik darinya.” Alesha terpaksa memberinya semangat.
“Sekarang udah nemu kayaknya,” timpal Reno.
“Oh ya, siapa?” tanya Putri juga ikut nimbrung.
“Wanita di sebelahmu, aku rasa dia lebih baik darinya,” goda Reno senyum lebar.
“Wah, kita satu server.” Putri juga ikut tertawa.
Dua orang yang sedang menjadi objek godaan malah terlihat gugup dan menyembunyikan wajah mereka ke bawah, keduanya sama-sama menunduk melihat kaki mereka yang bergetar dengan sendirinya.
Putri dan Reno tersenyum melihat tingkah sahabat mereka yang terlihat sangat konyol.
Setelah sore hari, mereka memutuskan berpisah untuk pulang ke tempat masing-masing setelah sebelumnya Alesha dan Rizky dipaksa bertukar nomor HP oleh Putri dan Reno dengan berlandasan silaturahmi.
“Kalian harus saling tukar nomor, silaturahmi kan termasuk ibadah, iya gak?” Reno mencari dukungan pada Putri.
“Benar sekali.”
![](https://img.wattpad.com/cover/281983724-288-k585673.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex (Tak Terbatas Waktu)
Novela JuvenilAlesha gadis sederhana, yang terlanjur menutup hatinya setelah gagal di masa lalunya. Dia tak mengizinkan laki-laki masuk ke hatinya, apalagi menerima cinta seorang laki-laki. Ini berawal saat SMA dulu, ia terpaksa menerima cinta Adit demi memutuska...