Day 8

1.4K 194 2
                                    

Note : vote please ☺️

🌹🌷🌼

Aku mendengar seseorang duduk di kursi depanku lalu berkata "Hei,"

Aku menjawabnya tanpa melihat wajahnya.

"Ne?"

"Besok libur, kan?"

"Iya, lalu?"

"Mau jalan sama aku?"

Pertanyaan itu sontak membuatku menatap wajah gadis yang sedang tersenyum bodoh kearahku itu. Entah kenapa dan sejak kapan Rose duduk di sebelahku dan pura-pura membaca buku ensiklopedia bebas yang pasti ia ambil sembarang.

Iya. Aku sedang berada di perpustakaan. Kelasku mengadakan kerja kelompok namun kelompokku memilih berpencar karena tahu kelas Rose juga berada di ruangan perpus yang sama.
Mereka pasti sengaja melakukan itu agar Rose bisa leluasa mendekatkan diri padaku. So annoying.

"Gimana?"

"Gak tertarik tuh, maaf ya."

Rose mendengus mendengar jawabanku. Kemudian ia merogoh kantong seragamnya dan mengeluarkan dua lembar voucher berkuda di salah satu daerah eksklusif di dekat kami.

"Ige mwoya? Kamu menyogokku?"

"Bisa jadi. Aku punya membership disana jadi mendapatkan voucher potongan. Kamu mau gak berkuda denganku besok?"

"Aku gak bisa berkuda,"

"Kalau begitu yang lain slaja,"

"Aku gak punya ua—"

"Aku yang bayar semuanya."

"...Baiklah, besok jam berapa?"

Rose tersenyum lebar. Siapa yang akan menolak jalan-jalan gratis? Aku tau dan bukan menjadi sebuah rahasia kalau gadis di depanku ini bahkan bisa membeli sepertiga dari daerah tempat tinggalku hanya dengan sekali tunjuk. Jadi kurasa gak ada salahnya menerima tawarannya.

"Akan ku kabari nanti di chat,"

Aku cuma mengangguk pelan lalu melanjutkan aktifitasku. Ngomong-ngomong, hubungan kami menjadi biasa saja setelah kejadian itu. Sejak itu, entah mengapa Rose bersikap seolah ciuman itu tidak pernah terjadi.

Jujur saja hal itu membuatku sedikit kesal. Dan sedih...mungkin? Aigoo kenapa juga aku harus merasa sedih karena hal itu? Dan sekarang entah mengapa hatiku merasa senang sekali karena Rose tidak mengabaikanku lagi, bahkan dia mengajakku jalan Aaaa! Rasanya aku ingin teriak saking senangnya.

🐈🐈🐈

"Aku yakin dia pasti akan mengajakmu menginap di penginapan keluarganya. Lagipula, besok kan sabtu."

Ucapan Lia membuatku merinding seketika. Oh yah, ini sudah jam pulang sekolah dan aku sudah berada di ruang tamu bersama adikku, Lia. Mama pergi ke rumah tetangga, urusan wanita, katanya dan Papa masih di kantor. Jadi sisa kami berdua saja disini.

"Dasar pabo! Mana mungkin dia senekat itu. Kita kan baru saling kenal."

"Tapi kamu sudah menerimanya, kan?"

"Menerima apanya?"

"Jadi belum..?"

Aku memutarkan kedua bola mataku malas.

"Banyak rumor kakak jadian dengan Rose tuh,"

"Rumor kan gak bisa dipercaya. Kalau aku pacaran dengannya dan itu tersebar luas, pasti itu berasal dari mulutmu!"

Aku menunjuk Lia dengan tatapan mengintimidasi yang ku punya hingga dia cemberut dan membuang wajahnya.
Ngomong-ngomong, Rose belum juga menghubungiku selepas di perpus tadi. Aku mencari ponselku, membuka kontaknya, dan memastikan bahwa dia belum mengirimi aku pesan apapun dari tadi.

Aku menunggunya karena ingin pergi secara gratis bukan karena menunggu pesan yang dia kirimkan! Ingat yah!

(Pesan baru 3)

Aku mengernyitkan dahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengernyitkan dahi. Membawa baju ? Memangnya berkuda akan sekotor apa sih? Ya, walau aku tahu kuda itu hewan yang agak kotor tapi sepertinya aku gak harus bawa baju ganti tuh. Paling cuma parfum saja.

Tapi ya sudahlah, aku turuti saja. Jadi setelah mendapat pesan itu, aku segera ke kamar, membereskan pakaian gantiku dan menunggu esok tiba.
.
.

Disisi lain...

Rose sedang dalam perjalanan ke rumah seseorang yang dia kenal. Di deretan rumah yang menjulang tinggi ke atas, ada satu rumah dengan desain yang seperti rumah modern namun tercampur oleh ciri khas rumah orang barat.

Rose berjalan menelusuri halaman depan tanpa pagar itu dan segera mengetuk-ngetuk pintu besar setinggi dua setengah meter itu.

"Ne?"

Suara yang agak ringkih itu membuat Rose tersenyum ramah. Apalagi saat seorang ibu lanjut usia yang dia kenal sebagai asisten rumah tangga keluarga keluarga Lee.

"Halo, bi."

"Ne.. nugus— ah, nona Rose..!"

"Apakah Hyeri-nya ada?"

"Nona Hyeri... Dia sedang pergi dari tadi, apa yang membawa nona kesini? Ah, silahkan masuk nona."

"Gak perlu, bi. Aku cuma ingin mengantarkan ini.."

Rose memberikan seamplop voucher berkuda yang tadi diberikan Hyeri padanya.

"Bilang padanya aku gak berniat bermain apapun dengannya,"

"Eoh?"

Sang bibi menerima amplop itu dengan kebingungan apalagi saat Rose menunduk hormat dan segera berpamitan dengannya.

Rose membuka lagi pintu mobilnya dan menyuruh sang sopir berangkat dengan cepat. Ia mendengus. Padahal ia sangat ingin berterima kasih pada Hyeri karena berkat voucher itu dia bisa mendapatkan ide pergi bersama Jennie. Batinnya.

.
.
.
.
.
.

TBC






Hyeri yg ngasih voucher malah Jennie yg diajak :v

Anyway makasih ya buat vote, komen dan follownya
Saranghae~ 😊💜

30 Days Of Summer (Chaennie 🔞🔞)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang