Day 30

1.1K 145 10
                                    

"This isn't goodbye, we'll meet again when the first snow falling from the night sky"

.

.

.

Rose akan mengantar Jennie pulang sekarang. Mereka sudah menghabiskan waktu malam mereka dengan bersenang-senang hingga hari telah berganti kini. Pukul dua malam, bukan waktu yang bagus untuk dua gadis kasmaran itu berkeliaran di jalanan dengan mobil tapi entah kenapa Rose enggan berpisah sekarang, mengingat waktu mereka sangat terbatas hingga dia harus benar-benar pergi ke Aussie.

Rose yang fokus menyetir sesekali melirik pacary yag duduk disamping. Gadis itu sudah terlelap sepuluh menit yang lalu, kelelahan karena berlarian di taman bermain sampai tutup. Untung saja Rose membawa dompet dan segala isi tasnya, jadi dia bisa membawa gadis kucing itu kesana untuk bermain sepuasnya.

Kini mobil Rose berhenti di depan rumah yang merupakan rumah kediaman keluarga Kim. Sambil mengelus pelan pipi mandu Jennie, Rose mencoba membangunkan pacarnya dengan lembut.

"Nghh..."

"Kita udah sampai," kata Rose berbisik.

"Di...?"

"Rumah kamu..."

Jennie menguap dan meregangkan tubuhnya seperti kucing. Setelah berhasil mengumpulkan nyawanya, dia mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa sayang?" Tanya Rose melihat wajah cemeberut gadisnya itu.

"Aku gak mau pulang,"

"Tapi ini udah jam 2 malam loh." Ucap Rose sambil mengusap kepala Jennie dengan lembut.

"Gak mau, byyy!"

"Wifey..."

"Aku mau sama hubby seharian!" Rengek Jennie sambil menarik baju sang hubby.
Rose menghela nafasnya dan mengusap rambut Jennie dengan lembut.
"Gurrae, ayo kita pergi ke suatu tempat."

Mata Jennie tertuju pada hotel mewah yang akan ditempati oleh mereka. Hotel yang sama seperti yang mereka singgahi kemarin. Jennie udah berpikiran aneh-aneh aja dengan hanya melangkah dan menggandeng tangan pacarnya menuju meja resepsionis.

Dalam hitungan menit, kamar suite itu menjadi tempat istirahat mereka (lagi).
Dan karena ini sudah larut, mereka memutuskan untuk langsung tidur. Ini bukan pertama kalinya Jenie tidur berdua dengan Rose di kamar ini, tapi entah mengapa jantungnya tetap berdebar gak karuan. Seolah mengharapkan sesuatu yang gak seharusnya dia bayangkan.

Andwae! Mereka tidak akan melakukan apa-apa. Kan...? Lagipula si tupai tidak terlihat menunjukan gelagat akan menidurinya. Gadis itu sedaritadi hanya tersenyum saat Jennie ngeliatin dia.

"Kenapa cuma duduk disana? Ayo, sini sayang." Rose menepuk-nepuk area sampingnya yang masih lapang. Dengan sedikit malu-malu, Jennie merangkak kesana dan tidur di lengan pacarnya.

Rose spontan memeluk tubuh mungil gadisnya dengan erat. Jennie bisa merasakan hembusan nafas yang halus menerpa kulitnya, ia semakin berdebar.

"Sayang..."

"H-hm?"

"Kenapa kamu deg-degan?"

Rupanya Rose ngerasain detak jantung wifeynya yang jedag-jedug gak karuan karena perlakuannya. Jennie jadi makin salah tingkah. Rose merapatkan kembali pelukkannya.

"Aku sayang kamu,"

"Aku juga sayang kamu..."

Jennie memutar tubuhnya menghadap Rose, menatap senyum gadis tampan yang dia sebut pacarnya. Jennie ikut tersenyum dan menempelkan bibirnya ke bibir Rose, bersamaan dengan senyumnya yang mengembang.

"Mmmh hubby...."

"Let's make love, baby."

Dan sekali lagi, mereka menghabiskan malam mereka dengan bercinta di ranjang hotel itu.

.
.

.

Siang telah tiba, ponsel Rose benar-benar sudah penuh dengan notifikasi pesan dari ayahnya, Hyeri dan Ashley. Tentu saja soal kepergiannya dengan Jennie kemarin malam. Mereka tentu tidak mau mendapatkan banyak masalah dari sang kakek nantinya.

Rose membangunkan pacarnya yang masih terlelap disampingnya dengan satu ciuman lembut di kening. Gadis itu mengerjapkan matanya saat Rose melepas kecupannya.

"Morning, wifey."

"Mmh. Jam berapa ini..."

"Baru jam sebelas,"

Jennie mendesah pelan. Kenapa hari ini berlalu dengan sangat cepat? Dia sudah tidak bisa egois untuk menahan kepergian pacarnya hari ini. "Aku mau mandi dulu.."

"Okay."

Semua terlihat baik-baik saja. Jennie sudah ditemani oleh Lia dan Nayeon. Sementara Rose oleh ayah, Hyeri dan Ashley. Mereka semua berkumpul di restoran dekat bandara untuk makan siang bersama.

"Lo kelihatan capek, ngapain aja?" Tanya Nayeon begitu melihat raut wajah Jennie yang agak letih itu.

"Gak perlu lo tanya juga lo tahu, kan?" Jawab Jennie dengan sinis, Nayeon tertawa.

Mereka menjalani makan siang dengan menyenangkan. Masih ada sisa beberapa menit sampai keberangkatan. Ashley dan Mason pamit dulu, meninggalkan Rose dan Jennie berdua.

"Jangan suka sama oranglain!" Seru Jennie dengan nada ngancam.

"Iya baby."

"Jangan suka gombalin cewek lain!"

"Heem."

"Jangan terlalu baik sama cewek lain!"

"Hahahaha.... iya iya sayangku. Janji ga bakal nakal-nakal disana."

Rose mencubit pipi Jennie gemas, "Aku ngerti kok. Lagian ngapain juga godain cewek lain kalo pacarku udah kaya bidadari gini." Goda Rose.

"Awas aja kalo sampe kamu boong! Pokoknya kalau ada waktu kabarin aku! Kalo gak sempet nelfon, kirim chat!" Ujar Jennie.

"Iya, wifeyku. Don't worry, okay? Nanti Christmas juga aku pulang dan langsung nemuin kamu." Rose memeluk Jennie. "Ini yang terakhir sampai aku datang lagi oke?"

"Belajar yang rajin dan cepet balik lagi.." lirih Jennie sambil mengeratkan pelukan mereka.

Rose kemudian mendengar suara panggilan untuk kepergiannya. Ia pun melepas peluknya dan mengecup bibir pacarnya untuk yang terakhir kali. "Aku pergi."

"Hati-hati.."

Rose tersenyum dan melemparkan fly kiss kearah Jennie, yang ditangkap dan dibalas oleh sang gadis.

Mereka melambai-lambai sampai Rose benar-benar menghilang dari sorot mata Jennie. Dadanya terasa sesak, air matanya kemudian lolos dari sudut matanya.

"Kak, ayo pulang." Lia mengusap pundak Jennie yang menegang karna mencoba menahan tangisnya. Dengan tumpangan dari Hyeri, mereka sampai ke rumah dengan selamat.

Sementara itu, di dalam pesawat Rose pun ikut menahan tangisnya. Disampingnya, sang ayah ikut menepuk-nepuk pundak anaknya dengan raut wajah sendu.

.
.
.

"Berjanji padaku satu hal," ucap Rose, memeluk tubuh mungil gadisnya selepas  mereka bercinta.

"Ne...?"

"Tolong janji, kalau kamu akan nungguin aku sampai pulang nanti,"

"Bukankah itu pasti?"

"Pasti?" Tanya Rose memastikan.

"Pasti." Jawab Jennie dengan yakin.

Mata mereka saling bertemu, dan dua sejoli itu pun kembali bercinta hingga pagi menjelang.

.

.

.

.

.

END?

30 Days Of Summer (Chaennie 🔞🔞)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang