-17-

348 124 21
                                    

Jaemin :
Kemana aja?
10.02, read.

Unknown :
Gak kemana-mana.
10.03

Jaemin :
Ada masalah lo? Sini cerita.
10.03

Unknown :
Kak Jaemin, ternyata bener ya kata-kata; jangan mencintai seseorang terlalu dalam, karena dalamnya cintamu saat ini merupakan dalamnya lukamu dikemudian hari.
10.04

Jaemin :
Lo galau gara-gara gue ya?
10.05

Unknown :
Nggak, kok. Salah gue sendiri jatuh cinta sama pacar orang.
10.05

Unknown :
Gue lagi belajar gimana caranya mundur, tolong jangan kasih harapan sedikitpun supaya gue bisa berhenti ngejer lo.
10.06, read.

Jaemin :
Emang gak bisa kita tetep chattingan kek gini terus? Gue udah nganggep lo sebagai adek.
10.07.

Jaemin tertegun ketika pesannya tak kunjung centang dua. Apa dia sudah diblokir?

Menghembuskan napas kasar, entah kenapa ada secuil perasaan kosong menyelinap masuk ke dalam hati Jaemin, memikirkan kalau kedepannya tidak akan pernah ia dapati lagi chat—luar biasa aneh—dari unknown. Yeah, Jaemin tidak tahu saja jika ditempat lain sang pengagum rahasia sedang haha-hihi menjalankan rencana; mari buat Kak Jaemin merasa kehilangan.

"Apaan nih? Racun?" Atensi Jaemin teralih pada Renjun yang bicara sambil menatap kotak bekal dari salah satu siswi.

"Bukan Njun, ini makanan," ucap siswi itu malu-malu. Sepertinya seangkatan dengan mereka, tapi beda kelas.

"Lo pikir gue nggak punya uang dan gak mampu beli makan?" Renjun serta mulut pedasnya yang berbahaya. Mark menyenggol Jaemin, memberi isyarat agar dia melihat raut sedih si perempuan.

"Mood Renjun gak bagus sekarang," ujar Jaemin seraya tersenyum simpul supaya siswi tersebut mengerti. "Lain kali pasti diterima."

"Ya udah, gue pergi ...," lirih cewek itu menjauh dengan kotak bekal yang tertolak.

"Kasar bener Njun sama perempuan." Ryujin yang barusan bergabung berkomentar.

"Urusan lo?" sinis Renjun tak peduli sambil kembali mengotak-atik ponsel bermain game. Dia sedang sensitif belakangan ini, karena tumpukan tugas osis yang bejibun.

"Jadi perjaka tua, tau rasa lo Njun," sahut Yeji. Bukan menyindir, Yeji hanya ingin Renjun sadar kalau yang menyukainya itu banyak, termasuk Yeji.

"Oh." Huang Renjun memang mengesalkan sekali.

"Minggu otewe taman hiburan?" tanya Mark disela-sela makan nasi goreng.

"Iya, ramean," timpal Jaemin. "Lo ikut nggak, Njun?"

"Mager. Buang-buang waktu, mending tidur selama dua puluh empat jam." Seolah sudah menduga apa jawaban Renjun, ke empatnya menggeleng-gelengkan kepala prihatin.

"Emang hari minggu kamu nggak latihan basket, Na?" Ryujin bertanya pada Jaemin yang merupakan kapten tim basket sekolah.

"Libur dulu," kata Jaemin tersenyum menatap pacarnya yang cantik.

"Ngomong-ngomong, gue ngajak Milenka, Jisung sama Haebi," ujar Yeji. "Mereka setuju."

"Gue ikut." Ucapan tiba-tiba Renjun membuat teman-temannya serentak memandang dengan tatapan tak percaya. "Apa? Gue salah ngomong?"

Mark yang terheran-heran karena Renjun sangat cepat berubah pikiran, berceletuk, "Agaknya lo beneran keracunan."



•••

Shin Ryujin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shin Ryujin

[END] Tikung || Njm VS HrjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang