Ryujin :
Sayang, sibuk?
16.15Jaemin :
Ya, lo balik duluan.
16.16Ryujin :
Kok lo-guean? Kamu masih marah sama aku?
16.17Jaemin :
Bacot. Ribet amat sih njir.
16.18Ryujin :
Ya udah, maaf.
16.19, read.Milenka menghapus segera chat dia dan Ryujin barusan. Bilangnya mau pinjam ponsel Jaemin untuk mengabari sang kakak, eh malah kebablasan membalas chat Ryujin. Milenka jadi enak hati.
"Kaki lo udah mendingan?" tanya Jaemin memasuki ruang kesehatan sekolah yang penjaganya sudah tidak ada. "Sabar ya, Renjun lagi nyari es batu buat ngompres kaki lo."
Milenka mengangguk lalu menyodorkan benda pipih yang ia pinjam pada Jaemin. "Thanks," katanya singkat.
"Lo marah?"
"Gak."
"Tapi, lo diemin gue mulu."
"Masalah buat Kak Jaem?"
"Maaf, kalo gue ada salah sama lo."
Tiba-tiba Jaemin menggerakkan kedua tangannya menyentuh rambut Milenka yang dibiarkan terurai setelah tadi tiduran. Dengan telaten Jaemin mengikat rambut hitam panjang itu seperti Milenka biasa menguncir.
Degup jantung Milenka berdetak diluar kendali, begitu kencang hingga ia takut Jaemin dapat mendengar.
"Bisa gak sih nggak ngelakuin hal yang bikin gue terus berharap?" gumam Milenka. "Kak Jaemin 'kan udah nolak gue!" sentaknya berlagak putus asa.
Jaemin membeku selama sesaat, lantas tangannya yang sudah selesai mengikat rapi rambut Milenka beralih menyentuh bahu cewek yang sedang duduk dipinggiran ranjang.
"Nami, sebenernya lo ... pengagum rahasia gue, 'kan?" Bibir tipis berwarna merah muda milik Jaemin tampak bergetar pelan. Dia harap memang Milenka lah orangnya.
"Kalo iya kenapa?" Milenka menatap sengit bola mata Jaemin yang kini melebar kaget. "Gue juga yang ngajak lo dansa di party time. Sesuka itu gue sama lo sampe nekat ngelakuin cara jahat, padahal gue orangnya baik hati, suka menolong, rajin menabung dan nggak sombong!" Oke, Milenka memang tidak sempat berkaca seharian ini.
"Tunggu gue sebentar lagi." Ucapan Jaemin membuat Milenka yang tengah berekspresi kecewa mendadak menganga. "Setelah gue putus sama Ryujin, lo baru bisa milikin gue seutuhnya. Gue tau, Nara Milenka cewek baik-baik, dan gue nggak mau elo di cap buruk sebagai perusak hubungan orang."
Tidak berlama-lama diam membisu, Milenka lekas memeluk Jaemin yang berdiri dihadapannya. Tentu dia bahagia, sebab segala rencana Milenka akhirnya membuahkan hasil sempurna.
Di balik pintu UKS, Renjun menyandar di dinding sebelah pintu mendengarkan semua percakapan mereka. Kantung berisi es batu yang dia bawa perlahan-lahan mencair.
Renjun pikir hanya rumus matematika yang rumit, ternyata menyukai seseorang jauh lebih menyusahkan.
Kakinya mulai melangkah pergi meninggalkan ruang kesehatan, sementara kantung es yang Renjun bawa—dengan tergesa-gesa sembari memikirkan keadaan Milenka—telah ditinggal begitu saja didepan pintu.
Dibanding kedua sahabatnya, Renjun memang selalu menjadi orang yang harus berusaha keras agar bisa mendapatkan apa yang ia inginkan, menempati posisi puncak supaya harga dirinya tidak di injak-injak. Renjun juga tidak sekaya Mark dan Jaemin, bahkan mulai malam ini Renjun akan bekerja di salah satu kafe sebagai vokalis band supaya kebutuhannya sendiri terpenuhi. Urusan cinta pun, ternyata Renjun tidak seberuntung mereka.
"Kenapa lo malah suka Jaemin? Kenapa nggak suka sama gue aja?"
•••
Kak Jaemin
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Tikung || Njm VS Hrj
Fiksi Penggemar"Buset, Kak Jaemin makin lama makin cakep deh!" "Pacarnya aja cantik." Kretek-kretek. Definisi patah hati sebelum berjuang. [Chatting singkat, secret admirer, cinderella.] Part pendek dan diawal kebanyakan berisi chatting, Hrj baru mulai ambil bagia...