Milenka 2021—suara dari Na Jaemin.
Bukan tentang pacar gue yang cantik, manis dan rendah hati. Tapi, mengenai dia, cewek dengan segala tingkah laku unik menjurus nggak tau diri ... Nara Milenka.
Rambut hitam panjangnya selalu di kuncir satu kebelakang, punya senyuman manis yang khas, juga wajah yang semakin diperhatiin lo bakal ngerasa kalo dia bener-bener cantik.
Kehadiran Milenka baru gue sadari bersamaan dengan chat unknown—pengagum rahasia—yang sekarang menghilang entah kemana. Ninggalin berjuta rasa penasaran akan sosoknya.
Gue udah berusaha cari tau, tapi unknown main rapi, nggak ada yang kenal nomornya. Sempet curiga sih kalo unknown adalah Milenka, karena setiap ketemu dia pasti muncul rasa nyaman yang familiar.
"Assalamualaikum, Pak Luhan." Tersentak dari lamunan, gue natap kedepan di mana Milenka nyelonong masuk kelas sebelas padahal kami lagi rapat serius dengan Pak Luhan dan Bu Irene.
"Waalaikum salam. Keperluan?" tanya Pak Luhan, guru killer paling dihindarin seluruh anak sekolah. Paham banget kalo bapak satu ini udah ngoceh kalimatnya bakal nusuk serta hukumannya gak pernah main-main.
"Pak Luhan makin cantik aja, Bu Irene juga tambah ganteng." Milenka berbasa-basi, sontak bikin seisi kelas nahan napas, jantungan sendiri gara-gara ulah siswi badung dari kelas sepuluh tersebut.
Pak Luhan saling pandang dengan Bu Irene, seolah tengah bicara lewat mata; ini-anak-enaknya-ditampol-bagian-mana?
"Mau apa, Milen?" Giliran Bu Irene angkat bicara.
Milenka ngelirik penghuni kelas, mencari-cari seseorang. Saat tatapan matanya bersinggungan dengan gue, dia lekas berucap, "Pak, Bu, izin pinjem Kak Jaemin sebentar boleh ya? Penting nih, plislah."
"Ya udah, sepuluh menit," kata Pak Luhan mengizinkan. Gue berdiri, lalu ngelangkah keluar kelas, ngikutin Milenka.
Setibanya diluar kelas, gue langsung nanya, "Kenapa?"
Seperti biasa, sebelum bicara Milenka nyengir lebih dulu, terus nyodorin lipatan kertas kecil dihadapan gue. "Jangan sampe gak di iqro' (اقرأ) ya Kak Jaem," katanya memperingati.
"Iqro' (اقرأ) apa coba artinya?"
"Baca? Iya 'kan? Dilan bilang gitu," jawab Milenka yang malah kayak bertanya balik. Ah, rupanya dia lagi berlagak jadi Dilan.
"Oke, nanti gue baca." Nggak bisa gue tahan saat bibir gue melengkung membentuk senyuman karena sikap Milenka yang penuh kejutan.
"Keknya gue harus kabarin pihak surga, kasih tau kalo salah satu malaikatnya nyasar ke bumi dan berdiri dideket gue." Perkataan Milenka seketika bikin gue ketawa malu.
Kemudian tanpa pamit dia ngejauh pergi. Gue buka kertas lipatan kecil dari Milenka, lalu ngebaca dengan seksama.
Kalo Dilan nggak mau jadi presiden karna nggak bisa mencintai seluruh rakyatnya dan hanya bisa mencintai Milea. Maka maukah Kak Jaemin menua bersamaku?
P.S. jawaban Kak Jaemin ada dua; iya atau baiklah :)
Di hari yang sama dan untuk kesekian kalinya, jantung gue berdebar kencang akibat ulah manusia spesies langka bernama Milenka. Tapi, dia nggak lupa 'kan kalo gue udah punya pacar?
•••
Milenka 2k21
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Tikung || Njm VS Hrj
Fanfiction"Buset, Kak Jaemin makin lama makin cakep deh!" "Pacarnya aja cantik." Kretek-kretek. Definisi patah hati sebelum berjuang. [Chatting singkat, secret admirer, cinderella.] Part pendek dan diawal kebanyakan berisi chatting, Hrj baru mulai ambil bagia...