-27-

323 125 24
                                    

Ryujin :
Sayang, di mana?
06.47

Jaemin :
Di depan kelas satu C, ketemu disana ya.
06.48

Ryujin :
Oke <3
06.49, read.

"Met morning, Kak Ryujin jelek," sapa Milenka dengan senyuman sopan, tapi boong. Gadis itu nyengir licik seraya mendorong Jungwoo yang semula berjalan bersamanya serta Jisung agar melangkah disamping Ryujin.

"Pagi Juga, Milen cantik." Ryujin membalas ramah. Ini hari pertama dia melihat Milenka lagi, setelah sebelumnya Milenka di skors tiga hari.

"Wah, gue doang yang disapa? Kak Jungwoo, nggak?" tanya Milenka, sementara Jungwoo mendesah lelah dan Jisung terkikik geli. "Gak sopan deh Kak Ryujin ini! Bukan contoh senior yang baik."

Mendengar cibiran menusuk Milenka membuat Ryujin seketika menyadari kesalahannya sebagai seorang senior. Menoleh ke arah Jungwoo kikuk, diam-diam Ryujin meremat jari gugup. Debaran dihati untuk cinta pertama Ryujin itu masih jelas terasa. "Pa–pagi, Kak."

"Iya," gumam Jungwoo, sedikit tertekan karena Milenka terus memojokannya semakin dekat dengan Ryujin. Sialan sekali adiknya Doyoung, seenak jidat menggunakan Jungwoo sebagai alat agar hubungan Jaemin dan Ryujin retak.

"Gue nggak di sapa," sela Jisung pura-pura kesal.

Ryujin tersenyum cantik. "Pagi, Jisung," sapanya hangat.

Jisung melengos, sengaja mengacuhkan Ryujin dengan berbicara pada Milenka yang cengengesan karena sikap menyebalkan kawannya. Jisung itu tipe teman yang kalau temannya tidak menyukai seseorang, diapun akan ikut-ikutan memusuhi. Seperti sekarang, Jisung tidak suka Ryujin sebab Milenka benci cewek itu.

"Anak kelas satu tahun ini emang nggak ada akhlak semua," cibir Jungwoo disambut tawa maklum Ryujin.

"Ah, masa iya?" Jisung meledek, sedangkan Milenka sibuk mendorong Jungwoo agar lebih mepet dengan kekasihnya Jaemin.

"Aduh!" ringis Ryujin yang tersenggol kuat sampai hampir jatuh, untungnya Jungwoo sigap menahan. Mata mereka beradu pandang, persis adegan romantis di film-film, tampak sekali percikan rindu diantara keduanya.

"WOI! LIAT KAK JUNGWOO SAMA KAK RYUJIN MAEN CINTA-CINTAAN!" teriak Milenka nyaring membuat atensi orang-orang disepanjang koridor kelas sepuluh B terarah pada Ryujin juga Jungwoo. Buru-buru Jungwoo melepas lengan Ryujin yang semula ia pegang agar Ryujin tidak jatuh.

Keduanya bersikap biasa sampai ketika mereka melihat Jaemin yang berada di lokal C bergegas menghampiri. Jantung Ryujin bergemuruh hebat, Jungwoo sendiri takut kalau Jaemin salah paham.

"Aku bisa jelasin—"

"Lo masuk hari ini?" Kalimat Ryujin terpotong lontaran pertanyaan Jaemin untuk Milenka. "Bukannya di skors seminggu?"

"Jadi tiga hari," ucap Milenka—sok—cuek. Dia ingin berakting sebagai cewek cool yang tidak mengejar cinta Jaemin lagi setelah sebelumnya ditolak.

"Masalah sama abang lo, gimana? Lo baik-baik aja 'kan?" Jaemin kembali bertanya tanpa menutupi ekspresi khawatirnya.

"Sapa elo mau tau?" sinis Milenka. Dalam hati sedang dangdutan karena berhasil membuat Jaemin kelihatan begitu peduli.

Ryujin tiba-tiba menggenggam tangan Jaemin yang berdiri dihadapan Milenka. Jujur saja Ryujin merasa bersalah sebab sudah kesekian kali ia mengingkari janji untuk tidak dekat-dekat dengan Jungwoo. Pikir Ryujin mungkin Jaemin mendiaminya karena Ryujin lagi-lagi bersama Jungwoo, tanpa tahu kalau sejak awal Jaemin tidak menyadari keberadaannya. Yeah, dari tadi fokus Jaemin tertuju hanya pada satu orang, Milenka.

Hening sesaat. Tangan Milenka terkepal, dia tak bisa menahan diri, rasanya ingin sekali melayangkan tinju ke wajah cantik Ryujin yang kini dipandang kaget oleh Jaemin. Belum sempat Milenka menggunakan sedikit kekerasan, mendadak sebuah buku mendarat tepat di dahi. Pelakunya tidak lain dan tidak bukan adalah Renjun yang muncul dari belakang.

"Apaan sih! Ngajak ribut?!" pekik Milenka menatap tajam Renjun.

"Buku catatan selama lo nggak masuk." Renjun menjawab kalem, meski tampangnya terlihat sedatar tembok, tapi kalau lebih diperhatikan maka tampak sekali guratan lelah diwajah tampan sekaligus cantik tersebut.

"Gue bisa minjem sama temen gue! Nggak usah repot-repot."

"Semua soal udah gue kerjain, yakin lo nggak mau?" tanya Renjun memastikan ketika Milenka berniat mengembalikan buku catatan terselip soal yang telah Renjun kerjakan dengan teliti.

Jisung menyenggol Milenka, isyarat agar Milenka terima saja. Toh, anak sekelas banyak yang belum mengerjakan.

"Makasih Kak Renjun! Kakak itu senior idaman para junior, baik banget deh," puji Milenka cepat sembari mengulas senyuman secerah sinar matahari.

"Cuma sama lo doang." Ucapan singkat Huang Renjun yang mengawali gosip hangat di sekolah jika; selain berprofesi sebagai ketua osis yang galak, sadis, hobi mengomel, dan sekalinya bicara akan menusuk hati, tapi Renjun juga punya sisi manis yang hanya ditunjukan untuk orang tertentu.


•••

Kak Jungwoo

[END] Tikung || Njm VS HrjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang