karena harta

186 31 11
                                    

Satu hari lagi menuju pernikahan yoshi dan asahi, walau pun yang bahagia hanya sebelah pihak.

Asahi sudah ada di salah satu kamar milik yoshi, dia tak boleh keluar kamar sampai hari H nya pernikahan.

"Percuma rumah gede, tapi gue ga boleh keluar!"

Setiap jam makan asahi akan di berikan satu nampan makanan yang asahi tau, jika itu sangat enak dan mahal.

Tapi apalah jika ada makanan enak namun di dalam keadaan terkurung, bahkan ponsel pun di sita oleh yoshi sendiri.

"Ini nama nya penculikan" lagi lagi asahi berbicara entah pada siapa, yang ia ingin adalah memaki yoshi. Tapi itu tidak mungkin, asahi terlalu takut.

Tok tok tok

Cklek.

Pintu terbuka menampil kan yoshi dengan pakaian santai nya.

"Belum tidur?" tanya nya menghampiri gundukan selimut yang masih bergerak gerak.

Asahi menepis tangan yoshi yang hendak mengelus kepalanya. Yoshi sedikit terkekeh melihat respon asahi.

"Tidur ya, besok bakalan cape banget, oiya ini gaun buat besok" yoshi meletakan gaun di samping asahi, dan keluar dari kamar itu.

"Tidir yi, bisik bikilin cipi bingit, halaaah manusia ga tau diriiii!!!!"

Asahi melihat gaun itu, satu kata yang keluar dari mulut asahi ada lah 'cantik' tapi untuk apa gaun cantik ini jika ia harus menikah dengan yoshi.

"Akhhh gue bakar juga ni... Ibuuuu, kak noa, kak liaaa, tolongin asaa :("
.
.
.
.
.
.
.
.
"Sayang mending kita lapor polisi ajah yaaa" rengek lia, setelah tau asahi tak ada di rumah nya.

"Apa dia balik ke tempat dia kerja jadi guru itu"

"Ih tapi kan dia selalu bilang ke kamu kan kalo mau pulang ke sana???" noa mengangguk.

Noa dan lia memang orang yang paling dekat dengan asahi, namun mereka tak pernah tahu masalah keluarga asahi, yang mereka tahu hanya, ibu nya yang sakit.

.
.
.
.
.






"Nyonya muda, tolong tenang dulu, kita akan menyelesaikan make up nyonya muda"

Asahi yang duduk tak tenang di depan meja rias di kamar yoshi, membuat para make uper kewalahan karena asahi tak mau diam.

"Ih gue ga mau nikaaah"

Akhir nya setelah kesulitan yang dialami, asahi sudah sangat terlihat cantik, dengan rambut yang di sanggul rapih, gaun putih, dan make up yang sangat cantik.

Asahi memandangi diri nya yang ada di dalam kaca, memandang benci, bukan pada asahi, namun pada si pemilik kamar ini yoshi.

Asahi yakin, ini seratus persen ulah yoshi yang mempengaruhi ibu nya, entah apa yang di bicarakan mereka berdua.

Apa asahi boleh menjadi anak yang membangkang orang tua, tapi asahi kini sudah tak punya orang tua lagi.

Cklek.

"Hai" sapa yoshi, dengan setelan yang sama sama rapih jas hitam, yang harga nya sangat mahal.

"Acaranya sebentar lagi, tapi aku ada urusan, jangan keluar ya!" titah yoshi pada asahi.

"Lo ga balik juga gue ga peduli" ujar asahi setelah yoshi keluar dari kamar.

Dengan rasa keingin tahuan asahi yang tinggi. Asahi sedikit mengintip ke luar kamar, ia hanya memperlihatkan sebelah mata nya saja.

Ada anak kecil yang berlari ke pelukan yoshi, dan di susul wanita parubaya.

"Papa!" ujar anak kecil itu, yang membuat asahi kaget.

"Papa? Anak nya yoshi?"

"Hai sayang!" ada perempuan yang mungkin seumuran dengan yoshi menghampiri yoshi, dan yoshi dengan tenang mengecup bibir perempuan itu.

Apa ini? Yoshi sudah memiliki istri?.

Asahi yang melihat itu langsung buru buru menutup pintu kamar itu.

"Hah? Jadi gue mau di jadiin istri kedua gitu?? Gila aja!"

Asahi segera mencari jalan keluar untuk kabur, dan pergi sejauh jauh jauh nya.

Hal yang paling di butuhkan asahi adalah uang, ia tak akan pergi jauh dan menjadi gelandangan karena tak ada uang.

Asahi mencari di semua tempat, laci nakas, lemari pakaian, baju baju yang tergantung, semua asahi cari.

Keberuntungan memihak pada asahi asahi menemukan dompet yoshi, tapi seperti nya ini dompet yang jarang ia bawa, tapi tak apa masih ada uang dan kartu atm. Asahi lantas mengambil semua uang yang ada di dalam mengambil kartu itu, merapihkan nya lagi seperti semula.

Lagi lagi asahi beruntung, kamar yoshi yang ada di lantai satu memudahkan asahi untuk kabur.

Pesta pernikahan yang akan di adakan di greja dekat rumah yoshi, jadi di rumah yoshi hanya ada keluarga dan krabat krabat yoshi gang tengah bersiap.

Asahi mengendap endap dengan gaun nya, asahi merasa risih dengan gaun nya, ingin ia lepaskan namun tak mungkin ia tak membawa baju biasa, yang di pikiran nya sekarang hanya lah lari lari dan lari.
.
.
.






.
.

.

.

.

"Sayang, kamu serius kan ga bakaln nikahin dia beneran?" yoshi terkekeh mendengar penuturan dari istri nya ini.

"Ngga lah, kamu tau sendirikan, rencana ayah gimana?" istri yoshi mengangguk.

"Aku ga akan nganggep dia istri aku, aku cuma mau, di surat waris itu tertera nama aku" istri yoshi lagi lagi mengangguk.

"Tuan ayo greja sudah siap"

"Ah baik lah, panggil mempelai wanita nya,suruh dia berangkat"
.
.
.
.

Yoshi sudah di dalam mobil, menunggu asahi keluar, namun malah orang lain.

"Tuan, mempelai wanita nya kabur!"

"Sialan!"





Tbc

♣Brotherhood♣✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang