hamada

240 38 15
                                    

Update cepet!

"Pah ih, kok santai santai ajah!" hyunsuk kesal dengan suami nya yang seakan akan tak perduli dengan keadaan anak anak nya.

"Itu loh pah jaehyuk dia belum sama sekali pulang ke rumah, semenjak terakhir pergi"

"Paling juga di rumah junkyu mah"

"Ya papah, usaha kek jemput jaehyuk, atau apa gitu ish, jangan diem ajah" jihoon meletakan ipad yang sejak tadi ia mainkan.

"Biarin ajah dia move on, sama junghwan junghwan itu"

"Papah ko malah ngga ngedukung si" hyunsuk lagi lagi menatap sinis suaminya.

"Mah mamah lupa ya?"

"Apa?"




Flashback (hoonsuk)

"Ji" panggil tuan park, kakek dari jaeWoo

"Iya yah?"

"Ini, nanti kamu pergi ke jepang ya? Ada kerja sama disana"

"Ayah ga ikut, kan ayah ceo nya disini"

"Kamu ini ji, ayah dah punya cucu dua, kamu ajah lah, ayah mau main sama cucu cucu ayah" ujar tuan park.

Jihoon memang sudah lama berkerja di perusahaan milik ayah nya, namun diri nya masih, tak yakin apa dia bisa sehebat ayah nya.

"Yaudah deh siap ayah" jihoon menerima permintaan dari ayah nya itu, tak apa lah ia harus bisa menambah kinerja kerja nya.
.
.

.
.
Jihoon sudah tiba di negara jepang, dengan beberapa pegawai yang lain.

Tujuan nya saat ini adalah untuk menawarkan kerjasama antar perusahaan.
Yang kebetulan, adalah perusahaan milik teman ayah nya.

"Selamat siang tuan hamada" jihoon menunduk hormat di ikuti dengan pegawai yang lain.

"Jangan panggil saya tuan, kita cuma beda 4 tahun"

"Apa kabar ayah mu sehat?" jihoon menangguk.

"Anak anak mu?"

"Mereka semua sehat, terimakasih telah menanyakan kabar keluarga ku"

"Hahaha tak perlu formal, biasa saja"
.
.
"Jadi magsud saya mengundang mu kemari bukan untuk melakukan kerjasama, ayah kamu bohong kalo kamu di suruh ke jepang buat kerjasama, jelas jelas perusahaan ini dengan perusahaan punya ayah kamu beda"

Jihoon melotot tak percaya bisa bisa nya dia terbang jauh sampe jepang, pas nyampe malah di tipu.

"Saat pertama kali saya denger kalo ayah kamu punya cucu laki laki, di situ saya sedikit iri, karena dia bisa meneruskan perusahaan nya, setelah perusahaan itu turun ke kamu, dan bakalan di warisin ke anak pertama kamu ji, anak saya perempuan, jadi ga bisa buat warisin perusahaan ini, jadi magsud saya disini, saya mau menawarkan perjodohan anak kita, Saya ngga maksa kamu buat nerima si, tapi saya sudah terlanjur percaya sama keluarga park, yang udah bantu saya dari nol"

"Jika kamu nerima ini, anak pertama mu bisa memegang dua perusahaan sekaligus" jihoon masih diam memikirkan apakah harus menerima atau tidak, jika ia menelfon ayah nya pasti akan bilang 'ayah terserah kamu'.

"Siapa nama anak itu?"

"Hamada asahi, dia masih tujuh tahun, kita akan memperkenalkan setelah mereka berumur delapan belas tahun" ujar tuan hamada, dan di angguki oleh jihoon.
.
.

.
.
"Ji kamu pegang perusahaan punya hamada" kakek dua cucu itu menyerahkan sertifikat dan dukomen dokumen perusahaan.

Jihoon menatap ayah nya bingung, bukan kah nanti jika jaehyuk anak nya menikah dengan hamada asahi, kenapa sekarang.

"Hamada satu minggu lalu dia meninggal dunia, karena kecelakaan, dia telah menulis wasiat untuk mu, istri nya sudah mendapat bagian waris nya, dan kamu mendapat wasiat nya. Ayah mohon kamu bisa menjaga perusahaan ini dengan baik"

"Baik ayah"

Flashback off

"Tapi kita ga tau asahi gimana? Keluarga nya gimana, setelah ayah meninggal, kita bener bener lepas dari istri pak hamada"

"Itu masalah nya, perusahaan milik pak hamada, cuma jaehyuk dan asahi yang bisa  nerusin. Kalo pun jaehyuk nikah sama orang lain, kita tetep harus cari asahi, karena perusahaan itu milik asahi"
.

.
.






Ting tong...

Cklek

"Eh jeongwoo"

"Bang jae ada bang kyu?" tanya jeongwoo.

"Ngga ada"

"Jangan boong"

"Ngga ada bener, sono priksa"

"Tau ga bang dia kemana" tanya jeongwoo lagi yang mulai lelah.

"Hhhh dia emang tinggal disini, tapi sekarang lagi pergi, dia baruberes skripsian, bilang nya mau healing, mending jangan ganggu deh, keadaan dia udah kaya zombie" jelas junkyu.

"Yaudah deh kalo bang jae ada sama lo bang, gue titip ya, suruh pulang, mamah sama papah dah khawatir banget bang"

"Iya udah santai, pasti gue kasih tau dah"
.
.
.


.
.
.
Seorang wanita keluar dari area bandara setelah melakukan perjalanan yang melelahkan.

"Akhir nya balik lagi ke korea, tapi ongkos gue abis, ini kenapa kartu kagak bisa di pake sii!" kesal asahi, asahi sudah sampai korea, dia masih memakai gaun pengantin nya, tak peduli dengan orang orang yang melihat nya aneh, dan tak sedikit ornag tertawa karena melihat asahi menggunakan gaun pernikahan di bandara.

"Iya gue ga ngegembel di jepang, tapi ngegembel di korea, aduh gimana caranya gue balik ToT"
.
.
.


.
.
Pria yang sedang duduk di bangku taman, menghisap batang rokok nya dengan santai, menenangkan pikiran nya dengan melihat air sungai yang mengalir.

"Permisi" jaehyuk langsung menurunkan rokok nya saat ada orang yang menyapa nya.

"Iya"

"Kami punya kupon ayam gratis untuk malam ini, karena resto kami sedang merayakan ulang tahun" jaehyuk mengambil kupon tersebut.

"Terimakasih"

Jaehyuk menatap berbinar kupon tersebut.
"Lumayan buat makan sama mashikyu di apart sambil mabok" jaehyuk melangkah kan kaki nya menuju restoran ayam.

"Nih kenapa angin nya kenceng banget si"
Jaehyuk menutupi kepalanya dengan tudung hoodie milik nya.

"Pake taksi ajah kali ya? Tapi resto ayam nya di ujun jembatan, nanggung lah" jaehyuk tetap menajutkan jalannya entah kenapa malam ini sangat berangin.

Syuuuu

"Eh eh anjir kupon nya terbang asu!!" jaehyuk berlari mengejar kupon yang tertiup angin, namun aksi nya sia sia.

"Aelah nyangkut lagi!"
Jaehyuk menatap kesal pada kupon nya yang tersangkut di ranting pohon, dekat jembatan.

"Ini gue kalo jatoh, langsung terjun ke akhirat kali ya?" jaehyuk mulai menginjakan kaki kanan nya ke pembatas besi, agar ia bisa meraih kupon yang sedikit lagi ia dapatkan.

"Euhh dikit lagi... Akhhh"

Srak

Greeb

"Eh?"

"Jangan akhirin hidup lo gitu ajah!"





Tbc

♣Brotherhood♣✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang