ini lah hidup

189 34 14
                                    

Hai guys!!
Di sini ada orang baru, oc ya, nama nya lia.








"Asahi ayo makan"

"Iya kak, kakak ajah dulu, kerjaan aku belum selesai" ujar asahi yang sedang memasang bandrol harga.

"Gimana ibu sa?" tanya kak lia, istri dari noa.

"Hhh... Masih belum ada perkembangan" asahi mendudukan diri nya di hadapan lia, memegang tangan asahi erat memberikan nya semangat.

Ddrrt drrrrt 

"Halo?"

"Halo kami dari pihak rumah sakit..."
.
.
.
.
.
.
.
.
"Dok bagaimana ibu saya dok?" tanya asahi panik di temani oleh lia.

"Nyonya hamada, sekarang sedang mengalami masa kritis saturasi nya 65. Saya minta untuk banyak berdoa kepada tuhan untuk kesembuhan ibu anda terimakasih." ujar dokter itu lalu masuk ke dalam ruangan milik ibu asahi.

"Kak.." lia senantiasa memeluk asahi, menenangkan asahi di dalam dekapan nya.

Asahi menangis di dalam pelukan lia, sambil mengeratkan pelukan nya, asahi sangat takut ibu nya meninggalkan nya sendiri, ia tak punya siapa siapa lagi, ayah sudah lebih dulu meninggalkan asahi dan ibunya berdua.

Seorang pria berlari dengan jaket kulit di tangan kanan nya. Noa.
"Gimana ibu asa??"

Lia meletakan telunjuknya di depan mulutnya, mengkode agar noa tak membuat asahi semakin menangis.

Noa mendekat kepada dua perempuan yang saling berpelukan di kursi yang ada di koridor rumah sakit, mengelus rambut panjang keduanya.

Cklek.

Pintu terbuka memperlihatkan seorang suster dengan wajah yang agak panik.

"Asahi? Atas nama asahi"

"I iya saya sus"
"pasien ingin, berbicara"

Asahi langsung masuk kedalam ruangan, yang sebelumnya lia sudah meyakin kan asahi.

Melihat asahi masuk, lia yang sedari tadi menguatkan asahi, namun diri nya juga lemah, ia membayangkan bagaimana jika ia berada di posisi asahi.

"Kita doain ibu nya asahi, yaa..." noa memeluk istrinya dan menenangkan nya.

Asahi sudah seperti adik bagi noa dan lia.
Itu lah kenapa lia sangat sayang pada asahi, walau pun awal nya dia cemburu karena noa selalu bersama asahi.
.
.
.
.
"Ibuuu...hiks"

"Asa udah makan hmm" asahi mangangguk tak kuasa menahan tangisnya.

Ibunya sudah sakit saat asahi menginjakan diri nya di bangku perkuliahan, asahi tau jika ibu nya sakit jantung, namun ibu nya selalu berkata tak apa, memang saat itu semua baik baik saja, karena ibu asahi yang sangat rajin berolahraga dan menjaga pola hidup sehat.

Namun setelah asahi pergi merantau jauh dari kampung halaman nya, ibu nya di nyatakan sakit bahkan sampai harus bulak balik rumah sakit.

Asahi membawa tangan ibunya yang bebas dari infus membawanya untuk mengelus pipi nya.

"Asa... Kamu harus bahagia yaa..." ujar ibu nya dengan suara yang sangat pelan.

"Harus jadi anak yang baik..."

"Asa harus inget pesan ibu yaa..."

"Jaga diri kamu baik baik oke...." tangan ibu asahi mengelus pipi tirus asahi.

"Kamu pasti bahagia, ibu sayang asa"

Tuuuuut

Monitor yang mengeluarkan garis hijau yang bergelombang berubah menjadi lurus.
Tangis asahi sudah tak bersuara, beberapa suster dan dokter mencoba mengembalikan detak jantung menggunakan alat Defibrilator
Namun asahi menggeleng, jika pun ibu nya masih hidup, hidup nya juga akan selalu merasakan sakit, lebih baik ia pulang dan bertemu dengan orang yang di cintai nya 'tuan hamada', ayah asahi sendiri.

Wajah pucat itu tertutup oleh kain putih sebelumnya asahi mencium pipi sang ibu untuk terakhir kali nya.
































♣Brotherhood ♣

"Ummm... Dek?"

"Iya" junghwan melirik ke arah jaehyuk.

Jaehyuk membawa tangan junghwan kegenggaman nya. Junghwan yang bingung hanya menatap jaehyuk.

"Boleh jujur?"

"Boleh"

"Dek... Kenal jeongwoo?" junghwan mengangguk.

"Kalo misalkan di suruh pilih, milih kakak atau jeongwoo, kamu mau milih siapa?"

"Magsud kaka apa? Kok gitu"

Jaehyuk merasa hubungan nya tak seperti sepasang kekasih pada umum nya, jaehyuk yang sibuk kuliah, dan junghwan yang sibuk sekolah.

Mungkin yang junkyu bilang ada benar nya.
Mencintai orang yang umur nya berbeda jauh malah terlihat seperti menganggap kakak nya.

Jaehyuk tersenyum miring, jika di ingat dirinya tak pernah berhasil dengan masalah percintaan nya.

Apa lagi saat tadi junghwan yang malah memilih jeongwoo, adiknya.
Ia tak mempermasalahkan itu, bukan kah jika jeongwoo dan junghwan menjadi kekasih, maka dua orang itu akan menjadi adik nya. Setidaknya dia bisa memberikan kasih sayang dalam satu waktu.
.
.
.
.
.
.
"Nih" Jaehyuk melempar kantong plastik berisi baju untuk jeongwoo.

"Apa ini bang?"

"Mau nembak cewe kan lo? Pake angep ajah balas budi gue yang waktu itu" ujar Jaehyuk langsung meninggalkan jeongwoo menuju kamar nya.

"Lo sama cewe lo gimana bang?" tanya jeongwoo.

"Baik baik ajah kok" bohong Jaehyuk. "Semoga sukses bro, sorry ga bisa bantuin lo, gue banyak tugas" jeongwoo mengangguk mendengar ocehan kakak nya itu.

♣Brotherhood♣

Sudah sepekan setelah kepergian sang ibu, asahi belum keluar dari rumah nya, noa dan lia yang selalu menghubungi asahi membawa makanan untuk asahi, tapi sia sia bahkan asahi tak menyentuh makanan tersebut.

Asahi bingung, apa ia harus menerima perjodohan asahi dengan yoshi, sebenar nya asahi tak mau, tapi itu permintaan terakhir ibu nya.

"Kalo ini permintaan ibu asa siap bu" ucap nya sambil memegangi sebuah bingkai foto, diri nya bersama ibu nya.
.
.
.


.


.

.

"Iya benar asahi, itu pilihan terbaik buat kamu" asahi hanya bisa diam pasrah mendengar ucapan ucapan yang keluar dari mulut pria di depan nya itu.

"Kita bisa melangsungkan pernikahan nya minggu depan"

"Apa?!"

"Semakin cepat semakin baik bukan?, kalo begitu calon suami mu akan mengurus semua nya, kamu diem ajah, tak perlu terlalut dalam kesedihan, sebentar lagi kita akan bahagia, permisi masih banyak pekerjaan saya" setelah berbicara yoshi berdiri dari tempat duduknya mengusak lembit kepala asahi dan meninggalkan nya.

"Itu si elo yang bahagia, gue nggak"







Tbc

Fyi ya lia itu nama tengah aku hehehehehehehhehe

♣Brotherhood♣✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang