Bab 19. Come and Go Again

118 19 20
                                    

Andai dunia ini menjual alat pemutar waktu, dimana Ika bisa memasuki masa yang di inginkan. Ika pasti akan membelinya. Tidak peduli jika harga alat itu memeras seluruh hartanya. Ika akan menjadi orang pertama yang akan membeli itu.

Tapi sayangnya tidak ada.

Alat itu hanya ada di dunia fiksi. Di dalam cerita dongeng-dongeng saja.

Ika ingin kembali saat usianya masih menginjak beberapa bulan setelah lahir. Ika ingin memiliki kedua orang tua yang utuh. Dengan agama yang di anutnya sekarang.

Jika saja.. jika saja Tuhan tidak membuat sikap Ayah hyuk terlalu baik pada seseorang. Maka Ibu tidak akan seperti itu. Keluarga tidak akan terpecah belah.

Ingin sekali mencari wanita ular itu. Tapi jelas tidak ada gunanya lagi. Ibu sudah bahagia dengan keluarga barunya. Dan Ayah hyuk bahagia dengan kesendiriannya. Mengelolah perusahaannya yang kini tengah melonjak tinggi.

Apapun yang Ika inginkan selalu di kabulkan oleh Ayah. Seperti saat ini. Ika tengah berlibur ke Jepang. Setelah dirinya menikmati indahnya Paris, Swiss, Islandia dan Australia. Tentu saja dengan membawa 2 pengawal. Satu perempuan dan satu lelaki yang siap menjaga.

Ayah mengijinkan itu. Dengan alasan Ika adalah putri satu-satunya. Apapun yang membuatnya bahagia, akan selalu di lakukan — dikabulkan.

Mengenai kuliahnya. Ika sudah tidak mengambil paket C lagi. Berhenti sementara. Ika ingin menghabiskan masa liburnya terlebih dahulu. Jika sudah puas, barulah Ika melanjutkannya secara offline. Lagi dan lagi Ayah mengiyakannya.

Senang sekali.

Tidak seperti dulu, yang harus di paksa kuliah dengan keinginan orang tua.

Kurasa Ika tahu mengapa Ibu melarang keras untuk Ika kuliah di Korea.

Berjalan-jalan dengan memakai pakaian tradisional Jepang. Ika selalu mengunggah video maupun foto di Instagram. Akhir-akhir ini entah kenapa Ika sangat aktif bermain media sosial. Pengikutnya mulai banyak. Dan banyak juga yang mengirimi pesan. Ika juga mendapat banyak pujian karena wajahnya yang tidak bosan di pandang. Bahkan banyak orang yang mengatainya mirip seperti orang Korea.

Huh, memang asli orang Korea. Hanya saja tinggal di Indonesia.

"Yoona. Videokan cepat." Pinta Ika yang sedang berjalan di atas jembatan sungai. Berpose dengan gerakan bak menghayati setiap langkahnya. Dari berbagai angle, tidak terlihat sama sekali minusnya.

Secantik itu.

"Apa begini cantik?" tanya Ika yang memasang gaya. Kali ini sesi foto.

"Eumm tidak. Kurasa kita harus sedikit kesana. Kau seolah ingin mengambil daun yang ada di ranting pohon itu."

"Oh ide yang bagus." Ika menjentikkan jarinya dan berjalan sedikit ke samping. Berdiri di depan ranting yang berada di atas kepalanya. Mulai mendongak dan menggapai satu daun itu. Tersenyum manis dengan busana Jepang yang membuat Ika semakin sempurna.

"Sudah."

Menurunkan tangannya yang menjulur ke atas. Ika lantas menghampiri Yoona yang masih memegang camera. Mengabaikan satu pengawal laki-laki yang berada di belakang Yoona.

"Aku ingin lihat hasil fotonya."

"Bagus. Hasilnya bagus. Jangan meremehkan jepretanku."

"Aku tidak berkata aku meremehkanmu tahu."

Yoona tertawa. Yang membuat Ika mendengus. Memilih mengabaikan Yoona yang masih terkekeh geli, Ika melihat air jernih itu di bawah jembatan. Matanya mulai mencari bagaimana Ika bisa menyentuh air jernih itu.

Different - Min Suga [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang