Bab 18. 20 Years Better

103 23 26
                                    

"Suga hyeong."

Suga yang sedang memainkan ponselnya melirik Jimin yang berada di sampingnya. Mereka tidur bersama malam ini.

"Nomor Ika tidak aktif lagi."

Suga mengganti posisi menjadi menyandarkan punggung di kepala ranjang. Memposisikan dirinya miring menghadap Jimin.

"Jimin. Jangan memikirkan wanita lain, sedangkan di kepalamu sudah ada Rara."

"Maafkan aku. Tapi bukan bermaksud apa-apa. Aku hanya rindu bercanda dengannya. Kau pasti begitu juga, kan?"

Suga menelan saliva dengan memalingkan kepala. Menghembus nafas kasar. "Jangan di tanya."

Jimin berdecih bersamaan bibirnya mengeluarkan smirk. Menggeleng kepala melihat jawaban abangnya. Cinta sekali dengan wanita itu.

"Hah.." Desah Jimin setelah mengganti posisinya menjadi terlentang. Melipat kedua tangannya ke atas, meletakkannya di bawah kepala. "Besok adalah hari ulang tahunnya."

Suga membulatkan matanya. Tangannya bergerak cepat mengecek tanggal di ponsel yang tengah ia genggam.

Benar, besok adalah hari ulang tahunnya.

"Apa dia akan meminta kita mengucapkannya lagi seperti dulu? Aku sangat menanti itu."

"Maafkan aku. Berhentilah menangis. Ini adalah hari spesialmu. Mari kita buat kesan yang indah. Kau ingin kado apa dariku?"

"Benarkah? Kau serius, Oppa?"

"Aku ingin berkeliling kota. Bermain sepeda di taman. Menonton film, makan malam romantis berdua. Bermain air di pantai, dan menikmati senja di pinggir pantai. Bagaimana, Oppa? Bisa ku dapatkan hadiahku itu?"

Jika waktu bisa di ulang, kau akan mendapatkan itu. Aku akan menurutinya detik itu juga. Pikir Suga.

"Hyeong, aku matikan lampunya ya. Aku sudah mengantuk." Jimin beranjak, berjalan untuk mematikan lampu kamar.

Dalam kegelapan, Suga masih tenggelam dalam pikirannya. Jimin berkata benar. Nomor Ika sudah tidak aktif lagi. Akun media sosialnya juga jarang update. Ika seakan menghilang dari bumi. Meninggalkan Suga dengan cinta yang masih membekas.

Padahal Suga merindukannya.

Tidak bisakah, semesta membawa Ika kembali menemuinya di agensi?

Suga juga sudah mengunjungi apartemen dengan bantuan Bona untuk mengecek. Tapi sama sekali tidak ada.

Ika pergi.

Bukan lagi pergi begitu saja. Kini Bang Si-hyuk selalu mencium kening putrinya sebelum berangkat. Mengusap kepalanya lembut. Bang Si-hyuk sesenang itu setiap paginya. Dan kepulangannya juga ditunggu. Ika akan memeluknya sewaktu pulang. Tidak peduli bau keringat atau apapun.

"Appa."

"Ya sayang?"

"Eumm..bolehkah kakak sepupuku dan temanku datang berkunjung kerumah?"

"Memang siapa yang tidak mengizinkannya?"

Senyum Ika mengembang. "Jadi, Appa mengizinkannya?"

Bang Si-hyuk mengangguk seraya tersenyum lembut mengusap kepala Ika.

"Ika sayang Appa hyuk." Ika berhambur memeluk sang Ayah yang tertawa karena geli di peluk tiba-tiba.

"Pastikan mereka menjaga privasi ya."

Mengangguk senang. "Oke, Appa."

Bang Si-hyuk melepas pelukannya, beralih mendekatkan kepala untuk mencium kening sang anak.

Different - Min Suga [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang