Bab 7. Thats You?

101 30 8
                                    

Dalam selimut yang menutupi seluruh tubuh hingga sebatas leher. Kepala pusing yang mendominasi sampai membuat Ika pada akhirnya membuka mata. Mencoba untuk duduk dengan susah payah, lagi-lagi meringis. Rasa pusing kembali datang kala Ika mengangkat kepalanya. Masih memejamkan mata untuk meredakan sakit kepala. Sekiranya sudah mulai membaik, matanya perlahan membuka. Ia mengerjap, memandangi seluruh bagian dalam kamar. Setahu Ika kamar Sunni tidaklah seperti ini.

Rasa mual kembali datang, Ika menyibak selimut dan berlari ke kamar mandi untuk membuang isi perut. Namun keluar hanyalah air dan buih-buih. Baru sadar kalau pakaiannya telah terganti. Ika mencoba mengingat kejadian tadi malam. Ika ingat dirinya mabuk, setelah itu tidak tahu lagi.

Ika tidak ambil pusing, mungkin saja Sunni yang mengganti pakaiannya. Ika memilih membersihkan diri sebab badannya sangat lengket sekarang, dan juga ada kemeja yang tergantung. Setelah selesai mandi, Ika keluar dengan rambut basahnya untuk mencari Sunni.

Namun, matanya menangkap satu figura berukuran kecil di dinding sana. Berjalan mendekat untuk melihat dengan jelas.

"Yoongi, kau sangat tampan disini." Kata Ika pelan. Hanya satu foto disini, mungkin ini kamar untuk teman yang akan menginap, jadi hanya satu foto yang Sunni pajang, menandakan dia seorang army.

Perutnya berbunyi. Daripada memandangi foto, lebih baik mencari Sunni dan meminta makan, lebih mengenyangkan perut.

"Sunni."

Ika membuka pintu kamar, setelahnya Ika dibuat bingung. Ini sangat jauh berbeda dengan kamar apartemen milik Sunni. Karena takut, Ika memanggil Sunni lagi. Namun tidak ada jawaban. Kakinya terus melangkah, mengitari seluruh ruangan. Hingga dirinya berada di ruang tamu, dan melihat seseorang tengah tidur di atas sofa tanpa senderan. Ika tidak tahu jelas, wajahnya tidak terpampang seluruhnya.

Tanpa ragu kakinya melangkah untuk mendekati seseorang yang tidur disana. Entah gerangan datang darimana, mungkin karena seseorang itu mengubah posisinya menjadi terlentang, alhasil Ika terkejut dan kakinya tersandung karpet. Tubuhnya jatuh diatas tubuh seseorang ini. Tepatnya kepala Ika menyentuh dada bidang milik sang lelaki. Sangat jelas detak jantung yang memompa dengan normal. Tapi Ika masih ragu untuk mengangkat wajahnya, takut tiba-tiba lelaki ini terbangun. Setelah dirasa tidak ada pergerakan, Ika tidak sempat mengangkat wajah, sebab kedua tangan lelaki ini memeluk dirinya.

Hidung Ika semakin dekat dengan dada lelaki yang hampir saja menyentuh kulit leher. Ika mengendus, sangat hapal dengan harumnya. Ini harum hoodie milik lelaki yang menolongnya. Untuk memastikan, Ika semakin merapatkan ciumannya, baju putih yang dikenakan lelaki ini sampai basah terkena rambut Ika. Kulit dada tercetak sangat jelas didepan mata Ika. Putih.

Ika mengkonfirmasi bahwa aroma ini benar-benar sama dengan aroma hoodie itu. Mungkin kalian akan bilang, harum minyak wangi bisa saja sama. Tapi sungguh, Ika sudah mencari harum itu tapi tidak jumpa. Maka dari itu sulit sekali mencari lelaki pemilik hoodie.

"Apakah itu kau?" kata Ika pelan namun masih bisa didengar. Ika berbicara tanpa mengangkat wajahnya, sulit untuk menengadah. Kepalanya ditekan oleh dagu lelaki ini.

Setelah mengatakan itu, tubuhnya terlempar sampai terduduk di atas karpet. Ika meringis sebab bokongnya sakit karena terbentur, meskipun sudah beralas tetap saja sakit.

Barulah mengetahui siapa lelaki ini ketika Ika mendongak.

"Yo-Yoongi?"

Tidak masuk akal. Ini benar-benar tidak masuk akal. Katakan bahwa Ika tengah bermimpi sekarang. Atau tampar saja, tampar.

Different - Min Suga [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang