Bab 12. Your Angry Because of Jealousy

100 24 7
                                    

"Ika tugasmu beralih pada Yoongi."

"Ya?" Tanya Ika yang bingung, tidak paham dengan apa yang dikatakan teman kerjanya.

Dua bulan lebih dirinya sudah bekerja, menjalani profesi sebagai stylish Bangtan yang rupanya memiliki jadwal yang sangat padat. Benar-benar padat. Waktu istirahat Ika pun semakin berkurang, apalagi hanya sesempatnya ia belajar yang diberi materi oleh Sunni setiap harinya melalui email.

Meskipun dirinya kerap kali merasa lelah setelah bekerja. Terkadang tubuhnya tidak kuat untuk pulang yang akhirnya tidur bersama teman-temannya di mess.

Sosok Jimin yang mengetahui kondisi Ika yang kurang sehat pun setiap saat memberikan semangat melalui senyuman manisnya dengan kedua mata sipit khasnya. Perkataan ajaibnya mampu menguatkan mental Ika. Menyenangkan jika kita bekerja namun ada penyemangat yang menopang dibaliknya.

"Kau sekarang jadi stylish Yoongi."

Mulutnya seketika terperangah mendengar penjelasan sekali lagi. Mana mungkin dirinya bisa melakukan kontak fisik dengan orang yang ingin di acuhkannya.

"Bagaimana bisa?"

Perempuan itu mengendikkan bahunya. "Aku tidak tahu. Sudah sana rias."

Rasanya ingin pulang, bersembunyi dibalik selimut, menutup seluruh tubuh jika bisa. Katakan dirinya masih gugup, semenjak kejadian yang lalu, dirinya semakin menjauhi Yoongi. Jika berbicara hanya seperlunya saja. Tapi kali ini? Ika bahkan tidak bisa menetralkan degup jantungnya sekarang.

Niatnya ingin melirik sebentar sebelum menghampiri, tapi malah kecolongan. Maka Ika salah tingkah, buru-buru membuang muka, dan mengecek alat make up di tas hitam besar yang di kenakannya. Dirasa sudah terlalu lama, Ika mencoba melirik pria itu lagi. Ternyata Yoongi mulai memejamkan mata. Bahkan ponselnya masih berada di genggamannya.

"Yoongi-ssi, buka matamu." Panggil Ika yang takut-takut menggoyangkan sedikit bahunya.

Sedangkan Yoongi menahan geli di dalam tubuhnya. Satu matanya ia buka untuk melihat perempuan yang berani mengganggu tidurnya. Berpura-pura mengabaikan, tangan Yoongi yang tadinya tergeletak bebas sekarang melipatnya di depan dada dengan kepala yang miring mengalihkan pandangan Ika.

Tidak sia-sia dirinya memprotes dengan Bang PD untuk membujuknya. Yoongi menginginkan Ika yang meriasnya. Hanya Ika. Tidak ada alasan untuk memilih gadis manis itu, Yoongi hanya ingin dia. Susah memang membujuk pria berumur seperti babi hitam itu, tapi pada akhirnya keinginan Yoongi terpenuhi.

Yoongi tersenyum kecil ketika mendapat goyangan pelan pada bahunya. Ini kedua kalinya. Sudah Yoongi katakan, dia akan menjadi peran utama dalam permainan yang kedua orang itu buat.

Sejujurnya Yoongi tidak marah pada Jimin. Yoongi pun tidak bodoh. Sudah lama tinggal dengannya, dan Jimin bukanlah orang seperti itu. Maksudnya, orang yang merebut kebahagiaan orang lain. Jimin tidak seperti itu. Yoongi pikir adiknya itu hanya mencoba membuatnya cemburu.

Kembali pada Ika yang kesal diabaikan oleh Yoongi. Haruskah ia memanggilnya lebih lembut lagi? Kalau hanya itu caranya, baiklah Ika akan melakukannya.

"Yoongi Oppa, bangunlah. Aku yang akan meriasmu. Tolong bangun."

Rupanya dengan nada lembut bak selembut kaki bayi yang baru lahir, barulah Yoongi membuka mata. Tapi wajahnya enggan untuk menciptakan satu senyuman. Datar.

Di sela-sela langkahnya menuju meja rias, Yoongi tersenyum gemas, memikirkan bagaimana ekspresi kesal Ika yang menggerutu di belakang sana. Tadi, dirinya langsung bangkit tanpa berkata satu barang pun.

Ika memilih warna foundation yang cocok untuk kulit putih pucat pria di depannya ini. Mereka akan melakukan sesi foto untuk membuat album DVD 5th BTS Muster - Magic Shop. Pakaian yang akan di kenakan sudah di siapkan oleh stylish yang lain.

Different - Min Suga [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang