Bab 28. He's a Little Weird

92 16 27
                                    

Jujur, gadis itu masih merasakan canggung berada di dalam satu ruangan berdua bersama pria yang ia cintai. Apalagi teringat banyaknya ia mengoceh sewaktu melihat si pria dingin ini tak kunjung membuka matanya.

Dalam sedikit gemetar, Ika terus menyulangi buah jeruk sedari tadi yang kini telah berganti dengan buah apel yang segar.

"Sekarang bagaimana?"

Pertanyaan Suga yang tiba-tiba semenjak mereka saling diam sebelumnya membuat Ika menghentikan aktivitas memotong buah apel itu.

"Ha? Bagaimana apanya?" Ika tidak bohong kali ini memang ia benar-benar tidak mengerti.

Melihat raut wajah bingung dari Ika, Suga lantas mengucapkannya mesti di dalam diri ia sedikit ragu.

"Semua perkataanmu tadi. Kita bisa mulai lagi sekarang?"

Kali ini Ika mulai paham. Lantas perempuan itu membulatkan matanya, dan langsung balik bertanya.

"Kau menanyakan hal itu tetapi kau telah membohongiku tadi. Ya! Kenapa Oppa suka sekali mengerjaiku? Kalau tahu kau hanya berpura-pura, aku tak akan berbicara panjang lebar seperti tadi."

Harusnya Suga mendapatkan jawaban yang sesuai dengan pertanyaannya. Namun karena kesalahan yang ia lakukan sebelumnya, membuat Suga harus menerima Ika yang memarahinya.

"Maaf."

Ika yang kesal langsung menurunkan bahunya. Tatapannya sudah tidak marah lagi. Ia memandang lembut sosok itu yang kini tengah menunduk.

"Tidak apa. Lupakan saja soal itu." Ucap Ika lembut yang berhasil membuat Suga perlahan mengangkat wajahnya, hingga pandangan keduanya bertemu.

Ika tersenyum, kemudian meletakkan piring buah beserta pisaunya kembali di atas meja.

Ika tidak masalah dengan kebohongan itu. Sebab tanpa kebohongan yang dibuat Suga, Ika tidak akan pernah dan bisa untuk mengungkapkan semua yang terpendam di dalam hatinya selama ini.

Kurasa Ika wajib berterima kasih pada kebohongan itu.

"Sekarang aku ingin tahu bagaimana semua ini bisa terjadi? Ayo ceritakan padaku tanpa dikurangi atau dilebihkan."

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi, Ika-ya."

"Setelah kau menceritakannya, aku akan menjawab pertanyaanmu." Kata gadis itu. Namun, ia melihat raut wajah Suga yang seakan tidak percaya pada ucapannya.

"Aku janji." Tambahnya dan itu membuat Suga mulai menceritakan semuanya termasuk saat dia mengemudi dalam keadaan mabuk. Suga berharap ia mendapatkan perhatian lebih, tapi ia malah mendapat omelan yang hampir satu jam lamanya jika alarm ponsel gadis itu tak berbunyi, maka Ika akan terus mengomel.

Suga tahu itu adalah suara adzan.

"Aku tinggal sebentar ya." Ucap Ika dan diangguki oleh Suga. Sebelum Ika beranjak, Ika berucap kembali, "Tidak apa, kan?"

"Tidak apa. Aku mengerti, Ika-ya. Itu memang sudah kewajibanmu." Katanya sambil tersenyum. Suga pernah mencari tahu tentang shalat itu. Ia tahu itu adalah kewajiban bagi seluruh umat muslim untuk menyembah Tuhannya.

Dalam duduknya, lelaki itu mendengar suara kuncuran air dari dalam toilet. Tidak lama, dan selanjutnya ia melihat wajah Ika yang basah. Kulit wajahnya berseri dengan hiasan tetesan air yang bertengger disana. Tak lupa alis dan bulu matanya menjadi semakin lentik. Wajah Ika sekarang benar-benar sangat indah.

Suga juga melihat Ika mulai memakai kerudung besarnya. Suga pernah melihat ini sebelumnya. Seperti pakaian orang arab yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Oppa, jangan melihatku." Kata Ika diujung sana karena merasa dilihati sedari tadi.

Different - Min Suga [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang