Bab 22. The Feel Weird

74 18 11
                                    

Ih tremor banget loh dapat kabar Bangtan punya ig pribadi. Sumpah senengnya ga ketolong. Apalagi mereka aktif kali ya, kayak baru belajar main ig tahu ga sih😭

Apalagi Taehyung buat snap, anjir malah suaranya beuuhhh anjritttt!! Ga kuat aku tuh😭

Yaudala aku up ga sesuai waktu karena aku lagi seneng. Sekalian ngerayain kabar bahagia ini😭

Bagi kalian yang beruntung di notice, selamat ya... Aku belum nyoba sih, doain di notice ya😭

Ya ampun ngarep banget..

Btw, selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan jejak, Mupinki💜





Sekarang Ika tengah menaiki lift. Hari ini entah mengapa ingin sekali bertemu Ayah. Entah juga alasan lain kesini karena Seokjin yang seminggu belakangan ini selalu datang kerumah malam-malam. Dengan alasan hanya ingin mengobrol atau numpang makan.

Iya, sepertinya ada alasan lain. Ika juga rindu mereka. Kedatangan Seokjin seakan menyadarkan Ika untuk tidak terlalu menjauhi mereka.

Namun saat sudah sampai, Ika tidak melihat ayahnya diruangan pribadi.

"Permisi, mengapa Sajangnim tidak ada diruangannya?" Ika bertanya pada staff setelah keluar dari ruangan ayah. Wanita yang biasanya duduk di depan pintu ini pun tidak ada.

"Sajangnim sedang berada di ruangan tunggu tamu. Beliau ada jadwal pertemuan dengan Edam Entertaiment."

Ika terdiam memikirkan tamu dari agensi lain. Ayah tidak pernah bercerita soal itu. "Apa tamunya sudah datang?"

"Aku tidak tahu, Nona. Maaf aku ada pekerjaan yang harus ku selesaikan. aku permisi."

"Ah iya silahkan. Maaf mengganggu waktumu." balas Ika dengan senyuman sopannya seraya membungkuk kecil.

Melihat staff yang sudah pergi, Ika mulai berjalan menuju ruang tunggu tamu yang di katakan staff tadi. Tentu saja Ika tahu dimana ruangan itu berada.

Pintunya tertutup. Apa tamunya sudah datang? Batin Ika yang melihat pintunya tidak terbuka sedikit celah pun.

Tangannya sudah menyentuh handle. Hanya dengan sekali turun, pintu sudah terbuka. Tapi jujur Ika ragu. Tidak sopan, kan membuka pintu tanpa mengetuk dulu. Tapi kalau di ketuk pasti ayah akan merasa terganggu.

Bolehkah aku membukanya? Batin Ika semakin bingung.

Oh ayolah ini perusahaan Appa-mu sendiri. Tidak mungkin Appa akan marah padaku kan, tapi itu sedikit tidak sopan. Pikir Ika gelisah. Bahkan sudah melepas handle itu dan mulai mondar-mandir di depan pintu seraya meremat kedua tangannya di depan perut.

Menempelkan telinganya di permukaan pintu, Ika mencoba menguping.

"Aku tidak mendengar suara apapun dari dalam. Mungkin tamunya belum datang. Aku akan membukanya."

Tanpa pelan, Ika menarik handle dan mendorongnya dengan kuat.

Detik itu juga, tubuhnya mematung. Bagaimana rasa terkejutnya saat melihat pemandangan yang hanya ada Suga dan IU di ruangan ini.

Dengan tidak senonohnya mereka mempersempit jarak. Saling berhadapan dengan begitu dekatnya.

Meskipun hanya melihat punggung Suga, Ika jelas tahu kalau mereka tengah berciuman.

Ya. Mereka berciuman.

Dengan tololnya dulu percaya. Bibir itu hanya boleh di sentuh oleh Ika saja. Bibir itu miliknya, bukan milik perempuan lain.

Different - Min Suga [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang