Chapter 3 (Menjadi Mafia)

863 68 1
                                    

"Membalas budi?" -Ren-

"Iya, kan 3 tahun lalu aku sudah berjanji pada kakak" -Haru-

'Ah.. Maksudnya balas budi yang itu' -Batin Ren-

"Nah Kak, ayo aku antarkan kakak pulang" -Haru-

"T-tunggu bagaimana dengan orang tua ku?" -Ren-

"Tenang saja masalah orang tua kakak akan diurus oleh Eva" -Haru-

"Eva?" -Ren-

"Eva adalah.. Teman ku?" -Haru-

'Kenapa dia berkata itu dengan nada seperti tidak yakin?' -Batin Ren-

"Biar ku antar kakak pulang dulu, nanti akan aku jelaskan semuanya" -Haru-

Haru pun mengantar ku pulang menggunakan motornya, aku duduk dibelakang dan Haru yang menyetir motor. Jangan lupa kalau di belakang kami ada 20 motor yang mengikuti kami dari belakang. Apa Haru yang memimpin mereka semua?

Kalau tidak salah orang tadi bilang kalau mereka menguasai wilayah ini? Tunggu, kalau Haru yang memimpin mereka semua, berarti Haru adalah orang yang menguasai wilayah ini?! Eh? Bukannya Haru baru umur 11 3 tahun yang lalu, berarti sekarang umurnya 14 tahun? Tidak mungkin kan anak berusia 14 tahun adalah orang yang menguasai wilayah ini. MUSTAHIL!
Awalnya aku pikir begitu.

"Ini benar rumah Kakak kan?" -Haru-

"Ya, ini benar rumahku" -Ren-

"Apa kau mau masuk dulu?" -Ren-

"Ya, kalau boleh. Sekalian aku ini mengatakan sesuatu" -Haru-

'Mungkin hal yang ingin dikatakannya adalah mengajak ku kedalam geng nya? Haha bercanda' -Batin Ren-

Aku dan Haru dan 2 orang yang lain pun masuk kedalam rumah ku, orang-orang yang lain tetap menunggu di depan.
Aku tidak mengenal 2 orang yang ikut masuk kedalam rumah ku tapi yang ku tahu adalah salah satu dari 2 orang itu adalah perempuan, rambutnya pendek dan dia memakai kacamata, mungkin dia orang yang bernama Eva itu.
Satunya lagi laki-laki berambut agak panjang, tapi dia menguncir rambutnya, rasanya seperti melihat perempuan. Dia memakai masker, rasanya aku seperti melihat gangster yang biasa ada di TV.

Di dalam rumah, aku menyuruh mereka untuk duduk dulu di sofa ruang tamu, sedangkan aku mengambil air untuk mereka, tadinya aku ingin memberi mereka teh atau kopi tapi ternyata teh dan kopi di rumah ini habis.

"Jadi apa yang mau kau bicarakan?" -Ren-

"Kak Ren, apa kakak mau balas dendam?" -Haru-

"Balas dendam?" -Ren-

"Balas dendam atas kematian orang tua kakak" -Haru-

'Eh? Benar juga. Kenapa hal itu tidak terpikirkan. oleh ku?' -Batin Ren-

"Bagaimana kak? Apa kakak mau?" -Haru-

'Orang tuaku mati, lebih tepatnya dibunuh. Aku ingin balas dendam, tapi apa ini keputusan yang tepat? Tapi jika aku tidak balas dendam, apa aku akan bisa menerima kenyataan itu? Kenyataan bahwa orang tuaku dibunuh dengan alasan yang tidak berguna' -Batin Ren-

"Ya, aku ingin balas dendam.." -Ren-

"Kalau begitu aku akan membantu kakak balas dendam" -Haru-

"Membantuku?" -Ren-

"Bergabunglah kedalam 'Family' ku kak" -Haru-

'Family? Keluarga? Eh?' -Batin Ren

"Ah.. Kakak tidak tahu ya? Dalam Mafia istilah 'Family' itu artinya sama seperti Grup atau Geng" -Haru-

"O-oh.. Benar juga rasanya aku juga pernah mendengar hal itu" -Ren-

"Jadi?" -Haru-

"Baiklah aku akan bergabung dengan 'Family' mu" -Ren-

"Keputusan yang bagus. Sepertinya aku sudah harus pulang, besok pagi aku akan menjemput kakak" -Haru-

"Eh? Untuk apa?" -Ren-

"Besok kakak juga akan tahu" -Haru-

Setelah berkata seperti itu dia langsung keluar begitu saja.
Tapi aku masih tidak percaya kalau aku bergabung kedalam Mafia..

"Tunggu.. Mafia?" -Ren-

"E-eh?! M-mafia? Aku?" -Ren-

Aku benar-benar lupa soal itu. Sial! Harusnya aku tidak membiarkannya pergi begitu saja, aku punya banyak pertanyaan untuknya.
Contohnya, sebenarnya siapa yang membunuh orang tuaku tadi? Apa benar kau bos dari orang-orang didepan? Apa yang sebenarnya terjadi padamu sejak 3 tahun lalu? Dan masih banyak lagi.
Mungkin aku bisa menanyakannya besok.

Aku pun mengganti bajuku dengan baju tidur, lalu langsung tiduran di ranjang. Rasanya hari ini seperti mimpi, akan bagus kalau benar ini semua hanya mimpi. Tapi ini kenyataan, orang tuaku mati dibunuh, aku bertemu dengan Haru lalu bergabung dengan Mafia. Rasanya benar-benar seperti mimpi.

"Ugh.. Jam berapa ini?" -Ren-

"Jam 5? Kukira sudah jam 7" -Ren-

"Kepala ku sakit, mungkin aku harus minta Ibu untuk membuatkan ku bubur" -Ren-

"Ah.. Benar. Ibu sudah mati" -Ren-

"... Kepala ku terlalu sakit, kalau begini aku tidak akan bisa tidur lagi. Mungkin aku akan mandi lalu membuat sesuatu yang bisa dimakan" -Ren-

15 menit kemudian.

'Setelah mandi rasa sakit dikepala ku sudah sedikit menghilang' -Batin Ren-

"Enaknya makan apa ya" -Ren-

"Kalau tidak salah dikulkas masih ada kue ulang tahun ku, makan itu saja" -Ren-

07.00 AM

"Kemarin Haru bilang kalau besok pagi akan menjemputku kan? berati seharusnya dia akan menjemputku pagi ini, tapi jam berapa ya? Ngomong-ngomong dia menjemputku untuk apa? Kemarin dia tidak memberi tahu ku, aku jadi penasaran" -Ren-

"Aku blum membuka HP dari kemarin malam, HP ku dimana ya" -Ren-

08.00 AM

Tok.. tok..

"Mungkin itu Haru" -Ren-

"Haru kau sudah datang-" -Ren-

"... Aku bukan Haru" -??-

"A-ah.. Maaf" -Ren-

"Sudahlah ayo cepat bos sudah menunggu" -??-

'Yang di maksud bos itu Haru kan?' -Batin Ren-

"Sedang apa kau bengong disitu, sudah ku bilang bos sedang menunggu, apa kau mau membuat bos menunggu lebih lama?" -??-

"M-maaf" -Ren-

Aku pun langsung masuk lagi kedalam rumah untuk mengambil jaket dan HP.
Tapi orang tadi bukannya perempuan yang ikut masuk kedalam rumah ku semalam?

TO BE CONTINUED

IG: yuki_fanfic

The Beginning Of Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang