Di taman yang luas dengan beralaskan rumput hijau halus Dita menfokuskan pikiranya dan juga indranya, menyentuh sebuah obyek yang ada di depannya.
Sekerumunan orang yang sedang melakukan aktifitas pagi seperti berolahraga,bermain ayunan,bercengkrama dan bahkan anak anak kecil berlarian.
padangan itu tidak luput dari matanya serta tanganya yang bergerak teratur mengoreskan batang pensil berwarna hitam membentuk obyek di atas kertas kanvas dengan sebuah penyangga dan memberi sedikit aksiran lembut,semakin tebal hingga membentuk gambar sempurna.
Ia menghembuskan nafas pelan sesudahnya dengan sedikit dengusan,matanya menerawang kembali ke sisi kanan dan kiri semakin pagi pengujung taman semakin banyak,Dita kembali melirik arloji yang menempel pada tangan kirinya masih ada dua jam batinya.
Sambil menfokuskan kembali dirinya degan gambar di depanya sebuah teriakan menggema dari kejauhan,Dita menoleh kebelakang dan itu ternyata adalah seorang gadis dengan senyuman kucing ,bentuk matanya menyimpit ketika tersenyum "Jinny,Kemari ". Teriak Dita kembali.
Jinny berlari kecil menuju ketempat Dita duduk sambil menata posisi agar tidak oleng karena tanah berumput yang tidak begitu rata lalu, Jinny menyerahkan satu cup coffe amerikano dingin pada Dita dan yang satunya ada di tangan kiri miliknya.
Sebuah penyegaran bagi Dita setelah sejam berkutat dengan kanvas dan pensil yang akhirnya membuat telapak tanganya menghitam,Jinny tersenyum sumrigah seketika Dita sedikit bingung sambil meliriknya.
" ada apa??,sepertinya dirimu bahagia sekali Jinny!".terangnya pelan namun masih dibalas Jinny dengan senyuman.
"Kak Dit,apa kamu tahu,..?!
" apa?",balas Dita dengan binggung. "Kamu belum cerita kenapa langsung bertanya padaku!!"..." dasar aneh!".jelasnya dengan tersenyum.
"Hari ini aku satu ruangan dengan Haruto,my prince". jawabnya penuh semangat hingga memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
" benarkah?!" timpal Dita. Lalu Jinny merespon dengan anggukan bersemangat."wah wah sepertinya perjuaganmu mendekati dia akan berhasil".
"Emm,belum".. Sahut Jinny dengan muka yang di buat masam."aku belum bisa mendekatinya, terlalu banyak wanita yang mendekatinya jadi ini belum ada apa apanya".
"Yah yang terpenting kamu bisa satu ruangan tadi itu,sudah bagus".
" ya begitulah".pungkas jinny kembali,lalu pandanganya mengarah pada kanvas yang ada di hadapanya,"Wow, bukankah ini bagus!".
Dita mengikuti arah pandang Jinny pada gambar yang baru saja ia lukis. "bagaimana menurutmu?". Dita melontarkan kembali pertanyaan kepada Jinny tentang pendapatnya.
"Sangat bagus,bagus,..bagus" degan acugan dua jempol.
"Hari semakin siang dan kini sudah pukul sepuluh, jam sebelas nanti aku ada mata kuliah lagi,ayo kita kembali".
" ahh,tunggu kak Dit,aku mau beli Es krim dan satu cup kopi amerikano lagi".
Dita memutar bola matanya malas ,"okelah aku tunggu disini,cepatlah beli mumpung ada waktu".
"Iya-iya kakak Cantik".
Lalu Jinny segera berjalan cepat menuju kedai kopi dan es krim dan mungkin akan sedikit menunggu lama.
Dita membereskan alat lukisnya berserta melepas kanvas dan melipat penyangga kayunya dengan rapi,masih terlalu lama menunggu sambil duduk Di bangku taman,seketika indranya sayup sayup menangkap alunan lirih alat musik yang di mainkan di kejauhan,seperti biola pikiran Dita mulai menerawang dengan gamang,tapi jika di dengar lagi itu bukan biola melainkan alat musik yang mungkin seperti biola.
Dita mulai penasaran siapa yang memainkan musik yang nadanya sedikit asing di telinganya. Kakinya seketika melangkah menyusuri jalan setapak yang di modifikasi dengan ukiran batu kecil,hatinya berdetak pelan seirama dengan alunan lembut lagu yang di mainkan oleh orang misterius sepertinya Dita telah dibawa ketempat yang sangat jauh yang tidak pernah diketahui berserta sebuah rasa kerinduan dan kesedihan,cinta yang dibuat menjadi satu.
padangan Dita telah tertuju pada gazeboo yang tak terlalu besar, yang kini di hiasi dengan tanaman menjalar, di sampingnya ada sebuah kolam ikan dengan bunga teratai mekar di tengah kolam.
Dita semakin mendekatkan diri pada tiang penyangga yang sedikit besar dan begitu tinggi mungkin bisa menutupi tubuhnya yang begitu mungil dan tidak terlalu tinggi.
Kepalanya menelusup sedikit ke samping tiang,netranya menangkap seorang pria yang membelakanginya,ternyata sendang memainkan alat musik yang belum dita ketahui namanya,Dita menelusuri setiap jengkal obyek yang ia lihat dengan matanya lalu bergumam "sangat tampan"...
Hai teman teman ini adalah cerita baruku dan baru pertama kali aku membuatnya semoga senang membacanya maaf jika ada kalimat yang mungkin kurang mengena di hati kalian ,karena ini hanya imajinasi saya sendiri mohon sedikit di maklumi ya..mohon kritik sarannya juga untuk perkembangan cerita ini.
I love you readers😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Cahaya Dalam Jendela Rindu
Teen FictionRomantica yang di mulai pada bulan musim semi beriringan dengan bunga sakura yang saling bermekaran menebarkan aroma cinta dengan warna merah muda yang lembut inilah awal pertama kali untuk Dita seorang mahasiswa tingkat satu jurusan seni lukis bert...