Bab 16

162 23 4
                                    

Jam dinding berputar sangat lambat saat ini menjadi penengah di antara dua orang gadis yang saling berbicara satu sama lain,hujan masih saja turun dengan derasnya membawa hawa dingin yang telah melingkupi ruangan yang tidak terlalu besar mengalahkan mesin penghangat yang baru saja Denise nyalakan beberapa menit tadi.

Dita masih memperhatikan dengan seksama penjelasan Denise soal kepulangan Jinny dengan pria asing,dia mengatakan jika orang yang mengantarkannya pulang merupakan pria asing yang belum mereka berdua ketahui.

Dan kini Denise mengalihkan pembicaraan awal tadi  dengan menganti topik soal Dita ,dia melihat pakaian yang terlihat basah dengan rambut berantakan tanpa di sadari sang empunya.

"Sepertinya kamu harus ganti baju dulu,nanti saja kita membahas ini,aku akan membuatkanmu susu hangat".

Dita mulai kembali dari keterpakuannya,tanpa ia sadari dirinya terlalu larut dengan kondisi Jinny tanpa peduli keadaannya sekarang.akhirnya ia mengangguk sebagai tanda jawaban,beralih pergi menuju kamar untuk berganti pakaian yang hangat namun baru selangkah berjalan dia berhenti di depan pintu kamar Jinny yang tertutup,terdapat sebuah tulisan yang tergantung di tengah daun pintu 'PINK PRINCESS ROOM'.

Ia masih termangu tanpa pergerakan sedikitpun enggan untuk kekamarnya tapi ingin sekali beralih pergi ke kamar Jinny terlihat tidak ada tanda-tanda sang pemilik kamar yang biasanya berisik di dalam kamar itu.

Hingga suara Denise kembali bergema di telinganya memintanya untuk segera berganti baju,Dita menoleh sebentar lalu dengan cepat menuju kamarnya.
Ia menbuka sebuah lemari bercat putih dengan ornamen kupu-kupu kecil lalu menarik seutas pakaian hangat berbahan wol bercorak pelangi dan ia bawa menuju kamar mandi.

Setelah selesai berbenah diri Dita mematut diri di depan cermin mengusap-usap rambut hitam panjangnya yang basah dengan handuk lalu mencari pengering rambut di dalam laci meja rias.

Mengeringkan rambutnya segera agar tidak menmbuatnya flu dan demam sambil memandang kearah cermin yang memperlihatkan pantulan dirinya sedang mengeringkan rambut lalu tanpa di segaja ia teringat kembali dosen Yan saat di dalam bus.

Ia berfikir apakah dosen Yan sudah sampai di apartemennya atau mungkin saja masih dalam perjalanan pulang,tanyanya di dalam hati lalu matanya melihat jam beker yang terletak di atas nakas samping tempat tidurnya dan waktu menujukan telah berlalu satu jam.

Dita menghembuskan nafasnya pelan sambil mengelengkan kepalanya mengenyahkan keingintahuanya yang terlalu berlebihan tentang pria itu.

Sebuah ketukan pelan terdengar dari luar pintu ia tahu itu adalah Denise dan ia menyuruhnya masuk,kebiasaan Denise setiap hari jika ingin berkujung kedalam kamar pasti terlebih dahulu mengetuk pintu tapi berbeda dengan Jinny yang lebih suka berteriak dari luar lalu segera masuk dengan terburu-buru.

"Masuklah". Ucap Dita dari dalam kamar,Denise mendorong daun pintu pelan sambil membawa nampan berisi susu hangat dan sepiring roti panggang,ia membawanya kedalam dan meletakanya di atas nakas tempat tidur lalu ia mendudukan diri di samping tempat tidur.

" ini susu dan rotimu cepat makanlah mumpung masih hangat".

Dita menoleh dan tersenyum,terlihat di pantulan kaca Denise memperhatikan kegiatanya yang kini hampir selesai,lalu setelah itu ia mematikan pengering rambut dan meletakkanya di meja rias,beralih kearah Denise dan duduk di sampingnya.

Setitik Cahaya Dalam Jendela RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang