Bab 17

162 29 6
                                    

suara musik berdentum keras memenuhi setiap ruangan berukuran besar dengan lampu-lampu gemerlap menyilaukan mata. Di sisi meja panjang saji terdapat seorang wanita dengan rambut sebahu kini sedang menyesap segelas wisky dengan anggun. namun di sorot matanya seperti mengisyaratkan kesepian.

Dia adalah Cheng xio,tanpa sengaja air matanya mengalir bersamaan dengan ingatan yang berkecamuk di dalamnya,sebuah penyesalan mungkin,seandainya jika ia tidak menerima bujukan ibunya dengan dalih akan kehidupan yang penuh uang berlimpah jika ia tidak menikah dengan pria yang jauh lebih tua darinya dan juga sakit- sakitan.

Ia tahu jika itu memang salahnya meninggalkan pria yang ia cintai seutuhnya demi sebuah harta bahkan membohonginya dengan alasan ingin melanjutkan karir modelingnya ke luar negeri,nyatanya hanya kebohongan belaka dan kenyataan menghancurkanya sekejap.

Air matanya menitik tanpa henti menghiasi wajah cantiknya malam ini,dia tidak ingin bersama pria tua itu untuk saat ini,ia hanya ingin bersamaan pria pujaannya.

Namun pria yang ia tunggu tidak kunjung datang bahkan dirinya sampai menelpon beberapa kali hingga mengiriminya pesan sedari tadi namun tak ada jawaban.

Kemudian tanpa pikir panjang ia mengirim pesan dengan nada penuh acaman. 'jika kau tak datang malam ini,maka aku akan membunuh diriku di depanmu sekarang'. tanpa ragu ia telah merasa mantap dengan pesan itu lalu segera mengirimnya.

setelah beberapa menit kemudian pria di ujung pesan membalasnya,tiba-tiba sesuatu di hatinya mulai muncul sebuah kelegaan sedikit membuatnya tersenyum bahagia.

From: Yan'er

'Kau dimana??...jangan berbuat macam-macam sesukamu!!'

Akhirnya dengan penuh semangat ia membalas pesan itu.

***
Dita kini telah berdiri di depan pintu kamar Jinny,dan pintu masih tertutup rapat.sejenak ia berpikir tentang ide kecil untuk mengajaknya keluar malam ini setidaknya untuk jalan-jalan dan juga pelan-pelan mengajaknya bicara.

Tangannya mengankat ke udara segera untuk mengetuk daun pintu itu pelan.

"Jinny,bolehkah aku masuk?". Ucapnya pelan namun dari dalam kamar tidak ada balasan sama sekali.

Tanpa banyak berpikir,Dita memilih untuk langsung masuk kedalam bilik kamar yang telah di dominasi dengan warna pink cerah di setiap sudut ruangan.

terlihat seekor kucing yang sedang bermain dengan barang-barang Jinny di atas nakas entah mencari apa.

Kemudian ia beralih memandang ke arah tempat tidur yang tidak terlalu besar,orang yang ia cari ternyata masih tidak beralih dari tempat tidurnya.

Akhirnya Dita mengangkat suara lagi namun lebih dalam.
" Jinny,apa kamu masih tidur ??"

Sang empu membalas dengan deheman kecil,"hemh..".lalu menyembulkan kepalanya keluar dari bawah selimut dan memandang ke depan.

Dita dapat menangkap bentuk wajah Jinny dengan jelas,riasan yang belum di hapus dan terlihat berantakan lalu eyesliner hitam yang tadinya terlihat bagus kini terlihat menakutkan karena telah luntur karena air mata  juga kantung mata sebab yang semakin membesar.

Ia merasa perihatin dengan keadaan Jinny yang seperti itu,

"Apa yang terjadi kemarin?,kenapa kamu seperti ini!."

Setitik Cahaya Dalam Jendela RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang