Part - 19

75 68 31
                                    

💫💫💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫💫💫

"Jeon dengarkan hyung! Jangan lakukan apa yang akan membuatmu menyesal pada akhirnya!"

Jeon berdecih. "Ck. Untuk apa aku menahannya hyung? Biarkan aku menemui si berengsek itu." ucap Jeon menggebu-gebu. Kali ini emosinya tak bisa lagi ditahan. "Hatiku masih tersayat hyung." Jeon memukul-mukul dadanya guna meredakan rasa sesak disana. "Bagaimana adikku terbaring tanpa nyawa disana saat aku tengah melakukan konser bersama kalian. Dia meninggalkan adikku begitu saja tanpa membantunya. Bagaimana bisa?! Apa hatinya sudah tidak ada?! Apa rasa kemanusiaannya sudah hilang?!"

Jeon berontak dari cekalan Taehyung dan Jimin. Dia masih ingat setiap kata yang terlontar dari managernya pagi tadi.

"Jeon seharusnya aku mengatakan ini tiga bulan yang lalu tapi aku tidak yakin dengan apa yang kulihat benar atau tidak." manager Sejin tampak ragu mengatakannya.

Sialnya Jeon penasaran dengan apa yang akan managernya itu katakan perihal apa yang dia lihat tiga bulan yang lalu. Rasanya Jeon muak harus mengingat kejadian hari itu. "Apa yang hyung liat katakan padaku? Apa maksudnya itu?"

"Aku melihat Chanyeol-ssi keluar dari apartement Yoona di hari dan jam yang sama saat Yoona meninggal."

Mata Jeon seketika menggelap, apa yang dia dengar tidak salah? Chanyeol berada di tempat dan waktu yang sama saat Yoona dikatakan meninggal. Tubuh Jeon merosot ke bawah, merasa lemas seketika.

Hari ini, yang Jeon tunggu-tunggu hari dimana dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Yoona. Apa yang membuat adiknya itu memutuskan untuk mengambil jalan pintas menuju ketenangan yang abadi.

"Aku tidak bisa diam saja hyung!" teriak Jeon frustasi.

Seokjin memukul Jeon cukup keras hingga jeon kehilangan sedikit keseimbangan, untungnya ada Jimin dan Taehung yang masih mencekal lengan Jeon setidaknya Jeon tidak terjauh karena pukulan Seokjin tepat di rahangnya. "Maafkan hyung, Jeon. Hyung terpaksa memukulmu, sadarlah! Kau tidak bisa menuduh atau menemui Chanyeol-ssi atas kejadian tiga bulan yang lalu."

"Sejin hyung tidak seharusnya memberitahumu tentang ini." tambah Seokjin yang memeluk Jeon.

"Kenapa tidak hyung? Yoona adikku! Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi bukan?" Jeon menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong, tidak ada lagi kilatan emosi pada kedua matanya.

Seokjin meraih kedua bahu Jeon, di tatapannya dengan lekat. "Bukan hanya kau yang ingin tahu alasan kenapa Yoona memilih pergi. Kami juga. Tapi kita tidak bisa menuduh orang lain atas kepergian, Yoona. Kau mengerti sekarang."

"Sejin hyung melihatnya, hyung."

Yoongi menghela napas lelah. "Sejin hyung memang melihatnya tapi bukan berarti dia penyebabnya, Jeon! Kau tidak bisa menuduhnya tanpa bukti."

GOODNIGHT AND GO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang