Part - 12

178 188 25
                                    

💫💫💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫💫💫

Tidak semua orang di dunia ini beruntung menjadi seorang idol, bagi Yoona adalah sebuah tekanan terbesarnya. Tapi dengan bodohnya ia kembali ke dunia yang membuatnya begitu hancur.

Dunia yang sempat di tentang oleh Jeon. Mungkin untuk beberapa saat keputusannya tidak salah, tetapi ada waktunya ia menyesali keputusan ini.

Keputusan yang membawanya pada kehancuran.

Hari ini, Yoona beberapa kali Menghembuskan napasnya pelan setelah sebuah artikel muncul yang menyangkut tentang dirinya. Awalnya memang terbiasa dengan cibiran orang-orang pada dirinya, tapi lama kelamaan Yoona juga mulai lelah dengan apa yang mereka tuduhkan.

Kata-kata mereka selalu terngiang di telinga Yoona. Seperti suara pengantar tidur.

Ada saatnya Yoona berpikir ulang tentang keputusannya, untuk pergi menjauh beberapa saat. Ia tak bisa melakukan itu. Mungkin jika pergi untuk selamanya ia bisa melakukannya. Tapi, Yoona tak bisa melakukannya untuk sekarang, masih banyak yang harus ia kerjakaan dan menyelesaikan beberapa masalah.

Yoona menatap layar ponselnya, terpampang jelas sebuah foto dirinya dan keluarga Jeon. Yoona tertawa hambar, sungguh miris hidupnya terus berada di bawah bayang-bayang keluarga Jeon. Ia bukan menginginkan popularitas yang dimiliki Jeon, tapi kasih sayang yang selama ini tak pernah ia dapat.

"Apa yang sedang kau lihat." ucap Jeon meletakan sebuah coklat panas di hadapannya.

"Tidak ada. Hanya sedang merindukan eomma." jawab Yoona sembari meraih cangkir dengan asap yang mengepul di atasnya.

"Ingin pulang beberapa hari ke Busan? Aku bisa meminta izin pada manager mu atau bang pd-nim—mungkin." ucap Jeon ragu pada ucapannya, melihat Yoona tidak mengeluarkan sepatah kata pun.

Yoona tersenyum menanggapinya. "Tawaran yang bagus. Tapi tidak, terimakasih."

"Mm—Yoona..." panggil Jeon.

"Iya." Yoona menjawab dengan seadanya.

"Apa berita itu benar? Kau memaki perempuan yang bersamamu di—"

Yoona menyela ucapan Jeon. "Tidak benar. Apa yang berita itu katakan tentang diriku tidak benar. Oppa tahu aku'kan?"

"Apa oppa pernah melihatku memaki orang lain? Oppa pernah melihatku memaki orang yang membully-ku di sosial media? Apa pernah? Dan apa mungkin aku melakukan hal itu pada perempuan yang bersamaku di restoran itu kemarin? Dia memang terlihat menangis, aku pun sama. Kami sama-sama menangis." Lanjut Yoona. Menjelaskan semua masalahnya agar sang kakak tak berpikiran macam-macam untuk sekarang. "Aku tidak memakinya. Dulu saat kami bertemu untuk pertama kali aku sempat sedikit menyudutkannya tapi semuanya telah berakhir."

Yoona mengerti Jeon khawatir padanya jika artikel itu benar adanya. Nyatanya itu hanya sebuah artikel sampah yang tak berarti. Ia cukup percaya pada Yoona jika adiknya tidak akan pernah melakukan hal seperti itu. Walau sesekali mereka berdua selalu melempar kalimat kasar, tapi tidak pada orang lain.

GOODNIGHT AND GO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang