Part - 14

129 125 41
                                    

💫💫💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫💫💫

Hari ini, Jimin tak begitu fokus dengan latihannya. Berulang kali di tegur oleh sang pelatih bukannya memperbaiki, Jimin malah mengulangnya terus menerus.

Di sela-sela istirahatnya Jimin lebih banyak melamun, tak seperti biasa menyapa para staff dengan senyum hangatnya. Kali ini ia bersikap begitu dingin. Perubahan pada sikap Jimin pun di ketahui member lain, sedangkan Seokjin yang mengetahui pokok perkaranya hanya diam tak mau ikut campur terlalu jauh.

Biarkan menjadi urusan Jimin dan Yoona.

Berhenti.

Berhenti.

Berhenti.

Selalu kata itu yang menghiasi kepala Hyun Jimin sekarang. Rasanya seperti ingin pecah.

Pribadi dengan hati selembut kapas itu tak pernah sekalipun meminta balasan atas persaannya sekali saja. Dan ia juga tak menginginkan kata berhenti untuk mencintai terlontar dari mulut Yoona.

Rasanya seperti hatinya tengah di acak-acak, selalu di biarkan kosong tanpa pemilik.

Jimin mengalihkan pandangannya pada pintu yang baru saja di buka oleh pribadi dengan hoodie hitam itu sembari bersenandung kecil, menampakan kecerian di wajahnya. Tapi, tidak tahu jika adiknya tengah mempunyai masalah.

"Jeon-ah.. Boleh aku meminjam Golden closetmu?"

Jeon mengerutkan dahinya bingung. Untuk apa Jimin meminjam Golden closet-nya, tapi sesaat kemudian Jeon mengangguk. "Untuk apa hyung?"

"Aku ingin berbicara pada seseorang. Dan itu, aku tak bisa bertemunya di luar. Akan sangat berbahaya."

Setelah mendapat izin dari Jeon, Jimin segera mengirimkan pesan tanpa menunggu lama ia segera pergi ke Golden closet milik Jeon.

Disisi lain, Yoona melihat ponselnya dimana pesan dari Jimin muncul di layar ponselnya.

Jimin:
[Yo-ya, temui aku di Golden closet milik Jeon sekarang, aku tunggu!]

Yoona segera bergegas ke luar ruangan menuju studio milik Jeon. Membuka pintu yang memang sengaja tidak di kunci. Melihat Jimin tengah duduk sembari menunggunya. Mata mereka bertemu untuk beberapa saat sebelum Yoona mengalihkan pandangannya untuk menutup pintu di belakang.

Yoona menyadari kenapa Jimin menyuruhnya datang kemari. Melihat wajah sendu yang di perlihatkan Jimin sekarang, ia tahu-ini tentang apa yang ia katakan semalam. "Ada apa oppa?"

"Tentang semalam, kau tidak seriuskan mengatakannya?"

"Kenapa berpikir seperti itu?" Yoona balik bertanya.

Jimin terlalu baik untuk dirinya, pria itu tak pernah sekalipun menyakiti hatinya, yang ada Yoona yang selalu menyakitinya. Tak pernah marah dengan apa yang Yoona lakukan, ini membuatnya semakin merasa bersalah dan jahat, karena telah mensia-siakan orang sebaik Jimin.

GOODNIGHT AND GO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang