33. Awal pertemuan

347 21 0
                                    

Mengapa sangat susah untuk sekarang hanya memanggil nama?

★Scorpio★

***

1

2

3

Scorpio berhitung dalam hati ketika ingin mengambil gambar pemandangan dari balik jendela besar tempatnya berdiri.

"Scorpio."

Baru saja jari telunjuknha akan menekan tombol sutter pada cameranya--sebuah panggilan berhasil mengalihkan perhatian Scorpio, menyebabkan dirinya menoleh pada orang yang memanggilnya--tepat dengan camera yang masih berada didekat sebelah matanya.

Cekrek

Sebuah bunyi suara dari camera berhasil terdengar, bersamaan dengan saat Scorpio telah membidik gambar dua orang laki-laki.

Scorpio mematung ditempat ketika sadar siapa orang yang berada dalam penglihatan cameranya. Tak lain dan tak bukan adalah--

Leo

--jumpa lagi dengan si pemilik zodiak Leo itu, setelah empat tahun lamanya berlalu.

"Scorpio, bisa kesini?" Pinta laki-laki yang berdiri disebelah Leo, yang tak lain adalah bang Sagi.

Dengan perlahan, ia menjauhkan camera dari matanya dan menurunkannya. Kedua kaki yang terasa kaku dan susah berjalan, ia paksakan mendekati kedua laki-laki yang ia kenal.

"Ah, Scorpio kenalkan. Ini Leo." Ucap bang Sagi memberitahu Scorpio--yang sudah jelas tahu dan mengenalnya. "Leo, ini Scorpio. Fotografer andalan kami." Ucapnya lagi pada Leo.

"Udah kenal bang." Balas Leo, membuat bang Sagi juga Scorpio sendiri terkejut.

"Oh, kalian udah saling kenal? Bagus kalo gitu. Ini bisa buat proses kerja samanya lancar, ya?" Kekeh bang Sagi.

Leo hanya mengangguk tersenyum, sedangkan Scorpio diam menunduk--merasa tak berani untuk mengeluarkan suara sedikitpun.

"Ouh ya Scorpio. Kamu akan bertanggung jawab untuk menjadi fotografer dipemotretan brend kita. Saya percaya kamu bisa diandalkan untuk projek ini. Dan Leo, kamu harus tahu, Scorpio ini adalah fotografer yang terpercaya yang bisa saya andalkan. Bakat dalam bidang fotografinya sudah jangan diragukan lagi--bahkan fotografer terhebat di dunia pun sepertinya kalah." Ucap bang Sagi memuji Scorpio, dengan sedikit berbisik pada Leo.

Scorpio hanya menarik satu sudut bibirnya saja--menanggapi pujian bang Sagi, yang ia anggap sebagai gurauan semata.

"Kalo gitu, berarti hasil fotonya juga jangan ditanya lagi, ya bang?" Tanya Leo.

"Oooh. Tak usah ditanya lagi. Nanti kamu sendiri akan terkagum dengan hasilnya." Balas bang Sagi. "Dan Scorpio, berkerja sama untuk menandatangani kontrak dengan Leo ini sangat butuh perjuangan sekali--sangat berbeda jikalau sudah menjadi bintang papan atas. Kita bahkan harus bersyukur Leo mau bekerja sama dengan projek kita ini." Ucapnya pada lebih mencondongkan badannya pada Scorpio.

"Gak gitu juga bang." Sahut Leo terkekeh.

"Iya, iya."

Scorpio juga tahu, menjalin kerja sama dengan Leo saat ini adalah hal yang bisa dikatakan luar biasa. Karna pada saat ini, Leo sudah menjadi seorang public figur yang sedang naik daun, atau sangat terkenal.

Tiga tahunan ini, Leo sudah bukan hanya sekedar menjadi seorang model--bahkan Leo sudah terjun pada dunia akting--perfilm-an.

Sudah ada beberapa judul film layar lebar yang ia mainkan, dan beberapa sinetron stripping yang ia jalani. Bahkan Scorpio juga pernah menonton salah satu film layar lebar yang dibintangi olehnya.

Leo untuk Scorpio[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang