1. Where Am 1 ?

416 32 0
                                    

Sore itu, keluar dari gedung kantornya, Rubi bergegas pulang, perutnya siang tadi hanya sempat diisi sepotong roti bakar. Pekerjaannya menumpuk, membuat dia kehilangan nafsu makan. Sifatnya yang tidak mau berhenti bekerja, sebelum pekerjaannya selesai. Sebenarnya sifat jeleknya sih, jadi tak heran, maagnya sering kumat karena sifatnya ini. Berkali-kali Bundanya selalu mengingatkan agar tak telat makan, tapi seringnya Rubi lupa. Maafkan Rubi ya Bunda, katanya, dalam hati.

Hujan deras menyambutnya, begitu turun dari angkot di depan gang rumahnya. Rubi berlari menuju rumahnya yang hanya beberapa meter dari mulut gang. Tadi Bundanya telepon, sore ini Wanita kesayangannya itu sudah memasak masakan kesukaannya. Soto daging. Membayangkan kuah soto yang bening, ditambah dagingnya yang empuk, dan ditaburi bawang goreng yang harum olala...perutnya semakin terasa lapar.

Dengan tergesa Rubi membuka pintu pagar rumahnya, hujan deras membasahi bajunya. Ughhh...dinginnya, selaksa kilat menyambar-nyambar di atas kepalanya, dia menggigil, tangan mungilnya mendorong kuat pintu pagar, belum terbuka juga. Kesal, sekali lagi dia mencoba sekuat tenaga.

Belum juga usahanya berhasil, tiba-tiba
Semburan cahaya kilat berikutnya menghantam Rubi keras, kaget, tas kantor terlepas dari tangannya begitu saja. Tanpa sadar dia menjerit ketakutan. Matanya terpejam erat. Ketakutan. Nafasnya serasa terhenti berdetak...

Hening sesaat. Mendadak dia merasakan bunyi kilat menghilang, hujan masih terasa membasahi tubuhnya walau tidak sederas tadi. Rintik-rintik dalam curahan yang intens.

Pelan Rubi membuka matanya.

Apa ini! Matanya terbalalak. Di depannya berdiri gerbang setinggi 2 meter dengan warna putih. Ini bukan pintu pagarnya! dia ingat. Warnanya hijau dan hanya setinggi 1 meter!

Matanya memandang sekeliling dengan lekat. Ini juga bukan kompleks perumahannya! Ini dimana? Di depan bangunan berpagar tinggi itu, yang nampak hanya padang rumput yang terbentang luas. Bukan rumah pak Hadi, tetangganya! bukan. Ini hanya lahan kosong, tak ada satupun bangunan di atasnya!

Tidak ada satu manusia pun yang tampak di sekitar dia berdiri. Bahkan jalan di depan bangunan ini pun nampak sunyi. Rubi tidak tahu di mana dia berada. Tempat ini benar- benar asing baginya. Mendadak, dia merasa kecil dan sendirian.

Bunda di mana?
Dia berbalik. Matanya berkaca-kaca. Dia menangis, pikirannya mengatakan dia tidak lagi berada di kompleks perumahannya. Beberapa saat Rubi termangu dalam belaian rintik hujan.

Akhirnya kaki Rubi melangkah gemetar mendekati bangunan di depannya itu.
Mau tidak mau hanya bangunan berpagar tinggi inilah yang jadi tujuannya sekarang. Perlahan, Rubi mendekati gerbang berwarna putih itu. Tangannya mencoba membuka, gerbang itu terkunci.

Rubi mengambil sebuah batu sebesar kepalan tangan, dan memukul-mukul besi gerbang pagar itu dengan sisa-sisa tenaganya. Berharap ada seseorang yang datang, namun suasana sore itu begitu sunyi. Hujan masih mengguyur deras. Setengah putus asa Rubi memukulkan batu ditangannya, lagi dan lagi. Telapak tangannya sudah memerah. Bunyi pukulannya berbaur dengan suara hujan yang masih turun.

Bajunya sudah basah kuyup, begitu juga rambut dan wajahnya.

Rubi kedinginan dan juga kelaparan. Tak tahan lagi tubuhnya terduduk di depan gerbang, kedua lengannya saling melilit, memeluk tubuhnya nan mungil.
Bibirnya gemetar. Oh Tuhan, perutnya serasa diiris-iris. Perih. Apakah dia akan mati di sini, sendirian ? Oh no! Dicobanya membuka kedua matanya, terasa berat. Seseorang tolong muncullah, tolong aku! pintanya dalam hati. Kepalanya serasa berputar-putar ... tak tahan lagi tubuh mungil itu jatuh terkulai di tanah. Sayup- sayup sebelum kesadarannya hilang, terdengar bunyi pintu gerbang terbuka... dan suara seseorang berteriak lantang.

******
23Agt2021-3Okt2021
Don't copy my stories
Yang sudah baca, jangan lupa votenya ya, tekan tanda bintang, love love you so much 😍
Semangat menebar ilmu & kebaikan

One Upon A Time I Wake Up In A Strange Place (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang