Perkebunan Muara Bunga 1
*******Malam itu, Rubi bolak-balik di atas tempat tidurnya. Matanya sedikitpun tak mau terpejam. Kejadian di pasar malam beberapa waktu lalu, mengacaukan hatinya. Apa yang dilakukan Laksa padanya, tatapannya, perhatiannya. Dia dilanda beribu kebingungan, bukankah pria itu sudah memiliki tambatan hati? Lalu apa maksud dari perhatiannya. Rubi benci kepada dirinya sendiri. Pria itu sudah ada yang memilki. Kenapa hatinya masih saja tak tahu malu, karena walaupun dia menyangkal sekuat tenaga, dia tahu hatinya tidak bisa dibohongi, nama pria itu sudah terpatri di dalam lubuk hatinya.
Dulu, pernah ada seorang pria yang menghuni ruang hatinya. Dia menyukai nya, begitupun pria itu. Mereka juga beberapa kali makan siang bersama. Letak kantor mereka yang berdekatan, memungkinkan akses bertemu mereka lebih sering. Nama pria itu Bayu. Rubi suka sikapnya yang sederhana, walau berasal keluarga yang tidak sederhana. Sikapnya juga begitu santun kepada siapa saja, membuat hati Rubi akhirnya luluh dan menerima uluran kasihnya.
Rubì termangu, bayangan Bayu dan senyum tulusnya terbayang-bayang di benaknya, namun ada bayangan yang lebih dominan lagi yang mendesaknya membuat bayangan Bayu tersisihkan. Bayangan Laksa! Apakah karena terpisah jarak dan waktu, dia melupakan Bayu? Ataukah dia salah mengartikan perasaannya selama ini.
Rubi menggeleng gusar.
Tidak! Dia bukan tipe gadis yang mudah tertarik hanya karena wajah atau tebal dompetnya atau karena latar belakang seseorang. Kenapa hatinya begitu mudah berpaling, bahkan pada pertemuan pertama dia dan Laksa! Dan malam-malam yang dihabiskannya buat Laksa. Buat seseorang yang tidak peduli pada luka hati yang ditimbulkannya.Bahkan pada saat Laksa sudah bertunangan, dia masih saja memikirkannya. Bukankah pria itu sudah melukai hatinya. Kenapa dia masih saja tak mampu mengusir bayangannya pria sialan itu dari benaknya. Rubi benci dirinya sendiri. Benci pada kelemahan hatinya yang selalu luluh jika ada di dekat pria itu. Perasaan yang dulu ada pada Bayu, hilang tak berbekas. Bagai disapu badai tornado.
Sementara itu, di suatu ruangan seorang pria juga tidak bisa memejamkan matanya. Hatinya gelisah. Perasaan ini tidak mungkin ditahannya lebih lama lagi. Sudah cukup dia membodohi dirinya, perasaannya. Dia berdiri, lalu berjalan hilir mudik dari sisi satu ke sisi yang lain dalam ruangan itu. Namun hatinya masih tetap saja gelisah. Rasanya dia tak sabar menunggu fajar tiba. Ingin segera menemui Rubi. Apakah Rubi mau menerima penjelasannya? Kalau tidak, bagaimana? Apa yang harus dilakukannya? Kepala Laksa seakan meledak memikirkannya. Menjelang pukul 2 dini hari, barulah dia bisa memejamkan mata, dengan membawa rasa tak nyaman dalam hatinya.
******
Dua hati yang gelisah...
Harus segera dicari penyelesaiannya...
Bersambung...
3 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
One Upon A Time I Wake Up In A Strange Place (Completed)
FantasíaMengisahkan seorang wanita terjebak di suatu tempat yang asing baginya, di suatu tempat perkebunan besar yang mengelola berbagai jenis bunga anggrek. Bekerja sebagai salah satu pekerja yang merawat bunga anggrek langka, dia berhasil membuat anggrek...