Rubi menjejakkan kakinya kembali di tanah air. Setelah kurang lebih 2 tahun berjuang mendampingi suaminya melawan kanker ganas yang menyerang ususnya.
Tepat pada tahun ke dua, bulan Oktober, Bayu tak mampu lagi bertahan. Tuhan lebih dulu memanggilnya.
Isak tangis mewarnai pemakaman Bayu. Rubi berdiri termangu. Menatap gundukan tanah di depannya. Pusara Bayu, suaminya. Semoga kau tenang di alam sana, suamiku, bisiknya pedih. Aku akan selalu mengenangmu, sebagai salah satu kenangan indah yang pernah aku miliki.
Setelah mengambil barangnya, Rubi bergegas menuju pintu keluar. Matanya mencari-cari, Ayahnya. Itu dia, sang Ayah mengacungkan ke dua tangannya ke atas. Rubi berlari merangkul Ayahn² juga pada rindunya.
Sepanjang perjalanan, mereka ngobrol. Rubi menceritakan, bahwa orangtua Bayu memutuskan untuk tetap tinggal di Canberra, Australia. Mereka ingin menghabiskan hari tua mereka di sana. Di suatu tempat, tak jauh di mana pusara Bayu berada.
Setelah 2 bulan kepergian Bayu, Rubi memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan orang tua Bayu tak berkeberatan, malah mendukung rencana Rubi. Mereka menyadari bahwa masa depan gadis itu masih panjang. Gadis itu berhak untuk meraih kebahagiaannya sendiri. Rubi sudah dianggap anak mereka sendiri. Apalagi gadis itu masih memiliki orang tua. Tak mungkin mereka menahannya. Rubi juga satu-satunya putri mereka.
Ketika mobil berhenti, Rubi turun. Bergegas membuka pintu gerbang rumahnya, untuk sesaat Rubi terpaku di depan pintu gerbang itu. Sebuah gerbang kokoh berwarna hijau melintas dipikirannya. Gerbang pintu Perkebunan Muara Bunga 1! Tenggorokan Rubi tercekat. Matanya berkaca-kaca. Ingatan itu tak pernah hilang dari pikirannya. Menimbulkan kesedihan tersendiri jauh di lubuk hatinya. Suara klakson mobil Ayah menyadarkannya, cepat-cepat dibukanya gerbang itu dan mobil Ayahnya meluncur melewatinya. Bunda tersayang sudah menunggu di teras rumah mereka. Rubi berlari, merangkul Bundanya. Mereka berpelukan, airmata kerinduan mewarnai pertemuan mereka.
Rubi menatap kamarnya, masih seperti yang dulu. Namun status dia kini sudah berubah. Dari seorang gadis menjadi seorang janda yang ditinggal pergi suaminya. Nampaknya Ayah baru saja mengecat ruangan kamarnya. Sehingga seperti baru. Warna hijau muda kesayangannya. Rubi merebahkan dirinya ke pembaringan. Merasa begitu bahagia bisa kembali lagi ke rumah, berkumpul bersama orang tuanya. Keinginan terdalam yang tak pernah berani dia ucapkan selama mendampingi suaminya. Rindu yang terpaksa dia tahan. Pelan, ke dua matanya menutup perlahan, hembusan angin yang masuk melalui jendela kamarnya, membelainya, menimbulkan kantuk, tak lama kemudian dengkur halusnya terdengar. Gadis itu tertidur nyenyak seraya mendekap guling kesayangannya.
Tak lama kemudian, pintu kamar Rubi terbuka, ke dua orang tuanya berdiri di sana, menatap putrinya yang terlelap. Ada kesedihan dalam hati mereka, mengingat apa yang terjadi pada putrinya. Mereka berdoa semoga akan ada kebahagiaan menghampiri putrinya dikemudian hari. Ayah merangkul Bunda, lalu mereka menutup pintu kamar perlahan. Membiarkan Rubi terlelap dalam mimpinya. Semoga mimpi indah, anakku, kata Ayah dan Bunda dalam hati.
******
"Apa rencanamu, nak. Sementara ini, gimana kalau kamu bantu ayah di klinik. Kebetulan mba Dini, bagian administrasi Ayah lagi cuti hamil." Kata Ayah, saat mereka tengah sarapan."Ih Ayah, gimana sih. Masa jurusan arsitektur kerja di klinik dokter penyakit dalam." Rubi meringis. Kecut.
"Daripada kamu belum ada kerjaan. Ayah tahu, kamu itu orang yang ga akan tahan berdiam diri saja."
Ayahnya betul, selama kurang lebih 2 tahun di luar negeri, Rubi merasa sedikit tidak nyaman karena tugasnya hanya mendampingi suaminya. Waktu luang yang ada, jika Bayu sedang terlelap, sering digunakan Rubi untuk menggambar. Begitu banyak portofolio yang dia buat. Begitu banyak ide yang dia salurkan lewat gambar-gambar yang dirancangnya. Semua disimpannya rapi dan dibawanya pulang ke Indonesia, berharap suatu saat ide-ide itu akan terwujud nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Upon A Time I Wake Up In A Strange Place (Completed)
FantasíaMengisahkan seorang wanita terjebak di suatu tempat yang asing baginya, di suatu tempat perkebunan besar yang mengelola berbagai jenis bunga anggrek. Bekerja sebagai salah satu pekerja yang merawat bunga anggrek langka, dia berhasil membuat anggrek...