5. First Meet

162 21 0
                                    

Kamis pagi, Laksa meluncur menuju Perkebunan Muara Bunga 1. Hari masih gelap ketika dia mulai mengemudi seorang diri. Sepanjang perjalanan, hati dan pikirannya tersita oleh si anggrek dan perawat barunya. Penasaran sekali dia. Apa kelebihan gadis itu, sehingga si bandel candiolica mau berbunga ditangannya?

Setelah menempuh kurang lebih tiga jam perjalanan, akhirnya dia sampai di tempat tujuan. Setelah parkir di depan gedung utama. Dia langsung menuju ke kantor, di mana dia nyakin wanita bernama Jingga itu berada. Benar saja, wanita itu tampak sedang sibuk di depan meja kerjanya.

Mendengar bunyi langkah sepatu mendekat. Wanita itu mendongak. Kaget! Dia langsung berdiri menyambut Laksa yang sudah berdiri di depan pintu ruangannya.

"Laksa, kok, ga bilang-bilang. Mau ke sini. Laksa tersenyum. Menjatuhkan tubuh kekarnya di sofa ruangan itu.

"Ga ada rencana Tante, dadakan aja." Katanya. Jingga mengangguk, walau sedikit ada rasa penasaran dalam hatinya.

"Nginap, kan. Tante atur dulu kamarmu ya, pasti kamu capek." Dia berdiri, lalu menelpon pengurus rumah tangga untuk menyiapkan kamar untuk Laksa yang berada di sebelah gedung utama. Khusus untuk pimpinan.

"Tante... aku dapat kabar dari Jade." Katanya tanpa basa basi.

"Candiolica, maksud Laksa?"

"Iya, aku pengen lihat dia sekarang." Katanya.

"Ga makan dulu "

"Nanti aja, belum laper Tan." Laksa berdiri. Jingga mengikuti di belakangnya, sembari membawa kunci rumah anggrek nomor. 23.

Beberapa menit kemudian, mereka sudah berdiri di depan rumah anggrek nomor 23. Jingga membuka pintu tak sabar. Mereka masuk. Mata Laksa langsung mengarah ke pot-pot di depannya. Melangkah tergesa. Lalu mendekati. Benar saja! Anggrek itu berbunga! Hanya belum mekar sepenuhnya.

Separuh dari pot yang ada di sana, berbunga. Laksa kehilangan kata-kata. Terpaku. Takjub.

Jingga mendekati dan berdiri di di sisi Laksa. Dia juga merasa takjub. Tak tahu apa penyebab bunga ini berbunga lagi setelah sekian waktu tak berbunga.

Laksa melipat tangannya. Menoleh ke wanita di sebelahnya. "Kata Jade, ponakan Tante yang merawatnya sekarang?" Mata Laksa memandang lekat wanita itu mencari kebenaran.

"Kenapa baru sekarang saya dengar tentang keponakan Tante."

Jingga terdiam. Tidak mungkin dia mengatakan hal yang sebenarnya tentang Rubi. Dan apakah juga, Laki laki ini percaya? Jangan-jangan malah akan membahayakan keselamatan Rubi, jika kebenarannya diketahui. Dia sudah berjanji untuk menyimpan rahasia gadis itu baik-baik.

"Ke dua orang tuanya meninggal karena kecelakaan." Sepupu satu-satunya memang sudah meninggal. Mereka tinggal di Cordova. Cukup jauh jaraknya dari Campina maupun Muara Bunga. "Tidak ada saudara lain, jadi Tante ajak dia untuk tinggal dan kerja di sini. Laksa tidak keberatan, bukan ?"

Sejenak Laksa diam, lalu menggeleng. "Kenapa saya harus keberatan. Apalagi dia yang membuat keajaiban, sehingga anggrek itu mau berbunga." Kata Laksa diplomatis." Sebenarnya dia ingin ketemu gadis itu langsung, namun ada perasaan sungkan dalam hatinya dan juga gengsi. Dia kan pimpinan di sini. Sekaligus pemilik saham terbesar perkebunan ini.

Laksa lalu melangkah ke luar. Dia ingin istirahat dulu. Sore nanti rencananya, akan langsung menemui gadis itu di rumah bunga.

******
Direbahkannya tubuhnya ke atas tempat tidur, tak berapa lama dia pun terlelap. Hawa dingin dan sejuk di perkebunan ini benar-benar mengundang kantuk. Tanpa AC saja sudah begitu dingin.

One Upon A Time I Wake Up In A Strange Place (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang