Turn 12

8 0 0
                                    

"Aoiii.." teriak Miyu sambil berlari ke arah Aoi.

"Miyu" kata Aoi sambil memeluk Miyu yang sedang menangis itu karena shock.

"Jin, apa maksudnya ini?" tanya Yusaku.

"Wah, ini.. kalo jagoannya udah muncul udah, abis kita" kata Shark dengan nada meledek.

"Miyu, siapa yang melakukan ini?" tanya Aoi.

Sambil menangis, Miyu menjawab "Jin."

"Bajingan lo Jin !" Yusaku yang emosi itu langsung mengarahkan pukulan ke Jin.

'BUKK' Jin terkena pukulan Yusaku tepat di hidungnya.

Shark pun tertawa "Hahaha.. Yusaku, bukankah ini hasil perjuangan mu sendiri. Selama ini kau bertarung, main Yugioh, sampai taruhan nyawa. Semua itu demi nyelametin temen mu si Jin ini. Tapi sekarang dia malah jadi bejat. Harusnya kau biarkan saja dia cacat mental seumur hidup."

"Jin, apa yang mengubah mu jadi begini? Padahal ku pikir dengan nyelametin kamu dari Lost Incident bisa membuat Kusanagi bahagia. Tapi ternyata gue salah" kata Yusaku.

"Yusaku, lo gak tahu apa-apa" kata Jin lalu membalas Yusaku dengan pukulannya.

"Kalo gue gak tau apa-apa, harusnya lo kasih tau gue" balas Yusaku.

'Bugg' Mereka pun berkelahi dengan tegang. Mereka saling beradu pukul. Jin yang berfisik lemah itu pun hampir kalah dengan Yusaku. Di saat terdesak, tiba-tiba Jin mengambil botol kaca yang ada di meja. Ia lalu memukulkan botol itu ke Yusaku. 'PRANG' kepala Yusaku terkena botol itu hingga botolnya pecah membuat Yusaku mengeluarkan darah di kepalanya. Namun Yusaku tak gentar, ia lalu memukul Jin dengan keras di matanya. Jin pun terkapar di lantai.

Emma lalu datang dan menopang Yusaku yang berdarah itu.

"Kita mundur dulu" kata Emma.

Kemudian Yusaku, Aoi, dan Miyu pergi meninggalkan ruangan itu.

"Eh.. Mbak Emma. Tumben datengnya belakangan" Shark menyambut Emma.

"Gue udah tua, biarin anak-anak muda ini berantem sendiri" kata Emma.

"Siapa bilang tua? Masih kenceng begitu kok. Ngopi dulu lah kita, aku bisa jelasin, aku gak jahat di sini" kata Shark.

"Makasih tawarannya om. Gue buru-buru, bye" Emma pamit.

"Woi Jin. Kayaknya kerjaan mu tambah berat. Karena Si Emma ada di pihak dia, Kakaknya si Emma itu tukang tembak, bahaya. Lebih baik kau tobat Jin, cari saja uang yang halal untuk bayar utang mu itu pada ku" kata Shark.

Jin yang dalam keadaan babak belur itu mengabaikan perkataan Shark lalu berjalan sempoyongan ke parkiran di belakang Klub Malam itu. Dia tinggal di dalam food truck milik kakaknya yaitu Kusanagi Soichi. Namun belum sampai di trucknya, ia malah terjatuh karena tidak kuat menahan sakit di seluruh badannya akibat berkelahi dengan Yusaku. Ia pun duduk di pinggir jalan parkiran sambil memegangi bahu kanannya yang sakit.

Tak lama kemudian ia melihat selembar kartu baru saja terjatuh dari atas. Ia mengambil kartu itu yang ternyata kartu itu bertuliskan 'Shisha sosei'. Itu adalah kartu milik Jin yang telah lama hilang. Jin pun merasa bingung bagaimana bisa kartu ini kembali lagi kepadanya setelah 10 tahun. Ia melihat-lihat ke atas tempat kartu itu berasal. Lalu ia melihat sosok laki-laki dengan pakaian serba putih dan memakai sorban di kepalanya. Sosok laki-laki ini berkulit agak coklat mirip orang timur tengah. Laki-laki itu berdiri di atas tembok pembatas jalan sambil memegang sebuah kubus berwarna emas di tangannya.

"Apakah kau Malaikat pencabut nyawa?" tanya Jin pada laki-laki itu.

"Tidak. Justru sebaliknya. Aku bisa menghidupkan jiwa orang yang telah mati" kata laki-laki misterius itu.

Jin terheran "Maksudnya?"

"Namaku adalah Shadi. Aku lah yang menjatuhkan kartu Shisha Sosei itu. Seperti yang kau tahu, Shisha sosei adalah kartu yang bisa menghidupkan monster dari kuburan. Mulai sekarang dalam 1 kali kesempatan, kau boleh menghidupkan 1 orang" kata Shadi.

"Kalau begitu aku ingin menghidupkan Raja Duelist yang bisa mengalahkan Fujiki Yusaku" ujar Jin.

"Asal kau tahu, gelar Raja Duelist di pegang oleh Firaun bernama Atem, namun jasadnya tidak diketahui. Gelar Raja kedua dipegang oleh Seto Kaiba, namun dia masih hidup. Kemudian yang ke-" perkataan Shadi terpotong.

"Tidak usah berbasa-basi. Sebutkan saja duelist kuat supaya bisa aku hidupkan dengan kartu ini" kata Jin merasa tidak sabaran.

Shadi lalu mengangkat kubus ditangannya ke atas dan mengucapkan kalimat "Fain layalik 'amal baladik."

Kubus itu mengeluarkan cahaya terang. Saking terangnya, cahayanya sampai menusuk mata Jin hingga semua di sekelilingnya menjadi terang-benderang. 

Bawa PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang