Saat makan malam.
"Aku sudah dengan dari Emma" kata Akira.
"Kakak, maaf kalau aku membuat masalah lagi" ujar Aoi.
"Itu bukan salah mu. Mengenai teman mu Jin, aku dan perusahaan SOL akan bertanggung jawab. Kami akan membantu memberikan kompensasi atas biaya pengobatan psikiaternya Jin" kata Akira.
"Kakak, terima kasih. Aku akan menyampaikannya pada Jin" jawab Aoi.
"Yusaku, lagi-lagi kamu menyelamatkan Aoi. Terima kasih ya. Aku harap kamu terus menjaga Aoi."
"Baik kak" jawab Yusaku.
'Tok tok'. Suara ketukan pintu terdengar oleh Yusaku yang sedang membaca buku pelajarannya karena dia ketinggalan jam pelajaran untuk hari ini.
"Yusaku, kamu belum tidur?" tanya Aoi.
"Belum. Aku sedang membaca meteri pelajaran ku yang tertinggal untuk hari ini, karena tadi aku tidak masuk sekolah" kata Yusaku.
"Oowhhh.. "
"Kenapa Aoi" tanya Yusaku.
"Nggak, gak terasa ya waktu yang kita lalui saat kita tinggal bersama rasanya baru kemarin. Tahu tahu besok kamu udah pulang" ujar Aoi.
"Iya juga ya. Aku pasti akan merindukan rumah ini."
"Semenjak kamu tinggal di sini, rumah ini tidak sepi lagi. Kamu selalu menghiburku, walau pun agak ngeselin" kata Aoi.
"Aku akan main ke rumah ini sesekali" kata Yusaku.
"Setidaknya untuk hari terakhir kamu di rumah ini, aku ingin tidur dengan mu malam ini, Yusaku" ucap Aoi sambil memeluk Yusaku dari belakang sambil menyenderkan kepalanya di pundak Yusaku.
Keesokan harinya luka di kepala Yusaku sudah membaik. Ia berangkat sekolah seperti biasanya. Hari ini hari terakhir Yusaku dan Aoi sarapan bersama dan berangkat sekolah bersama.
"Woi Fujiki, kamu dari mana saja kemarin? Sudah menginap di rumah ku lalu bawa kabur motor ku pula" Shima marah-marah ke Yusaku.
"Ah, Shima maaf. Nanti sore akan ku kembalikan motor mu" kata Yusaku merasa ngerepotin.
"Fujiki, Aoi, selamat pagi" Miyu memberi salam.
"Pagi Miyu. Apa kamu sudah membaik" tanya Aoi.
"Aku baik-baik saja Aoi, aku hanya shock dan butuh waktu menyendiri dulu" ujar Miyu. "Fujiki, maaf ya waktu itu aku memarahimu karena aku merasa kasihan pada Aoi. Walau pun sebenarnya aku percaya kamu tidak mungkin sejahat itu" kata Miyu.
"Ya, tidak usah dipikirkan. Aku justru berterima kasih pada mu karena sudah mengingatkan aku" ucap Yusaku.
'Dug dug dug dug' Suara Aoi di lapangan basket saat jam istirahat membuat Yusaku menoleh.
"Kenapa kau masih di lapangan? Bukankah ini jam istirahat" tanya Yusaku sambil menghampiri Aoi.
"Yusakuuu... tolongin, aku gak bisa basket. Nilai ku paling jelek dari yang lain" kata Aoi sambil menyeh.
"Ambil bolamu"
"Udah"
"Angkat sikumu sejajar bahu, fokus ke keranjang, dorong bolanya dengan tanganmu sambil melompat"
"Okay. . . Hup. . . Ah tuh kan gagal"
"Ambil bolamu lagi"
"Okay"
"Begini" Yusaku mengajari Aoi. Ia memegang tangan Aoi dari belakang sambil membetulkan posisi Aoi.
Mereka pun belajar basket bersama. Yusaku mengajari Aoi dengan ceria. Sesekali mereka bercanda. Berebutan bola, main kejar kejaran, hingga berguling-guling di lapangan.
Di tengah keceriaan Aoi dan Yusaku, tiba-tiba Jin masuk ke lapangan lalu menghampiri Yusaku dan Aoi.
Jin menatap mereka dengan pandangan yang tajam.
"Jin, kau baik-baik saja?" tanya Yusaku.
"Jin, kami baru saja ingin mencarimu. Maaf, mengenai janji ku yang dulu ingin bermain dengan mu itu-"
"Tidak perlu" Jin tiba-tiba memotong perkataan Aoi.
"Aku sudah... menemukan... kartu ku yang dulu hilang" kata Jin pada mereka.
Jin menujukan kartu tersebut, yaitu Shisha Sosei.
"Jangan-jangan" Yusaku terkejut melihat kartu itu.
"Kenapa Yusaku? Kenapa wajah mu ketakutan begitu?" kata Jin memprovokasi.
"Yusaku, ada apa?" Aoi merasa khawatir.
Jin mulai menjelaskan "Yugioh adalah permainan kesukaan ku dulu saat belum terjadi Lost Incident. 10 tahun yang lalu, Aku yang dulu hanya bermain untuk kesenangan tanpa memikirkan eksistensi maupun dominasi di depan teman-temanku. Tapi pada suatu hari aku bertemu duelist bar-bar lalu dia menantangku berduel. Dia pun bertaruh pada ku, siapa yang menang maka ia berhak merebut kartu lawannya. Aku yang saat itu masih lemah harus kalah secara hina dari anak itu. Ia merebut semua kartu ku lalu membuangnya karna kartu ku dianggap sampah. Anak itu lalu membully ku, menendangku, meludahiku, melempariku dengan pasir."
"Jahat sekali" Aoi merasa empati.
Jin membalas "Benar. Anak seperti itu jahat sekali. Aku pun merasa jijik, dan ingin sekali memusnahkan dia dari dunia ini. Iya kan, Fujiki Yusaku. Kau lah anak pembully itu...!!" kata Jin dengan lantang.
"Apa?" Aoi terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Pulang
FanfictionFujiki Yusaku tiba-tiba tidak bisa pulang ke rumahnya karena akses scann ID pintu rumahnya bermasalah. Zaizen Aoi si cewek idola sekolah teman Yusaku, memberi tumpangan Yusaku untuk pulang ke apartemennya. Hal itu diketahui oleh kakaknya Aoi yaitu A...