Turn 19 [TAMAT]

20 2 0
                                    

*TING TUNG* Bel kamar apartemen Aoi berbunyi. Sementara Aoi sedang duduk di sofa menanti kabar Yusaku. 'Sudah sampai?' begitulah chat terakhir yang di kirim Aoi namun tak kunjung dibalas oleh Yusaku. Mendengar suara bel itu Aoi pun beranjak untuk membuka pintu. Setelah membuka pintu disana berdiri seorang cewek berambut pendek berkacamata, Shino.

"Eh? Cewek yang waktu itu. Mau apa dia? Kenapa tahu rumahku?" gumam Aoi dalam hati.

"Anu, perkenalkan namaku Shino, temannya Yusaku" ucap Shino dengan gugup sambil menjabat tangan.

"Iya, salam kenal" ucap Aoi dengan nada males.

"Sebenarnya, aku cuma mau memberitahu. Yusaku... kecelakaan" kata Shino.

Mendengar itu Aoi langsung terkejut, detak jantungnya seolah berhenti. Pandangannya menatap tajam ke arah Shino. Shino pun langsung memeluk Aoi untuk menenangkannya.

"Yus... Yusa... nggak.. ini gak bohong kan?" ucap Aoi sambil meneteskan air mata.

Pada malam itu pun Aoi pergi menuju RS tempat Yusaku berada bersama Kakaknya dan juga Shino.

"Kusanagi san. Bagaimana kondisi Yusaku?" tanya Aoi begitu sampai di ruang perawatan Yusaku.

"Tidak ada yang parah. Hanya luka kepalanya saja yang butuh perawatan khusus. Mungkin besok sudah lebih baik" jawab Shoichi.

Aoi lalu mendekat ke Yusaku yang sedang terbaring itu. Yusaku masih belum sadar dengan kondisi perban melilit di kepala dan selang infus di hidungnya. Aoi menggenggam tangan Yusaku dengan erat.

"Kenapa bisa begini?" tanya Akira.

"Sepertinya ini masalah pribadi Yusaku dengan Ryoken, maksudku Revolver" jelas Shoichi.

"Revolver? Apa dia mau berbuat kriminal lagi?" seru Akira.

"Tidak. Ini hanya gertakan antar laki-laki" jawab Shoichi.

"Aoi, Yusaku pasti akan baik-baik saja. Ini Duel disk Yusaku, aku titipkan padamu. Pastikan kau mengantarnya pulang sampai ke rumah ya.." ucap Shino sambil tersenyum.

Aoi menerima Duel disk itu.

"Kalo begitu kami permisi dulu ya semua" ucap Kazuto.

"Iya. Terima kasih Shino, Kazuto" kata Aoi.

"Sampai nanti Kirito, salam untuk Kikouka" kata Shoichi.

"Oke."

"Kikouka? Kau mengenalnya Kusanagi san?" tanya Akira.

"Ya.. sebenarnya aku sedikit terlibat dalam proyek Kikouka. Begini, Ehem... bagaimana kalau kita ngobrol di luar?" kata Shoichi.

"Ah aku mengerti" ucap Akira.

Mereka meninggalkan ruangan supaya Aoi menjaga Yusaku sehingga mereka bisa berduaan.

Aoi kembali duduk di samping ranjang Yusaku. Kedua tangan Aoi menggenggam tangan Yusaku lalu berkata "Apakah kau bisa tinggal sendirian di rumah sekecil itu? Aku tahu rasa kesepianmu, tanpa orang tua. Jika waktu mengijinkan, aku ingin selamanya tinggal bersama mu. Yusaku."

Keesokan harinya setelah pulang sekolah Aoi dan Miyu menuju RS untuk menjemput Yusaku. Sesampainya di RS, mereka berpapasan dengan Shima yang sedang membawa botol minuman di kedua tangannya.

"Loh? Shima... lagi apa?" tanya Aoi.

Shima menyapa "Yo... Aoi, Miyu, kalian baru datang? Aku sudah dengar kabar bahwa Yusaku masuk RS. Sebagai teman baik Yusaku, aku langsung ke sini untuk melihat si kunyuk itu, wkwkwk. Tapi begitu aku menemuinya dia malah tanya 'kamu siapa?' waduh, masak baru sehari di RS langsung lupa mukaku. Ku pikir dia kurang cairan tubuh atau apalah, makanya aku beliin dia minum biar seger."

Bawa PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang