Turn 15

7 0 0
                                    

"Jin, aku minta maaf. Aku yang dulu memang suka menindas anak lain. Jika kau ingin membalas atas perbuatanku maka pukullah aku, ludahilah aku, injaklah aku. Aku akan menerima apa pun itu" kata Yusaku, merasa menyesal.

"Oh, tidak. Aku tidak perlu mengotori tangan ku sendiri untuk menghukum mu" Jin mengeluarkan Millenium Cube ke telapak tangannya.

Kubik itu bersinar dengan terang. Jin memasangkan kartu pada Kubik itu lalu berteriak "Shisha Sosei !!!!! Datanglah, utusan Dewa Matahari !!!"

Langit tiba-tiba gelap tertutup awan. Angin menghempaskan dedaunan dari pohon. Secercah cahaya matahari membelah awan gelap dari atas. Cahaya itu menyoroti lapangan basket di tengah mereka. Lalu dari dalam tanah muncul sebuah peti bermotif simbol Mesir, diiringi dengan gempa kencang di area sekitar sekolah. Seluruh siswa pun panik dan berlarian ke luar kelas.

"A-ada apa ini?" kata Pak Honda yang merasa panik.

Pak Honda lalu berlari ke luar. Di sana ia melihat ke arah lapangan yang mana di sana terdapat peti orang mati.

Peti itu terbuka, di dalamnya ada seseorang yang berkulit gelap, berambut putih, serta berwajah pucat. Ya, itu adalah mayat.

Mayat itu membuka matanya. Beberapa saat kemudian ia keluar dari peti lalu melihat ke langit.

"Siapa yang telah membangunkan aku?" kata mayat hidup itu.

"Atas nama Dewa Ra. Aku lah yang telah membangkitkanmu dari kematian" kata Jin.

"Ha?.. Kau cuma orang suruhan Shadi" keluh mayat itu

Dari jauh Pak Honda melihat kejadian di lapangan. Ia lalu terkaget dengan munculnya sosok pria berkulit coklat dan berambut putih tersebut.

"Itu... orang itu jangan-jangan. Marik...!!" kata Pak Honda.

Pak Honda berlari menuju lapangan "Marik. Kenapa kau ada di sini?"

"Ho... bukankah kau temannya Jono?" kata Marik.

"Pak Honda kenal dia?" tanaya Aoi.

"Ya, dia dulunya adalah duelist. Salah satu dari pemegang 3 kartu dewa" Pak Honda menjelaskan.

"Duelist?" saut Yusaku.

"10 tahun yang lalu aku dengar dia sudah mati" Honda terheran.

"Ya. Aku memang sudah mati. Aku masih ingat saat terakhir aku hidup, aku telah di kalahkan oleh Sheira" kata Marik.

"Dan sekarang aku menghidupkan mu lagi, untuk mengalahkan orang itu" kata Jin sambil menunjuk Yusaku.

"Baiklah bocah, tapi serahkan millenium cube itu pada ku. Jika aku yang mengendalikan millenium cube, maka aku bisa hidup abadi" Marik melakukan kesepakatan.

"Baiklah" Jin pun menyetujuinya.

Mullenium Cube itu lalu terbang ke telapak tangan Marik.

"Huh. Dasar Pak tua Shadi. Kenapa tidak dari dulu menghidupkan aku" kata Marik.

Setelah memegang millenium cube, tiba-tiba Marik reflek memukul perut Yusaku yang saat itu sedang lengah. 'BUKK' Yusaku pun terpental hingga badannya membentur tembok sekolah.

"Yusaku..!!" Aoi langsung berteriak dan berlari menghampiri Yusaku yang telah terpental itu.

"Woi Marik. Kenapa kau melakukan itu?" tanya Pak Honda.

Sambil memegang Millenium Cube, Marik menjelaskan "Millenium Cube ini yang telah memberi tahuku. Millenium Cube adalah salah satu dari Millenium Item, yaitu benda pusaka yang di gunakan oleh kerajaan Mesir untuk menghukum orang-orang yang berdosa. Dalam sekejap, Milllenium Cube membawaku ke dimensi ke-6, sebuah dimensi yang tidak terikat ruang dan waktu. Di sana aku bisa melihat dosa-dosa Fujiki Yusaku sehingga aku bisa mengadilinya dengan tegas."

"Yusaku. Terimalah hukumanmu !!" ucap Jin dengan lantang.

"Hentikan. SUDAH HENTIKAN!" Aoi berteriak. Sambil menangis ia lalu berkata "Jin, pada akhirnya kau sama saja dengan Ignis Cahaya. Kau hanya bisa menghasut orang lain agar membenci hal yang sama dengan yang kau benci. Tapi pada akhirnya kau tidak bisa mengubah kebodohanmu sendiri."

"JANGAN BANDINGKAN AKU DENGAN ORANG LAIN !!" Jin berteriak.

Seketika Marik melesat ke arah Yusaku, lalu mencekik leher Yusaku dan mengangkatnya ke atas. Perlahan Marik melayangkan tubuhnya ke atas. Mereka berdua terbang dalam kondisi Yusaku yang masih tercekik lehernya oleh Marik.

"Yusaku !!" Aoi berteriak histeris.

"Ha ha ha ha ..." Marik tertawa jahat.

Yusaku mencoba melepaskan cengkraman tangan Marik namun tidak bisa. Tiba-tiba saku di dada Yusaku mengeluarkan cahaya. Cahaya itu membuat Marik tidak nyaman sehingga ia melempar Yusaku. Untungnya Yusaku hanya terjatuh di lantai rooftop sekolah.

Marik terheran "Cahaya apa itu?"

Bawa PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang