Bab 1: Dia, Judy

560 66 7
                                    

Kriiingggg!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kriiingggg!!!!



Suara alarm menggema di kamar tidur seorang gadis yang perlahan membuka kedua matanya. Ia meraih jam weker yang berada di atas nakas dan melebarkan kedua matanya ketika mengetahui pukul berapa sekarang.

"Anjir! Gue kesiangan!" Dengan cepat ia mematikan alarm dan berlari menuju kamar mandi, tak lupa meraih handuk yang digantung di belakang pintu kamarnya.

Setelah 20 menit, ia keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa. Meraih roti lapis yang telah dibuatkan sang Ibu sebelum akhirnya membenarkan tas dan pakaiannya.

"Ma, Judy langsung berangkat ya! Udah telat soalnya. Bye Mama!" Pamit putri bungsu keluarga Bramansyah tersebut setelah mencium kedua pipi wanita itu, membuat-Giselle-sang Ibu, geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya yang sering sekali terlambat bangun.

"Kenapa Judy mirip banget sama kamu sih, Ndra?" Gumam Giselle sambil tersenyum sebelum akhirnya membereskan meja makan.






Sementara di tempat lain, Judy yang baru tiba di kampus langsung berlari setelah mengunci mobil kesayangannya. Iya, dia harus segera memasuki ruang kelas tempat jadwalnya berada. Sesampainya disana, ia menghela napas lega karena dosen yang mengajar mata kuliah hari ini belum tiba.

"Biar gue tebak, pasti kesiangan bangun lagi kan lo?" Judy yang baru saja mendudukkan bokongnya di salah satu kursi disana, menatap sahabatnya tajam sebelum akhirnya meraih botol mineral yang ia bawa dari dalam mobilnya dan meneguk air hingga habis setengahnya.

"Udah tau, nanya." Jawabnya singkat, membuat gadis yang tidak lain adalah Joanne mendengkus mendengarnya.

"Kenapa sih, lo kesiangan mulu dah perasaan?" Judy memejamkan kedua matanya sejenak.

"Kemarin si Eric nelpon gue ampe jam 1 pagi. Lama-lama gue putusin juga tuh cowok!" Kesal Judy, membuat Joanne geleng kepala.

"Lo gak bosen jadi playgirl, Jud? Gak ada niatan buat tobat gitu?" Judy langsung menjawab dengan gelengan kepala.

"Gak akan! Enak tau Jo, punya banyak cowok tuh. Kemana-mana di traktir makan, dibeliin ini itu, sama jalan-jalan." Joanne yang mendengarnya merasa risih.

"Gak takut ketauan ama cowok lainnya?" Judy menggeleng.

"Kan mereka udah tau gue orangnya kek gimana. Jadi kebanyakan dari mereka rela jadi yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya." Jawab Judy santai, membuat sahabatnya itu mengerutkan dahi.

"Bentar, lo punya berapa cowok sekarang? Heran deh gue, kok bisa lo gak pusing punya cowok sebanyak itu?" Judy terkekeh mendengarnya.

"Kan gue punya skill maut buat naklukin cowok, Jo. Fyi, gue punya 5 cowok sekarang."

"What?! Sarap ya lo, Jud! Gila bener-bener gila. Terus gimana cara lo ngedate bareng mereka semua?" Judy berpikir sejenak.

"Hari senin pergi sama Jake, selasa sama Chandra, rabu sama Eric, kamis sama Samuel, jum'at sama Felix. Sabtu minggu jadwal khusus sama keluarga." Mulut Joanne menganga mendengar penjelasan sahabatnya itu.

Asexual (Taeryeong) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang