Bab 2: Dia, Terry

356 68 2
                                    

Please change the background to black

Please change the background to black

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tiitt... Tiitt... Tiitt... Tiitt...





Seorang pria langsung mematikan alarm yang berada di atas nakas dekat tempat tidurnya. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul 04.30, sebelum akhirnya bangkit dari tempat tidur dan melangkah menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

"Wah Terry, lo cakep banget ternyata." Gumamnya ketika melihat pantulan dirinya di cermin datar yang tergantung disana.

Dialah Terry, pria dengan nama Lengkap Terry Devian Chandrawarsa itu merupakan pewaris tunggal group Chandrawarsa yang dikelola oleh Ayahnya. Ia juga sudah mulai bekerja disana walau masih sebagai staff, agar bisa mengetahui alur dari pekerjaannya nanti. Tidak ada yang mengetahui bahwa ia merupakan putra tunggal dari James Husein Chandrawarsa. James sengaja menyembunyikan identitas putranya itu agar tidak menimbulkan keributan publik. Ia akan menyerahkan posisinya setelah Terry menyelesaikan studinya.

Setelah selesai mengagumi dirinya sendiri. Terry mengganti pakaiannya dengan setelan olahraga dan mulai berlari keluar dari rumahnya. Kegiatannya tidak jauh dari olahraga pagi, kerja, kuliah, makan dan tidur. Sebagian orang mungkin akan menganggap bahwa kehidupannya sangat membosankan. Tapi percayalah, Terry sangat menikmatinya. Walau terkadang teman-temannya sering mengajaknya pergi ke tempat hiburan, jujur saja ia kurang menikmatinya karena merasa membuang waktu.

"Terry!!" Terry yang tengah berlari pagi, berhenti sejenak dan menghampiri wanita berusia 60an yang selalu menyapanya tiap kali ia berolahraga pagi.

"Halo Nenek. Nenek gimana kabarnya? Terry gak liat Nenek seminggu ini." Tanyanya pada wanita tua itu.

"Iya, kemarin-kemarin Nenek di rawat karena penyakit paru-paru Nenek kambuh. Kamu gimana kabarnya sekarang?"

"Ya ampun Nenek, kalau tau kayak gitu Terry pasti udah jengukin Nenek. Kabar Terry baik kok, Nek. Nenek sehat terus ya. Jaga kesehatan dan makan makanan bergizi." Si Nenek tersenyum mendengarnya.

"Yaudah Terry lanjut olahraga dulu ya, Nek. Dah Nenek!" Pamitnya yang kembali berlari.

Terry adalah seorang yang sangat menghargai wanita tua. Contohnya seperti nenek yang menyapanya barusan. Ia sudah lama mengenal wanita tua itu karena sering menyapanya ketika jogging keliling komplek. Ia seorang yang sopan dan tahu etika jika berhadapan dengan orangtua. Tapi sikapnya akan berubah 180° jika ia berhadapan dengan seorang wanita muda.

"Terryyyy!!!" Mendengar suara familiar yang sering mengganggunya, membuat Terry mempercepat larinya dan siapa sangka wanita yang memanggilnya itu malah mengejarnya.

"Duh apes banget sih gue ketemu dia mulu!" Maki Terry ketika menyadari wanita itu terus mengejarnya.

"Terry! Berhenti! Aku pengen ngobrol sama kamu!" Pekik wanita itu membuat Terry bergidik dan memilih menghiraukannya. Hingga setelah ia tiba di depan gerbang rumahnya, Terry berusaha membuka pintu gerbang yang entah mengapa malah mendadak macet.

Asexual (Taeryeong) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang