Bab 09: Menuju Kehidupan Baru

298 51 18
                                    

Kesepuluh orang yang baru saja pulang berlibur itu, kini tengah berada di sebuah restoran cepat saji yang berlokasi di daerah Depok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesepuluh orang yang baru saja pulang berlibur itu, kini tengah berada di sebuah restoran cepat saji yang berlokasi di daerah Depok. Delapan diantaranya sesekali bercanda bersama sambil menyantap makanan yang mereka pesan. Berbeda dengan dua orang yang tidak lain adalah Judy dan Terry yang sering memeriksa ponselnya.

Terry memeriksa ponselnya untuk melihat perkembangan laju saham yang setiap detik sering kali berubah. Benar, ia mengikuti jejak ayahnya menanam modal di bidang investasi saham. Itulah mengapa Terry sudah bisa membeli barang yang ia butuhkan tanpa campur tangan orangtuanya.

Sedang Judy terlihat gelisah memeriksa ponselnya. Beberapa hari terakhir ia sering mendapat pesan yang cukup mengganggunya. Sudah beberapa kali Judy memblokir nomor yang sering mengiriminya pesan, namun tetap saja sosok itu selalu menghubunginya dan membuatnya merasa tak nyaman.

"Lo kenapa?" Judy tersentak dan dengan segera memasukkan ponselnya ke dalam tas selempang miliknya.

"Gak kenapa-napa kok? Tadi lo bilang apa?" yang bertanya malah mengerutkan dahi mendengar pertanyaan Judy.

"Dari tadi lo diem mulu. Gak biasanya?" tanya Terry membuat Judy berpikir sejenak mencari alasan.

"Eung... itu..." jawabnya terbata, membuat pria itu memutar kedua matanya jengah dan tanpa ragu bangkit dari tempat duduknya sambil menarik tangan Judy keluar dari sana. Meninggalkan tanda tanya besar bagi ke-delapan orang yang kini menghentikan aktivitas mereka.

"Lo kenapa bawa gue keluar?" tanya Judy pada pria yang kini memutar kedua matanya jengah.

"Harusnya gue yang nanya. Lo kenapa?" Judy berdesis mendengar pertanyaan pria dihadapannya.

"Gue gak kenapa-napa Terry. Udah ah gue mau masuk." Ketika hendak berbalik, Terry menahan lengan Judy.

"Lo gak pinter boongin orang." Judy terdiam mendengarnya. "Cerita." Wanita itu menoleh dan menatapnya heran. "Gue tau lo nyembunyiin sesuatu." Judy mendengkus sebelum akhirnya memberikan ponsel miliknya.

"Baca aja semua sms yang masuk." Jawabnya membuat Terry membuka rentetan pesan dari nomor tak dikenal.

"Sejak kapan?" Judy mendongak menatap Terry yang masih memeriksa ponselnya.

"Hah?"

"Sejak kapan lo dapet sms beginian?" Judy sedikit ragu untuk mengatakannya.

"Dari seminggu yang lalu." Terry memberikan kembali ponsel Judy.

"Kenapa lo gak bilang?" Judy menggigit bibir bawahnya.

"Gue... gak mau bikin orang lain khawatir..." Terry mendengkus mendengarnya.

"Lain kali cerita, jangan dipendem sendiri. Gue gak mau lo jadi gila ntar." Jawabnya sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Judy yang kini menatapnya sebal.

"Dasar turunan es!"











****

Asexual (Taeryeong) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang