Bab 15: Menghilang

396 48 17
                                    

Enjoy 💜

Setelah mengetahui kabar kehamilan istrinya, membuat Terry semakin menyayangi Judy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah mengetahui kabar kehamilan istrinya, membuat Terry semakin menyayangi Judy. Setiap pagi ia akan menyiapkan sarapan pagi dan ia juga tidak keberatan melakukan beberapa pekerjaan rumah yang cukup berat. Alasannya? Ia tidak ingin membuat istrinya kelelahan sama seperti kejadian waktu itu.

"Ya ampun, Terry. Udah gak apa-apa sama aku aja." Ujar Judy yang segan karena suaminya itu mengambilkan makanan untuknya.

"Gak apa-apa, biar kamu gak banyak gerak." Judy mengerucutkan bibirnya mendengar penuturan Terry, namun pada akhirnya tetap menurut. Keduanya menyantap sarapan pagi dengan tenang, hingga setelah selesai Judy menanyakan satu pertanyaan pada suaminya tersebut.

"Kapan kita ngasih tau kabar ini ke mereka?" Terry terdiam sejenak. Yang Judy maksud dengan 'mereka' disini adalah kedua orangtua mereka. Benar, mereka belum memberitahukan hal ini pada siapapun.

"Gimana kalau hari ini pas aku pulang kerja?" Judy mengangguk menyetujui usulan sang suami.

"Yaudah aku cuci piring dulu." Ketika Judy hendak bangkit dari tempat duduknya, dengan segera Terry menahan pergelangan tangannya.

"Udah sama aku aja. Mending kamu siap-siap buat ke kampus." Kembali Judy cemberut mendengarnya dan memilih menurut. Walau sebenarnya ia sudah siap, hanya tinggal mengambil tasnya saja.

Di kamar mereka, Judy mencari tas selempang miliknya. setelah menemukannya, ia berniat untuk membenarkan pakaiannya di depan cermin meja rias yang menjadi tempat favoritnya untuk merias diri. Namun saat melihat refleksi dirinya...

"AAAAA!"

Terry yang baru selesai mencuci piring, langsung berlari menuju kamar ketika mendengar jeritan istrinya.

"Judy, ada ap- brengsek!" geramnya ketika melihat tulisan di cermin menggunakan spidol berwarna merah.





You are gonna be mine, Judy. Wait for me...





Judy yang mulai gemetar, memilih untuk melingkarkan kedua tangannya di pinggang suaminya dan mulai terisak. Tentu saja melihat kondisi istrinya, membuat Terry tidak tega dan memilih menenangkannya.

"Shhtt... aku disini, Judy. Jangan takut, oke? Aku janji bakal selalu lindungin kamu." Mendengar itu, membuat perasaan Judy semakin tenang.

"Makasih, Terry."

"Sama-sama. Mending kamu diem di rumah aja ya? Gak usah pergi ke kampus. Kondisi kamu lagi gak baik soalnya." Judy hanya mengangguk menurut.

"Nanti siang kamu makan di rumah ya?" Terry tersenyum dan mengangguk.

"Iya, nanti aku makan siang disini. Bentar aku mau hapus tulisannya dulu." Kembali Judy mengangguk dan membiarkan suaminya menghapus tulisan di cermin menggunakan cairan pembersih.

Asexual (Taeryeong) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang