GEBETAN (Tamat)

Dua puluh tiga

Afya memasukan buku-bukunya dengan cepat, dia sudah tidak sabar ingin pergi ke rumah sakit. Untuk melihat Arghi.

Ting

Hp Afya berbunyi, ada pesan masuk.

Afya segera melihat nya.

From: Tante Rania

Afya maaf mengganggu, Tante cuma mau minta tolong, temenin Arghi di rumah sakit. Kasihan dia sendirian. Tante nggak tau mau minta bantuan ke siapa lagi, karena cuma kamu temen Arghi yang Tante kenal, maaf kalau merepotkan.

Begitu bunyi pesan yang mamahnya Arghi kirim.

Afya juga baru ingat, kenapa dia tidak bertanya ke mamahnya Arghi saja.

Afya segera membalas pesan itu.

To: Tante Rania.
Iya Tante, ini Afya mau ke rumah sakit buat jenguk Arghi. Afya pasti nemenin Arghi, Tante tenang aja ya...

Balas Afya, dia pun segera keluar dari kelas menuju parkiran.

*****

Afya berjalan dengan cepat, menuju ruangan Arghi.

"Pelan-pelan, entar jatuh..." Ujar Damar.

"Nah, ini kamarnya.." ucap Sesil.

Mereka pun langsung masuk.

Ceklek.

Pintu kamar rawat Arghi terbuka, membuat Arghi menoleh.

Dia melihat teman-temanya ada di sana.

"Arghi..." Ujar Afya dengan berjalan menuju ranjang Arghi.

Dia duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang itu.

"Arghi nggak papa..?" Tanya Afya khawatir.

Wajah Arghi sangat pucat.

Arghi menggelengkan kepalanya.
"Maaf, gue nggak bisa jemput lo pagi tadi .." ujar Arghi pelan.

"Nggak papa..." Ucap Afya lirih.

Dia sedih melihat Arghi begini, dia sakit tapi tidak ada satu orang pun yang menemaninya.

"Kenapa nggak telpon kita sih Gi, kita kan khawatir.." ujar Gavin.

"Gue udah keburu pingsan..." Ucap Arghi.

Dia juga nggak mau merepotkan teman-temanya.

"Terus yang ngantar lo ke sini siapa?" Tanya Edwin.

"Orang rumah gue..." Jawab Arghi.

Dia di antar, supir dan pembantunya ke sini.

Mereka hanya mengangguk, tidak mau bertanya lagi siapa orang rumah yang mengantar Arghi.

"Terus lo sendirian dari pagi?" Tanya Meiysa.

"Nggak.." jawab Arghi.

Membuat mereka semua bernapas lega, ada juga yang menemani Arghi ternyata.