Afya sedang asik mengerjakan PR di kamarnya.
Ceklek.
Pintu kamar Afya terbuka dari luar. Membuat Afya langsung menoleh untuk melihat siapa yang masuk.
"Damar..." Ucap Afya, saat melihat Damar yang masuk.
"Kenapa, mau nyontek PR Afya lagi..." Ucap Afya.
Karena setiap ke sini Damar pasti mau nyontek PR nya Afya.
"Nggak..." Jawab Damar dengan duduk di tempat tidur Afya.
Sementara Afya duduk di meja belajarnya.
"Gue kepo, sebenarnya tadi lo sama Arghi kenapa sih?" Tanya Damar penasaran.
"Oooo.." jawab Afya.
"O doang nih.. gue mau denger ceritanya..." Ujar Damar kesal.
Akhirnya Afya pun menceritakan semuanya ke Damar, tentang ke jadian di toilet tadi.
Damar mengangguk mengerti.
"Afya takut banget deh Damar, kalau Arghi ilfil sama Afya, terus nggak mau deket-deket sama Afya lagi. Tadi aja pas ngantar Afya pulang, Arghi diam aja..." Ucap Afya khawatir.
Damar memicingkan matanya, Afya benar-benar polos ternyata.
"Lo nggak ngerti kenapa Arghi marah begitu?" Tanya Damar.
"Ngerti lah, Arghi pasti ilfil sama Afya. Arghi pasti ngiranya Afya cewek gampangan mau di pegang-pegang sama cowok lain..." Ucap Afya, apalagi saat melihat posisi Afya sama Beni tadi.
Takutnya Arghi salah paham.
"Damar tolong bilangin ke Arghi, kalau itu semua nggak sengaja ya..." Pinta Afya ke Damar.
"Aduh.... Sepupu gue bener-bener bodoh ternyata..." Ujar Damar.
Membuat Afya melototkan matanya, enak aja Damar mengatai nya bodoh.
"Gini ya... Arghi begitu karena dia cemburu..." Ucap Damar.
Nggak mungkin Arghi marah tanpa sebab kan.
Afya mengerutkan keningnya.
"Emang iya..." Tanya Afya tak percaya."Ya... Mungkin aja..." Jawab Damar. Damar juga belum yakin sebenarnya.
Perlahan senyum di bibir Afya melebar.
"Cemburu, itu artinya Arghi suka sama Afya dong..." Ucap Afya senang.Orang cemburu itu tanda nya suka kan. Nggak mungkin kalau nggak suka Arghi cemburu sama Afya.
"Tapi lo juga jangan..."
"Terlalu berharap..." Afya memotong ucapan Damar. Afya yakin itu yang mau Damar ucapkan.
"Iya Afya tau..." Ujar Afya lagi.
Drttttt...
Handphone Afya berbunyi, Afya segera mengambilnya. Senyumnya mengembang kala melihat ternyata Arghi yang mengiriminya pesan.
Arghi ♥
Gue tunggu di taman dekat rumah lo, sekarang.
Begitu bunyi pesan yang Arghi berikan.
"Damar Afya mau keluar sebentar.." ujar Afya ke Damar.
Afya langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Damar.
Afya berjalan menuju taman dengan semangat.
Senyum tidak pernah luntur dari bibirnya. Tumben Arghi mau ngajak ketemu Afya di taman dekat rumah nya.
Saat tiba di taman, Afya menoleh ke kiri kanan, melihat dimana Arghi.
"Arghi..." Seru Afya dengan berjalan menghampiri Arghi, yang tengah duduk di salah satu kursi di taman itu.
"Arghi baru aja ketemu Afya beberapa jam yang lalu, udah kangen aja..." Ucap Afya PD.
Afya langsung duduk di sebelah Arghi.
"Astaga..." Ucap Afya kaget, saat melihat wajah Arghi yang memar.Afya langsung menyentuh wajah Arghi.
"Arghi kenapa?" Tanya Afya khawatir.Jangan bilang Arghi di pukul sama papahnya lagi.
"Afya beli obat dulu ya..." Ucap Afya hendak berdiri.
Namun Arghi menahan tangan nya.
Arghi memberikan plastik putih ke Afya yang isinya kapas dan obat merah.Afya langsung membuka plastik itu, ternyata Arghi sudah beli obatnya.
Afya mengobati luka Arghi dengan pelan, dia juga meniup luka di wajah Arghi biar tidak perih.
Pelipis dan rahang Arghi memar.
"Arghi berantem lagi sama..."
"Iya..." Ucap Arghi memotong ucapan Afya.
"Sama siapa lagi gue berantem kalau bukan sama dia.." Ucap Arghi.
Afya menatap Arghi kasihan, Arghi pasti sedih.
Arghi juga menatap wajah Afya.
"Gue capek..." Ujar Arghi lirih."Gue capek kayak gini terus. Gue capek berantem sama dia, kalau nggak mikirin mamah gue. Mungkin gue udah kabur dari rumah, dari dulu..." Ucap Arghi.
Arghi udah capek dengan semua sikap papahnya. Yang selalu marah tidak jelas. Di kasarin dari kecil membuat Arghi tertekan rasanya.
Afya meraih tangan Arghi. Afya paham Arghi pasti sedih.
Afya juga kasihan dengan Arghi, Afya udah terlalu sering melihat wajah Arghi yang biru-biru, gara-gara bertengkar dengan papahnya.
Apalagi waktu itu Afya pernah lihat mereka bertengkar.
Kalau Afya jadi Arghi, Afya juga pasti bingung dengan sikap papahnya Arghi. Papahnya Arghi bersikap seperti dia benci dengan Arghi dan mamahnya.
"Apapun yang terjadi pasti ada sebabnya nya kan..." Ucap Afya.
"Arghi pernah cari tau nggak kenapa papahnya Arghi bersikap begitu..." Ujar Afya lagi.
Tidak mungkin kan papahnya Arghi bersikap begitu kalau nggak ada sebabnya.
"Gue pernah kepikiran sih, tapi gue nggak pernah cari tau, apa yang bikin papah gue kayak gitu..." Ucap Arghi.
Arghi pun pernah berpikir begitu juga. Apa sebab papahnya Arghi benci sama dia dan mamahnya.
"Pasti ada yang terjadi di masa lalu di antara mereka, sampai akhirnya papah benci sama mamah..." Ucap Arghi lagi.
Afya mengangguk setuju. Benar pasti ada sesuatu yang terjadi.
"Apa mereka di jodihin?" Tanya Afya.
Siapa tau aja orang tua Arghi menikah karena di jodihin, dan terpaksa.
Arghi menggelengkan kepalanya.
"Enggak, mereka nikah karena saling cinta..." Ujar Arghi.Oma, opa, dan semua saudara nya bilang. Orang tua Arghi menikah karena mereka saling cinta.
Banyak juga yang bilang kalau papahnya Arghi sangat cinta sama mamahnya Arghi dulu. Tapi sekarang kenapa berubah.
Afya semakin bingung di buatnya, terus kenapa sekarang sikap papahnya Arghi begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEBETAN (Tamat)
Dla nastolatkówMenceritakan tentang kehidupan remaja, yang harus berjuang demi cinta dan cita-citanya. Seorang gadis cantik, lucu dan juga selalu ceria. Menyukai pria tampan yang dingin, tapi sangat baik. Namun sayang pria ini tidak menyukainya. Bagaimana kah kisa...