Afya dan Damar sudah berada di depan Apartemen yang Rania maksud.
Semoga saja Arghi benaran ada di Apartemen ini.
"Tekan dulu aja Bel nya.." suruh Damar.
Lebih baik mereka tekan dulu Bel apartemen Arghi. Takutnya nggak sopan kalau mereka langsung masuk. Mereka kan juga nggak tau ada atau tidak Arghi di dalam.
Afya pun menekan Bel Apartemen Arghi.
Satu kali Afya tekan, tidak ada tanda-tanda pintu di buka dari dalam.
Dua kali, bahkan sampai berkali-kali Afya tekan bel Apartemen Arghi, tapi tidak ada juga yang membuka kan pintu.
"Nggak ada orang nya kali." Ucap Damar.
Damar jadi tidak yakin kalau Arghi ada di dalam Apartemen ini. Buktinya tidak ada yang membuka kan pintu untuk mereka.
"Ya udah kita langsung masuk aja. Tadi kan Tante Rania juga pesan, kalau pintunya nggak di buka juga kita langsung masuk aja." Ucap Afya.
Takutnya Arghi ada di dalam, terus Arghi kenapa-kenapa makanya Arghi tidak bisa membukakan pintu untuk Afya dan Damar. Pikiran buruk pun mulai memenuhi pikiran Afya.
Akhirnya Afya langsung menekan password yang Rania tunjukkan tadi. Yaitu tanggal lahir Arghi.
Kalau tanggal lahir Arghi Afya pasti hapal di luar kepala.
Afya berharap banget password Apartemen Arghi belum di ganti.
"Yes ke buka." Ucap Afya senang, saat pintu Apartemen Arghi ke buka. Untung lah Arghi tidak mengganti password Apartemen nya.
Afya langsung masuk begitu saja, namun Damar langsung menarik belakang baju Afya. Hingga Afya keluar lagi.
"Assalamualaikum dulu, main nyelonong aja Lo." Ucap Damar memperingati.
Afya melepaskan tangan Damar dari bajunya.
"Assalamualaikum.." ucap Afya dengan berjalan masuk.
"Buset deh gelap banget nih, udah kayak rumah hantu." Ucap Damar saat masuk ke dalam Apartemen Arghi, yang ternyata gelap banget. Tidak lampu yang hidup sama sekali.
Afya yang takut dengan gelap langsung berpegangan di baju Damar dengan erat.
"Nih lama-lama bisa sobek baju gue, bisa-bisa badan seksi gue kelihatan.." protes Damar saat Afya menarik kaos nya kuat.
Bahkan bahu Damar sampai kelihatan.
"Aduh Damar jangan bercanda deh, cepetan cari saklar lampu nya." Ucap Afya kesal.
Mereka masih sempat-sempatnya berdebat di saat-saat seperti ini.
Lagian Damar bisa-bisa nya bercanda di saat menegangkan kayak gini.
Akhirnya Damar dan Afya pun mencari saklar lampu, dengan bantuin senter hp yang hidupkan Damar.
Tek.
Akhirnya Damar dan Afya pun menemukan saklar lampu nya.
Afya mengusap dada nya lega, untunglah lampunya nyala. Jadi Afya nggak takut lagi deh.
Uhuk.
Uhuk.
Damar dan Afya mendengar suara batuk seseorang dari salah satu ruangan.
Mereka langsung saling pandang.
"Ha... hantu.." Ucap Damar gagap. Jangan-jangan ada hantu di Apartemen Arghi.
Damar hendak lari dari sana, namun Afya langsung menarik tangan Damar lagi.
"Aduh mendingan kita pergi dari sini.." ucap Damar takut.
"Ih nggak boleh, takutnya itu Arghi ayo kita lihat." Ajak Afya.
Takutnya yang batuk tadi itu Arghi, terus Arghi kenapa-kenapa. jadi mereka harus mengeceknya lebih dulu, dan memastikan itu Arghi atau bukan.
Afya memutari tubuh Damar dan dia berdiri di belakang tubuh Damar.
"Damar aja duluan." Suruh Afya, Afya takut kalau di suruh duluan.
"Ini namanya gue di jadiin tumbal. Kalau ada apa-apa gue nih yang mati duluan." Keluh Damar.
Afya memang tidak punya hati, tega-teganya menjadikan Damar tumbal.
Afya langsung menoyor kepala Damar.
"Nggak usah lebay.." Ucap Afya."Nggak usah bercanda Damar." Peringat Afya. Mereka sekarang itu lagi melakukan hal penting.
Lagian siapa juga yang mau bunuh Damar, nggak ada untung nya. Batin Afya.
Akhirnya Afya dan Damar pun mulai berjalan menuju ruangan yang ada suaranya tadi.
Mereka berjalan dengan mengendap-endap. Afya dan Damar udahda kayak maling aja.
Mereka pun akhirnya sampai di depan pintu ruangan itu.
"Kayaknya dari sini deh suaranya." Ujar Afya. Kalau tidak salah tadi suara batuknya berasal dari ruangan ini.
"Cepetan buka pintunya Damar." Suruh Afya saat Damar tidak kunjung membuka pintu ruangan itu.
"Bentar dulu gue mau baca ayat kursi dulu." Ucap Damar dengan mengangkat kedua tangannya untuk berdoa.
"Allahumma barik lana fi ma razaqtana wa qina adzaban nar." Ujar Damar berdoa.
Pak.
Afya langsung memukul kepala Damar pelan.
"Itu doa makan Damar Oon.." ucap Afya.
Kalau begini caranya wajar saja kalau nilai Agama Damar jelek. Baca doa saja Damar salah-salah.
Karena capek menunggu Damar yang lama buka pintu akhirnya Afya memilih membuka pintunya sendiri.
"Awas biar Afya buka pintunya sendiri. Damar kebanyakan Drama." Ucap Afya menyuruh Damar untuk minggir dari depan pintu.
"Damar emang nggak berguna." Ucap Afya sewot.
Kalau begini percuma Afya mengajak Damar datang ke sini. Lebih baik Afya datang sendiri aja tadi.
"Lemes banget tuh mulut.." ingin rasanya Damar mencubit mulut Afya yang lemes.
Namun Damar tetap meminggirkan tubuhnya, biar saja Afya yang membuka pintunya. Nanti paling kalau ada apa-apa Afya bakalan teriak-teriak.
Damar pun menutup kupingnya, bersiap-siap untuk mendengar teriakan Afya.
Ceklek.
Afya pun langsung membuka pintu kamar itu.
Seketika mulut Afya dan Damar langsung menganga lebar.
"ARGHI..." Teriak mereka bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEBETAN (Tamat)
Fiksi RemajaMenceritakan tentang kehidupan remaja, yang harus berjuang demi cinta dan cita-citanya. Seorang gadis cantik, lucu dan juga selalu ceria. Menyukai pria tampan yang dingin, tapi sangat baik. Namun sayang pria ini tidak menyukainya. Bagaimana kah kisa...