Tiga puluh sembilan.

337 22 3
                                    

Arghi menunggu kelanjutan cerita Irwan. Ini pasti awal dari semuanya, batin Arghi.

Awal dari kebencian Papahnya kepada Pamahnya.

Irwan menghembuskan napasnya berat. Sedih rasanya kalau cerita tentang ini.

"Waktu itu papah kamu ada proyek di luar negri. Dan mengharuskan papah kamu buat menetap di sana selama enam bulan..."

"Sebenarnya papah kamu mau ajak mamah kamu ke sana, tapi sayangnya nggak bisa. Karena mamah kamu harus merawat nenek kamu yang lagi sakit parah..."

"Nggak mungkin buat mamah kamu ninggalin ibunya yang lagi sakit. Apalagi papahnya Rania sudah meninggal.Waktu itu pilihan yang sangat berat buat mamah kamu.."

"Apalagi mereka baru menikah, dan papah kamu nggak bisa jauh-jauh dari mamah kamu.."

"Tapi mereka tetap harus memilih. Akhirnya mamah kamu tetap di sini, dan papah kamu pergi ke luar negri untuk menyelesaikan pekerjaan nya di sana. Karena mereka nggak mungkin egois, dan membiarkan nenek kamu yang lagi sakit sendirian.."

"Akhirnya papah kamu pergi, dan mamah kamu tetap di sini.."

"Setelah  lima bulan di sana, papah kamu pulang ke sini karena dapat kabar bahwa nenek kamu meninggal..." Ucap Irwan.

"Selama lima bulan di sana Abraham memang tidak pernah pulang ke Indonesia, karena pekerjaan dia di sana banyak banget dan tidak bisa di tinggalkan.." ujar Irwan.

"Rania sangat sedih waktu itu, karena kepergian ibunya. Abraham memutuskan untuk tidak kembali keluar negri lagi. Dia menemani Rania di sini..."

Abraham menyerahkan pekerjaan nya ke orang kepercayaan nya.

"Terus Om apa yang buat papah benci sama mamah?" Tanya Arghi, akhirnya buka suara.

Dari cerita yang dia dengar, semuanya baik-baik saja. Jadi apa masalahnya.

Arghi sudah tidak sabar ingin mengetahui nya.

"Sampai akhirnya Abraham dengar kabar, kalau selama dia di luar negeri ternyata Rania selingkuh..." Ucap Irwan.

Itulah awal dari semua kehancuran rumah tangga Abraham dan Rania.

Deg.

Jantung Arghi langsung berdebar.

"Nggak mungkin..." Ucap Arghi tak percaya.

Nggak mungkin mama nya selingkuh. Mamahnya itu orang baik. Arghi masih tidak percaya.

Irwan menganggukkan kepalanya mengerti.

"Om tau kamu pasti nggak percaya, tapi memang itu kenyataan nya.."

"Waktu itu papah kamu juga nggak percaya sebenarnya. Tapi banyak bukti yang dia dapatkan, dari foto dan video yang di kasih orang suruhan nya..."

Banyak foto Rania dan selingkuhan nya, bahkan video saat mereka berciuman.

Dan kata nya juga, Rania sering menginap di apartemen pria itu. Bahkan ada video dan foto saat Rania masuk ke apartemen pria itu.

"sebenarnya awalnya orang suruhan Abraham itu, hanya di tugaskan untuk menjaga mamah kamu, selama papah kamu nggak ada. Tapi ternyata papah kamu malah tau fakta lain..."

"Awalnya orang suruhan papah kamu nggak mau menceritakan semuanya,  takutnya dia hanya salah paham. Makanya dia cari tau dulu. Setelah banyak bukti dan dia yakin kalau mamah kamu beneran selingkuh, baru lah dia cerita ke papah kamu..."

"Apalagi selingkuhan mamah kamu ternyata mantan kekasih mamah kamu dulu..." Ucap Irwan.

Arghi menggelengkan kepalanya tidak percaya.

Begitu pun Afya, Afya tidak menyangka Tante Rania bisa melakukan itu.

"Watu itu papah kamu hancur banget, selama Om kenal sama dia, baru itu Om liat dia nangis..." Ucap Irwan, Irwan juga ada di sana waktu itu.

Dia nggak pernah melihat Abraham terpukul begitu.

"Papah kamu akhirnya pulang ke rumah buat nemuin mamah kamu, dan memastikan semuanya...."

"Dan Rania membenarkan semuanya..." Ujar Irwan akhirnya.

Rania waktu itu tidak mengelak dia mengakui semua kesalahan nya. Dan itu semua membuat Abraham semakin tidak percaya.

Arghi melebarkan mulutnya, tidak percaya. Ternyata mamahnya beneran selingkuh.

"Tapi mamah kamu bilang dia menyesal dan minta maaf. Namun papah kamu nggak terima. Waktu itu papah kamu marah banget, udah kayak orang kesetanan..."  Ujar Irwan.

Abraham benar-benar marah waktu itu.
Di situlah cinta Abraham untuk Rania berubah jadi benci.

"Setelah bertengkar mamah kamu akhirnya pergi dari rumah. Dia nyetir sendirian dan akhirnya kecelakaan, yang buat dia lumpuh sampai sekarang..." Ujar Irwan lagi.

Waktu itu Rania nyetir ugal-ugalan, karena emosi, sedih semuanya campur aduk. Sampai akhirnya dia menabrak mobil truk yang berhenti di pinggir jalan.

Waktu itu semua orang tidak menyangka kalau Rania selamat.

"Papah kamu tetap datang ke rumah sakit, untuk melihat kondisi mamah kamu.."

Walaupun sangat marah kepada Rania, Abraham tetap datang ke rumah sakit, dia tetap mengurusi semua administrasi dan yang lain nya. Karena bagaiman pun Rania masih istrinya.

Apalagi Rania sudah tidak punya orang tua.

"Tapi raut muka Abraham udah beda, ekspresi nay biasa saja, tidak ada sedih, khawatir dan lain nya..."

"Dari situ lah dendam papah kamu di mulai. Dia bilang nggak akan pernah menceraikan mamah kamu. Biar dia bisa menyiksa mamah kamu dengan puas, dia akan tunjukan ke mamah kamu gimana rasa sakit yang dia rasakan..."

"Jadi begitu ceritanya..." Ujar Arghi getir.

Arghi sangat terkejut, dia juga bingung. Di sini ke dua orang tuanya sama-sama salah.

"Apalagi dua minggu setelah kecelakaan itu papah kamu tau ternyata mamah kamu hamil..." Ucap Irwan.

"Dan papah kamu yakin kalau itu bukan anak dia..."

"Jadi Om..." Arghi menggantung ucapan nya, dia tidak sanggup rasanya untuk mengucapkan nya.

"Arghi bukan anak papah..." Ujar Arghi lirih.

Irwan mengangkat bahunya.
"Nggak ada yang tau sampai sekarang. Mamah kamu selalu bilang kalau kamu anak kandung papah kamu. Tapi papah kamu yakin kalau kamu bukan anak dia, tapi anak selingkuhan mamah kamu..."

Irwan sedikit berat menceritakan ini ke Arghi. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Mau bagaimana lagi Irwan sudah terlanjur menceritakan nya.

Raut wajah Arghi berubah menjadi sangat sedih. Jadi selama ini, papahnya nggak jelas siapa.

Apa dia anak haram, batin Arghi.

Afya menatap Arghi iba, Arghi pasti terpukul sekarang.

"Setelah kamu lahir, Om suruh papah kamu buat tes DNA, tapi papah kamu nggak mau..." Ujar Irwan.

Irwan terus menyuruh Abraham untuk tes DNA dengan Arghi, biar semuanya jelas. Tapi Abraham tidak pernah mau.

Arghi mengangguk mengerti.
"Jadi itu alasan papah benci sama Arghi dan mamah..." Ucap Arghi sedih.

Ternyata ceritanya lebih parah daripada dugaan Arghi.

GEBETAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang