Tiga puluh delapan.

310 24 2
                                    

Irwan berpikir cukup lama, jujur dia rasanya bimbang.

Mau menceritakan semuanya ke Arghi atau tidak.

Di satu sisi dia merasa ini bukan hak nya untuk cerita ke Arghi, tapi di sisi lain Irwan kasihan dengan Arghi.

Arghi yang jadi korban di sini. Padahal dia tidak tau apa-apa.

Arghi menatap Irwan penuh harap.
Semoga Irwan tergugah hatinya dan mau menceritakan semuanya ke Arghi.

Irwan menghembuskan napasnya.
"Om akan cerita, tapi kamu harus janji dulu satu hal..." Ucap Irwan akhirnya.

Arghi langsung mengangguk.

"Kamu harus janji, setelah dengar ceritanya, kamu harus terima dengan ikhlas..." Pinta Irwan.

Karena Arghi pasti semakin kecewa setelah mendengar ceritanya nanti.

"Iya Arghi janji..." Ucap Arghi yakin.

"Oke jadi begini..." Irwan langsung memulai ceritanya. 

Arghi dan Afya mendengarkan dengan serius.

"Benar seperti yang kamu bilang, Papah dan mamah kamu dulu saling cinta, apalagi papah kamu dia sangat cinta sama mamah kamu...." Ujar Irwan.

"Jadi dulu papah kamu udah suka sama mamah kamu dari pas mereka kuliah, tapi waktu itu papah kamu nggak berani buat ngedeketin mamah kamu..."

"Akhirnya dia cuma ngeliatin mamah kamu dari jauh. Om ingat banget dulu, papah kamu sering ngikutin ke mana mamah kamu pergi..." Ujar Irwan.

Dulu Abraham sangat suka dengan Rania. Tapi Abraham nggak berani ngedeketin karena nggak PD, takut di tolak. Apalagi Rania itu salah satu perempuan paling cantik di kampus mereka. Membuat Abraham semakin minder. Jadi Abraham cuma bisa mengaggumi Rania dari jauh saja.

"Selama empat tahun papah kamu mencintai mamah kamu dalam diam..." Ujar Irwan.

Arghi mengerutkan keningnya. Kalau dari cerita yang dia dengar sekarang, sangat terlihat kalau papahnya sangat mencintai mamahnya.

"Sampai akhirnya kita lulus kuliah. Dan papah kamu denger kabar kalau Rania bakal pindah ke Jogja.."

"Waktu itu papah kamu sedih banget karena harus pisah dari mamah kamu, dan nggak bisa ketemu mamah kamu setiap hari lagi, apalagi mamah kamu pindah ke luar kota.." Lanjutit Irwan.

Irwan ingat banget dulu gimana sedihnya Abraham saat tau Rania akan pindah keluar kota, tepatnya ke Jogja.
Rania pindah karena ikut orang tuanya.

Arghi tau kalau soal itu, mamahnya memang tinggal di Jogja dulu.

"Setelah Rania pergi, papah kamu bener-bener nggak bisa ketemu sama mamah kamu lagi. Jadi papah kamu memilih untuk mengejar karir nya dulu, dia mulai fokus untuk bangun perusahaan nya yang sekarang. Papah kamu yakin kalau mereka jodoh pasti bakal ketemu lagi"

Dulu saat sedih di tinggal Rania, Abraham memilih menyibukkan dirinya agar tidak kepikiran soal Rania lagi.

"Terus dua tahun kemudian, akhirnya perusahaan papah kamu maju pesat. Om nggak heran karena dia benar-benar bekerja keras..."

"Om pikir waktu itu papah kamu sudah lupa dengan mamah kamu, ternyata belum. Dia masih berharap buat ketemu bahkan berjodoh dengan mamah kamu..."

Secinta itu ternyata papahnya ke mamahnya, batin Arghi.

"Dan ternyata semua doa papah kamu di kabulkan, akhirnya dia bisa ketemu sama mamah kamu lagi..." Ucap Irwan.

"Jadi waktu itu, papah kamu lagi cari sekertaris baru, dan nggak di sangka mamah kamu juga melamar di perusahaan papah kamu..."

"Tanpa pikir panjang papah kamu langsung nerima mamah kamu jadi sekertaris nya..."

"Waktu itu Om ingat banget, gimana senengnya papah kamu waktu ketemu lagi sama mamah kamu...." Ujar Irwan dengan tersenyum, dia sangat ingat gimana ekspresi Abraham waktu itu.

Padahal Abraham itu tipe orang yang cool, nggak ekspresif. Tapi ketika berhubungan dengan Rania semua itu jadi berubah.

Abraham selalu berharap Rania akan Jadi jodohnya.

"Papah kamu juga senang banget. Karena ternyata Rania juga kenal dia, dan ingat sama dia..." Ujar Irwan.

"Walaupun dulu pas papah kamu cerita Om sedikit lucu sih ngedenger nya, karena ya wajar lah mamah kamu kenal sama papah kamu. Secara mereka kan satu kampus dulu. Dan papah kamu juga sangat terkenal karena tampan dan pintar.." ujar Irwan dengan tertawa geli.

Hampir semua orang di kampus dulu kenal sama Abraham. Jadi mustahil kalau Rania tidak kenal dengan Abraham.

"Pokoknya di hidup papah kamu, cuma ada Rania, Rania, dan Rania. Everything about Rania..." Ujar Irwan.

"Dan akhirnya hubungan mereka semakin dekat. Setelah satu tahun papah kamu memberanikan diri untuk melamar mamah kamu, tepat pas mamah kamu ulang tahun..." Ucap Irwan.

Abraham dan Rania itu tidak pernah pacaran, karena Abraham langsung mengajak Rania menikah.

"Dan mamah kamu terima, dia juga cinta sama papah kamu katanya. Kamu bisa bayangin kan gimana senengnya papah kamu waktu itu..."

Waktu itu Abraham nggak berhenti senyum.

Karena akhirnya Abraham bisa mendapatkan Rania. Bukan cuma sebagai kekasih, tapi sebagai istri yang akan terus menemaninya sampai tua nanti.

Hal yang selalu dia ingin kan selama ini, bisa hidup sampai tua dengan Rania.

"Akhirnya mereka pun menikah..." Ucap Irwan.

"Awalnya semua nya baik-baik saja, rumah tangga mereka berjalan lancar. Mereka saling mencintai..." Irwan menjeda ucapannya.

"Sampai akhirnya sesuatu terjadi..." Ucap Irwan menggantung kan ucapanya.

Membuat Arghi dan Afya semakin penasaran.

GEBETAN (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang