Afya bersenandung dengan riang masuk ke dalam sekolah nya.
"Nananannaana" ucap Afya dengan bernyanyi.
Afya langsung berhenti saat melihat Rian.
"Pagi Bulan, Afya nggak telat loh hari ini. Afya mau jadi murid teladan sekarang." Ucap Afya saat berpapasan dengan Rian.
"Terserah Lo." Ucap Rian tak peduli.
Afya menyipitkan matanya ke Rian yang sudah pergi melewati Afya begitu saja.
"Kasihan Bulan hidupnya nggak pernah bahagia, setiap hari mukanya cemberut terus." Ucap Afya dengan menirukan wajah Rian yang terus cemberut. Afya jadi prihatin dengan Rian.
Afya pun kembali melanjutkan perjalanan nya.
"Ke kelas Arghi dulu ah..." ucap Afya senang.
Afya pun langsung berjalan menuju kelas Arghi.
"PAGI SEMUA... AFYA CANTIK DATENG NIH, MAU NGEPELIN AYANG BEB HEHHE.." Teriak Afya di depan pintu kelas Arghi.
Semua teman-teman kelas Arghi menggelengkan kepalanya melihat tingkah Afya.
Setelah itu Afya pun langsung berjalan menuju meja Arghi.
"Pagi Arghi.." sapa Afya ceria.
"Pagi." Jawab Arghi singkat.
"Gimana, hari ini Arghi udah sayang sama Afya belum?" Tanya Afya dengan menyengir lebar.
"Belum." Bukan Arghi yang menjawab melainkan Damar.
Afya langsung menatap Damar dengan kesal.
"Afya nggak ngomong sama Damar, dasar jomblo." Ejek Afya.Damar langsung tertawa mendengar ucapan Afya.
"Kayak Lo punya pacar aja." Ucap Damar."Punya dong, Arghi kan pacarnya Afya..." Ucap Afya dengan menatap Arghi.
Arghi diam saja tidak menanggapi ucapan nggak jelas Afya.
Tawa Damar pun semakin pecah saat melihat Afya di cuekin Arghi.
"Sampai lebaran monyet pun Arghi nggak akan sayang sama Lo." Ucap Damar ingin menjahili Afya.
Membuat Afya semakin kesal.
"Monyet nggak lebaran." Ucap Afya menyahuti ucapan Damar."Darimana Lo tau?" Tanya Damar.
Mulai lah percakapan tidak jelas antara Damar dan Afya.
Percakapan yang hanya mereka berdua yang mengerti. Mereka kan memang keluarga nggak jelas.
"Kemarin Afya ngobrol sama monyetnya. Katanya mereka nggak lebaran." Ucap Afya semakin tidak jelas.
"Emang nggak jelas Lo berdua. Bikin setres yang denger aja." Ucap Gavin.
Gavin pun mengajak Davin untuk pergi dari sana. Daripada mereka mendengar obrolan Nggak jelas Damar dan Afya.
Afya pun tak peduli, dia kembali menoleh ke arah Arghi. Karena Arghi belum jawab pertanyaan nya.
"Masuk kelas sebentar lagi bel." Ucap Arghi ke bicara lebih dulu.
Membuat Damar tertawa, lagi dan lagi Afya di cuekin buat Arghi.
***
Setelah pulang sekolah Afya dan teman-teman nya tidak langsung pulang.
Mereka masih ada sekolahan untuk main basket.
Karena Arghi dan teman-teman nya lagi latihan basket, mereka mau ada turnamen antar sekolah Minggu depan.
Afya dan Sesil menunggu di pinggir lapangan.
Sementara Meiysa ikut main basket bersama Arghi dan teman-teman nya.
Karena Meiysa suka juga main basket.
Dan Meiysa juga anggota basket tim putri sekolah mereka.Mata Afya tidak bisa berhenti melihat ke arah Arghi, Arghi seksi banget saat lagi penuh keringat kayak gini. Membuat Afya tambah cinta aja.
"Afya Lo tau nggak, kemarin Gavin akhirnya main ke rumah Arghi." Ucap Sesil memberitahu Afya.
Setelah bertahun-tahun berteman dengan Arghi. Akhirnya kemarin Gavin dan yang lain di bolehkan datang ke rumah Arghi. Ini salah satu keajaiban menurut Sesil. Entah kenapa Akhirnya Arghi mengizinkan teman-teman nya datang ke rumahnya.
"Terus ya katanya rumah Arghi gede banget, Arghi itu benaran kaya tau." Ucap Sesil lagi.
Sementara Afya masih fokus ke Arghi, dia tidak menoleh ke arah Sesil sama sekali.
"Lo udah pernah di ajak main ke rumah Arghi?" Tanya Sesil.
Kali ini baru lah Afya menoleh ke Sesil.
"Udah Dong, Afya kan calon istrinya Arghi. Afya juga udah kenal sama calon mertua Afya." Ucap Afya cengengesan.
Sesil memutar bola matanya jengah, dia jadi menyesal bertanya ke Afya.
"AW.." Teriakan Meiysa membuat Sesil dan Afya langsung menoleh ke arah lapangan.
"Yah si Meiysa jatuh.." ucap Sesil.
Afya dan Sesil pun langsung berlari menghampiri Meiysa.
"Meiysa nggak papa?" Tanya Afya khawatir.
Lutut Meiysa sudah berdarah karena jatuh.
"Lutut Meiysa berdarah.." ucap Afya khawatir.
Arghi dan yang lain pun ikut menghampiri Meiysa.
Arghi berjongkok dan melihat lutut Meiysa.
"Ayo kita ke UKS aja." Ajak Arghi.
Lutut Meiysa harus segera di obati takutnya infeksi nanti.
Arghi pun hendak menggendong Meiysa, namun Meiysa menolaknya.
"Nggak usah, gue bisa jalan sendiri." Tolak Meiysa.
"Lutut Lo sakit, gimana Lo mau jalan." Ucap Arghi lagi.
Arghi tetap menggendong Meiysa dan langsung membawa Meiysa ke UKS.
Sementara yang lain langsung terdiam, mereka langsung tatap-tatappan saat melihat tingkah Arghi.
"Arghi cuma mau bantu Meiysa." Ucap Afya saat melihat ekspresi teman-teman nya.
Afya yakin niat Arghi hanya ingin membantu Meiysa saja. Jadi tidak perlu ada yang di curigai.
Afya pun menyusul Arghi dan Meiysa ke UKS, dan di ikuti oleh yang lainnya.
"Something wrong." Ucap Davin.
Davin kok jadi curiga, ada sesuatu antara Arghi dan Meiysa. Nggak biasa nya Arghi seperhatian itu dengan orang lain. Arghi kan biasanya cuek banget.
Namun Davin buru-buru menggelengkan kepalanya. Mencoba menghilangkan pikiran buruk di kepalanya. Mungkin saja benar kata Afya, Arghi cuma ingin membantu Meiysa saja.
Davin memilih untuk mengikuti teman-teman nya ke UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEBETAN (Tamat)
Teen FictionMenceritakan tentang kehidupan remaja, yang harus berjuang demi cinta dan cita-citanya. Seorang gadis cantik, lucu dan juga selalu ceria. Menyukai pria tampan yang dingin, tapi sangat baik. Namun sayang pria ini tidak menyukainya. Bagaimana kah kisa...