Hallo 🖐 ini adalah Sequel dari cerita sebelumnya. Yang belum baca cerita sebelumnya silahkan baca. Dijamin nggak akan menyesal! Bye
***
Luka? Alda tidak tahu kapan terakhir kali ia merasakan sakit karena terluka. Alda sudah mati rasa, rasa sakit itu sudah tidak terasa menyakitkan untuknya.
Dua tahun waktu yang cukup untuk Adinda Kayana Aldari menjadi gadis yang lebih baik. Banyak hal yang terjadi dihidupnya tapi berhasil Alda kendalikan. Alda pikir hidupnya akan kembali tenang paling tidak masih ada waktu tiga tahun. Tapi ternyata Alda salah, kedatangan Andrian dan teman-temannya mengusik kehidupan tenang Alda.
Perjanjian lima tahun yang Andrian berikan, dilanggar begitu saja membuat Alda marah. Tapi waktu tidak mengizinkannya untuk marah. Banyak hal yang berubah didiri Alda, begitupun juga Andrian. Andrian menjadi lebih misterious, berbahaya, dan pemarah. Bahkan tanpa Arion, alter ego pria itu.
Alda tidak akan pernah menyangka kedatangan Andrian juga membawa teror yang mengerikan dihidupnya. Satu persatu kekacauan datang menghampiri kehidupan Alda yang tenang. Teror misterious dari seseorang yang tak Alda tahu, berhasil membuat si tokoh antagonis itu ketakutan. Karena yang orang itu incar bukan Alda tapi orang-orang yang ia sayangi.
"Ah, ini karma gue beneran!" runtuk Alda kesal saat ia menatap tajam kado istimewa yang ia dapat. Kado yang sangat membuat Alda marah besar.
***
Alda memandang Andrian kesal. "Kamu ngapain disini? Ini nggak sesuai perjanjian kita! Pulang sana," usir Alda kesal.
Andrian tidak mengubris Alda, pria itu memilih memeluk pinggang Alda erat. "Nggak boleh gitu sama suami, dosa!" Alda mendengus tidak senang, "Masih ada 3 tahun aku bebas. Pokoknya kamu pindah ke negara lain sana! Ngapain pindah ke negara ini juga. Kamu yang buat perjanjian kamu juga yang mengingkarinya."
Andrian melepaskan pelukannya, ia lebih memilih menidurkan tubuhnya di kasur Alda dari pada mendengar ocehan gadisnya.
"Kamar ini, milik gadisnya. Alda juga ada disisinya tidak akan ada yang bisa menjauhinya dengan Alda." Pikiran itu berhasil membuat pikiran Andrian yang gelap dan berantakan tenang. Apalagi saat ia mencium aroma tubuh Alda di kamar itu.
Andrian perlahan-lahan tertidur. Alda mengelengkan kepalanya pasrah, "Tidak ada yang bisa menganggu seorang pangeran iblis yang sedang tidur bukan? Jadi lebih baik Alda yang mengalah." Alda berbalik untuk pergi dan menutup pintu kamar. Gadis itu hanya menghembuskan napas pasrah.
"Ah, pokoknya pas Andrian bangun gue harus usir dia dari sini!" ucap Alda yakin. Tapi beberapa hal tidak dapat ia prediksi.
***
Alda menatap keenam pria yang terlihat lebih dewasa dibanding 2 tahun lalu. Ia melirik Arkan kesal, "Ngapain sih kesini lo kan tahu gue ada perjanjian sama Andrian? Masa dia mau melanggarnya. Duh kalau gini gue jadi menyesal menikah sama tu orang. Kelihatannya sikap egoisnya masih ada," keluh Alda.
Arkan mengusap rambutnya tidak tahu harus berkata apa. "Andrian emang harus ada disekitar lo, Al. Dia jadi lebih mengerikan semenjak 1 tahun lalu. Pokoknya lo jangan buat dia kesal atau dia mungkin bakal menggila apalagi ucapan lo tadi."
"Lo disini hidup tenang, tapi kami nggak ada yang bisa menghembuskan napas kencang kalau disekitar Andrian." ucap Arkan frustasi.
"Dia iblis! Mirip lucifer! Mengerikan." Arkan tidak menyanggka dibalik senyum protagonis Andrian tersimpan hati yang hitam dan jahat.
"Dih makin lemah aja lo!" ejek Alda.
***
Alda membuang kado itu di tempat sampah, Alda melirik kiri dan kanan berharap menemukan orang kurang ajar yang memberikannya kado spesial ini. Alda menggertakkan giginya marah. Ia bernapas lega saat tahu bukan Keila atau Keira yang menemukan kotak itu. Alda terdiam cukup lama sampai seseorang menyadarkannya dari lamunan. "Ngapain kamu di sini?" tanya Andrian penasaran.
Pria itu melirik sebuah kado yang terbungkus kotak yang cantik dan ingin mengambilnya penasaran dan juga merasa cemburu. Mata Andrian menggelap membayangkan ada seseorang yang mengincar dan memberikan sesuatu pada gadisnya. Alda menghalangi tangan Andrian dan mengajak pria itu ke dalam.
Andrian mengikuti Alda tapi mata tajamnya memperhatikan tempat sampah itu. "Ck... liat apa sih itu cuman benda nggak penting." Alda mendorong Andrian masuk, Alda menoleh kebelakang sesaat dan menatap tempat sampah lagi.
"Semoga saja itu hanya kelakuan seseorang yang iseng walaupun perasaan Alda mengatakan itu bukan perbuatan orang iseng!" harap Alda.
***
Kenapa pendek? Soalnya ini prolog. Sampai jumpa di chapter 1. Aku post kalau udah 550 like dan 600 komentar.
Yok bikin aku semangat buat nulis part selanjutnya dengan komentar dan like.
Semoga ada yang penasaran.
Yang berharap ini nggak ada konflik 😭 tidak mungkin sayang.
Tenang aja kalau lebih dari 1 minggu nggak tercapai bakal aku up juga. Aku mau nabung chapter nanti malam. Bye beneran ini!
Kalau mau spam komentar disini
Yang baru baca tolong like dan komentnya!!! Jangan jadi siders!!!
30 Agustus 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous My Husband
RomanceSEQUEL SPF, BACA CERITA SEBELUMNYA DULU BIAR NGERTI! SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA! WARNING 18+ Luka? Alda nggak tahu kapan terakhir kali dia merasakan sakit karena luka. Alda mati rasa karena sudah terbiasa. Dua tahun dari waktu lima tahun sudah ter...