"Kehilangan adalah sebuah kepastian. Rindu mungkin masih sering hinggap tapi bumi akan selalu berputar dan gak akan pernah berhenti ketika kita ngerasa kehilangan. Bangkit itu bukan pilihan tapi kepastian."
-TheHeavenlyMirror-
***
Langkah kaki terdengar cukup keras di lorong Aldari High School yang sepi. Alda baru saja keluar dari kelas, ia berlari kecil saat melihat Aksa berdiri di tengah lapangan.
Princess lebih memilih berada di kelas sampai malam hari dibanding harus pulang ke kediaman Aldari. Senyum Alda merekah seperti sebuah bunga yang sedang mekar. Matanya berbinar saat melihat sahabat kecilnya yang sudah lama tidak ia temui.
"Aksa," panggil Alda bersemangat.
Aksa yang mendengar panggilan Alda, menoleh sesaat dan memilih melanjutkan fokusnya ke arah bola.
Alda yang tidak memperhatikan wajah datar Aksa tidak menyadari bahwa hubungan mereka sudah mulai retak sejak itu.
"Lo kemana aja sih? Gak pernah keliatan padahal gue nungguin lo tahu gak. Kapan-kapan ayo ke kantin bareng lagi. Gue udah kangen sama kalian," ajak Alda.
"Sorry, kita gak bisa," tolak Aksa cepat.
Alda yang mendengar tolakan Aksa, mengangkat alisnya heran. Ia mencoba merebut bola yang sedang dimainkan cowok itu.
Alda jadi ingat dulu mereka sering bermain basket bersama.
Saat Alda akan berhasil mengambil bola basket dari Aksa, cowok itu tiba-tiba membuang bola itu ke belakang. Alda terhenyak, ia termangu dan menatap mata Aksa yang dingin dan datar.
Jantung Princess berdetak kencang, ia tahu ada yang salah dengan tatapan Aksa. Seumur hidupnya Aksa tidak pernah menatapnya dengan sorot itu.
Cara Aksa menatapnya seperti menatap seorang yang tidak cowok itu sukai.
Tapi kenapa? Apa salah Alda? Alda dibuat bingung dan tidak mengerti.
"Gue mau makan sama Kara," lanjutnya.
Alda tersadar dari lamunannya setelah mendengar jawaban dari Aksa.
"Iya, lo bisa aja ngajak Kara bareng kita."
Aksa terkekeh, senyum mengejek itu berhasil menyakiti hati Alda.
"Gue tolak, gue gak akan ngebiarin lo nyakitin dia lagi."
"Hah? Kapan coba gue nyakitin dia?" tanya Alda heran.
"Lo ngancam Karakan sampai buat dia ketakutan! Alda lo itu harus sadar, lo itu cuma sahabat gue dan gak akan pernah lebih. Gue peringatin sama lo, sekali lagi lo nyakitin Kara lo musuh gue."
Aksa berbalik pergi, ia tidak memperdulikan lagi Alda.
"Tunggu lo salah paham gue cuma ngasih dia kesempatan buat jujur sama lo. Dia udah boho..." Ucapan Alda terhenti saat melihat Aksa berbalik dan mengatakan hal yang menyakitkan.
Langkah Aksa berhenti dan menatap mata Alda dingin.
"Gue gak bisa ngelindungin lo lagi, dibanding lo ganggu gue. Lebih baik lo cari cowok lain, cowok baik, kaya, ganteng dan bisa ngatur lo agar gak ngebully orang lagi. Bukan cowok kayak gue yang malah ngelindungin pembully gak berotak kayak lo."
"Kara bohongin lo Aksa, gue bakal bicara sama Kara nanti biar dia jujur sama lo. Lo salahpaham gue gak pernah ngebully orang tanpa alasan dan gue sama sekali gak ngebully Kara. Diakan pacar lo, pacar sahabat gue sendiri," jelas Alda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous My Husband
RomanceSEQUEL SPF, BACA CERITA SEBELUMNYA DULU BIAR NGERTI! SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA! WARNING 18+ Luka? Alda nggak tahu kapan terakhir kali dia merasakan sakit karena luka. Alda mati rasa karena sudah terbiasa. Dua tahun dari waktu lima tahun sudah ter...