"Dunia itu kejam dan itu kenyataannya, tapi bukan berarti kita menyerah dan patah. Mungkin saja akan ada suka setelah duka."
-Heavenly_Mirror-
Jangan lupa like dan comment! Yang banyak!
***
Kalian tahu apa yang paling menyedihkan di dunia? Ketika kita kehilangan seseorang dan rasa rela belum bisa kita capai. Pernah dengar istilah melempar kata tidak semudah melakukannya. Alda mungkin mudah mengatakan, dia tidak akan memaafkan Aksa tapi di dalam hati Alda. Alda sulit untuk tidak memaafkan Aksa.
Alda itu hanya seorang gadis yang sok kuat padahal sebenarnya ia rapuh. Alda sedih ketika dulu Aksa pergi dari hidupnya, Alda akui Aksa memang benar cinta pertamanya. Tapi sepertinya kalian lupa bagi Alda cinta tidak lebih berarti dibanding sahabat, kakak yang selalu melindunginya. Katakan Alda bodoh, tapi percayalah merelakannya tidak semudah mengatakannya.
Kaki Alda berhenti melangkah saat melihat pria yang ia kenal berlari kearahnya. Pria itu melempar jaket ke kepala Alda. Dengan gerakan cepat, pria itu merengkuh pinggang Alda dan menyembunyikan Alda dipelukannya.
Alda berusaha memberontak, ia mendesis yang hanya dapat didengar oleh pria itu. "Heh lo gila ya!" ucap Alda kesal.
Pria itu tidak mengubris pemberontakkan Alda, ia malah semakin erat menekan kepala Alda kepelukkannya dan berbisik, "Kalau lo gak mau Andrian tahu lo disini mending diam." Tubuh Alda kaku, otaknya tidak dapat berpikir jernih.
Ia meringis hal pertama yang tidak ingin Alda dengar adalah ketika Andrian menemukan keberadaannya. "Nggak, itu gak boleh terjadi. Bisa gawat kalau Andrian tahu Alda ada disini, apalagi jika dia tahu Alda dipeluk sama cowok lain."
Melihat sikap patuh Alda, Skala tersenyum miring. "Ck... imut juga nih cewek kalau kalem,"
Skala menatap Andrian dengan tajam, berbanding terbalik dengan Andrian yang menatapnya dengan jenaka. "Jadi si culun udah berubah ya? Sedikit gak menyangka gue." Tatapan meremehkan itu membuat Skala sangat marah, tanpa sadar Skala mencengkram pinggang Alda kencang.
Alda meringis, ia sangat kesal dan balik mencubit pinggang Skala kuat. "Mampus," desis Alda lirih. Skala yang mendengar itu melotot, "Gue lempar juga lo ya!" Ancaman Skala tidak membuat Alda takut.
"Coba aja, jangan kaget kalau tangan lo dipotong sama Andrian karena dia tahu lo megang pinggang gue. Lo sendirikan yang bilang cowok kayak kalian cemburunya gak terkira!" Ancaman Alda berhasil membuat Skala kesal bukan kepalang, niatnya ingin mengancam tapi tindakannya malah melukai dirinya sendiri.
"Di mana Alda?" Pertanyaan Andrian berhasil membuat Skala tersenyum miring, "Lo nanya gue? Gue nanya siapa dong? Lo aja gak tahu dia di mana, gimana gue," ucap Skala santai.
Mendengar itu Andrian berdecih, ia mendekat ia ingin berbicara serius dengan Skala. "Ck... bisa serius gak lo! Gue tahu dia dilindungin sama lo ya."
Skala berdecih, ia beracting. "Ngapain gue lindungin tunangan orang lain. Gak ada untungnya buat gue, malah lebih banyak ruginya karena bertengkar sama laki-laki gak punya hati kayak lo."
Mimik wajah Andrian berganti datar, "Fine, kalau lo emang gak mau kerja sama tapi jangan salahin gue kalau gue berbuat nekat." Tangan Andrian bergerak cepat untuk merampas gadis yang ia kira Aletha dari tangan Skala.
Mata Alda melotot, saat ia merasakan tarikan paksa yang mencoba untuk menjauhkannya dari Skala.
Gila, jangan sampai Andrian tahu kalau Skala memeluknya. Andrian tidak boleh tahu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous My Husband
RomanceSEQUEL SPF, BACA CERITA SEBELUMNYA DULU BIAR NGERTI! SEBELUM BACA FOLLOW DULU YA! WARNING 18+ Luka? Alda nggak tahu kapan terakhir kali dia merasakan sakit karena luka. Alda mati rasa karena sudah terbiasa. Dua tahun dari waktu lima tahun sudah ter...